breaking limits ecstatic journey merangkul perbedaan menemukan kepemimpinan bersama aiesec in ipb - News | Good News From Indonesia 2025

Breaking Limits, Ecstatic Journey: Merangkul Perbedaan, Menemukan Kepemimpinan bersama AIESEC in IPB!

Breaking Limits, Ecstatic Journey: Merangkul Perbedaan, Menemukan Kepemimpinan bersama AIESEC in IPB!
images info

Breaking Limits, Ecstatic Journey: Merangkul Perbedaan, Menemukan Kepemimpinan bersama AIESEC in IPB!


Perjalanan internasional bukan hanya tentang memiliki galeri foto yang penuh warna atau paspor yang penuh cap. Salah satu delegate Global Volunteer (GV) bernama Ardra Natania Tarigan, akrab disapa “Natan”, menganggap pengalaman ini sebagai pelajaran hidup yang membekas. GV mengajarkan Natan banyak tentang keberanian, kepemimpinan, dan penghargaan terhadap kultur yang berbeda.

Setiap hari di Korea membawa ruang belajar baru untuk Natan. Tantangan tentunya datang, tetapi Natan berhasil mengubahnya menjadi sebuah kebiasaan baik karena ia mampu mengatur waktu, mengelola keuangan, dan memenuhi kewajiban pribadi.

Semua keterampilan itu ia dapat secara nyata, bukan hanya dalam teori. Hal tersebut termasuk ketika Natan diberi kesempatan mengajar anak-anak Korea dengan karakter yang begitu beragam di kelas. Cerita penuh tawa, rasa syukur, dan kebahagiaan yang sulit dilupakan muncul dari kejadian sederhana itu ucapnya.

"Saya belajar bahwa kepemimpinan bukan selalu tentang memimpin banyak orang, tapi berani mengambil langkah pertama ketika situasi membutuhkan," cerita Natan saat diwawancarai.

baca juga

Untuk Natan, memimpin bukan sekadar memberikan arahan, tetapi bagaimana ia mampu mendengarkan, memahami, dan bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama. Di tengah keberagaman budaya, ia belajar bahwa perbedaan adalah kekuatan yang justru memperkaya pengalaman.

Pengalamannya di GV membuka matanya tentang arti menghargai kultur yang berbeda. Dari interaksi sederhana hingga kegiatan sehari-hari, Natan menyadari bahwa setiap perbedaan membawa nilai berharga. GV adalah perjalanan transformasi yang akan selalu dikenang sepanjang hidup Natan.

Jika Natan perlu menggambarkan pengalamannya dengan satu kata, Natan memilih untuk digambarkan sebagai "ekstasi". Hal ini karena segala hal terasa luar biasa sekaligus menyenangkan dan menantang. Meskipun sulit untuk menerjemahkan seluruh perasaan itu dalam kata-kata, Natan menyadari bahwa setiap momen memiliki makna tersendiri.

Ia belajar beradaptasi dengan cepat, menghadapi tantangan dengan tenang, serta membangun hubungan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Tawa, kesalahpahaman kecil, hingga perasaan rindu rumah, semuanya berpadu menjadi perjalanan emosional yang mendewasakan dirinya.

Natan Bersama Delegasi dari Negara Lain
info gambar

Natan bersama delegasi dari negara lain. | Foto: Dokumentasi Global Volunteer AIESEC in IPB


Meskipun Natan sempat mengalami culture shock seperti dihadapi dengan perbedaan dalam hal makanan, budaya, dan lingkungan yang sempat menimbulkan ketakutan dan keraguan, semua tantangan itu akhirnya ia ubah menjadi pelajaran berharga karena Natan berhasil menjadi seseorang yang lebih terbuka, mencoba berinteraksi dengan orang lain, dan belajar menghargai detail kesehariannya.

“Di hari pertama saya sempat ragu karena takut dan overthinking tentang bagaimana saya akan bertahan lebih dari sebulan di Korea. Tapi, saya ingat bahwa saya akan selalu berusaha membuka diri, mencoba berinteraksi dengan orang-orang baru, dan menikmati setiap pengalaman kecil. Perlahan, saya pun bisa beradaptasi, lebih menikmati prosesnya, dan justru banyak belajar dari perbedaan budaya itu,” ujarnya.

Dari Natan yang mengikuti Outgoing Global Volunteer (oGV), kita bisa belajar bahwa adaptasi tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang melalui perubahan. Melalui oGV, Natan berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari perbedaan bahasa, budaya, hingga cara hidup sehari-hari.

Semua itu mengajarkannya untuk tetap fleksibel dan terbuka. Ia menemukan bahwa adaptasi bukan berarti kehilangan jati diri, tetapi justru memperkaya cara pandangnya terhadap dunia.

baca juga

Dari interaksi dengan orang-orang lokal hingga kerja sama dengan delegasi internasional lainnya, Natan belajar memimpin dirinya sendiri sebelum mampu memberi dampak pada orang lain.

Pengalaman ini juga melatih kemampuannya dalam mengatur waktu, mengelola emosi, serta mengambil keputusan dengan bijak. Ia menyadari bahwa kepemimpinan sejati lahir dari proses panjang penuh tantangan, bukan hanya dari teori yang dipelajari.

Lewat kisah Natan, kita diingatkan bahwa Global Volunteer adalah ruang untuk tumbuh, sebuah perjalanan yang membukakan mata, memperkuat keberanian, dan menanamkan keyakinan bahwa setiap orang bisa memberi kontribusi nyata bagi dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AI
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.