Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka, melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (25/9/2025). Kunjungannya ini menyoroti beberapa isu penting, seperti percepatan infrastruktur pertanian, pelestarian pasar tradisional, dan peran generasi muda—khususnya santri—dalam menggerakkan inovasi.
Dorong Bayuasin Jadi Lumbung Pangan
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu lumbung pangan utama di Sumatra Selatan. Namun, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi daerah ini, seperti kurangnya infrastruktur dan distribusi.
Herman Deru, Gubernur Sumatra Selatan, dalam keterangan resminya mengungkap jika Banyuasin menghadapi tantangan serius, di antaranya kemacetan parah di ruas Palembang-Betung akibat lambatnya penyelesaian tol Kapal Betung, kerusakan jalan lintas tengah dan timur, dan minimnya Pelabuhan laut yang mengakibatkan distribusi hasil panen hanya bergantung pada pelabuhan sungai di Palembang.
Menyadur dari laman Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Banyuasin sukses menduduki peringkat ke-2 Lumbung Pangan Nasional dengan produksi padi terbesar di Indonesia. Kabupaten ini mampu memproduksi padi sebanyak 1.163.416 ton/GKG.
Di sisi lain, dalam hal luas panen, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, Banyuasin berada di peringkat pertama sebagai daerah di Indonesia dengan luas panen terbesar—228.183 hektare.
Selain itu, Banyuasin juga menjadi lumbung jagung terbesar ketiga di Sumatra Selatan. Pada agenda panen raya yang dihadiri Wapres, ada 10.000 hektare lahan yang dikelola Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Banyuasin yang siap panen.
Bahkan, dari 4.453 hektare lahan saja, proyeksi jumlah jagung yang diperoleh adalah sekitar 26.718 ton. Besar harapan agar hasil panen ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat posisi Banyuasin sebagai lumbung jagung nasional.
Minta Generasi Muda Jadi Motor Inovasi Pertanian
Sebagai lumbung pangan, Gibran meminta anak-anak muda Banyuasin untuk menjadi penggerak inovasi pertanian. Menurutnya, peran pemuda sangat krusial untuk menjawab tantangan pertanian masa kini.
"Berikanlah kesempatan kepada generasi muda ini untuk melakukan penelitian, penelitian dan pengembangan, serta memanfaatkan mekanisasi untuk meningkatkan produksi," jelas mantan Wali Kota Solo itu.
Hal tersebut ia sampaikan saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Gibran mendorong pesantren untuk mendorong penguasaan teknologi yang relevan dengan kebutuhan bangsa saat ini, khususnya di sektor pertanian yang menjadi arah fokus pemerintah.
“Nanti harapannya ke depan anak-anak muda bisa ikut serta. Misalnya, di mekanisasi, penggunaan teknologi AI, misalnya untuk pengecekan pH tanah, penggunaan drone untuk menyebar bibit,” harapnya.
Pasar 16 Ilir sebagai Penggerak Ekonomi
Pasar 16 Ilir di Palembang, Sumatra Selatan, adalah pasar yang memiliki nilai historis. Berdiri sejak 1821, kawasan ini memang sudah direncanakan sebagai area perdagangan penting di Palembang.
Zaman dahulu, Belanda menetapkan Pasar 16 Ilir sebagai pusat perdagangan. Seiring berjalannya waktu, tempat tersebut menjadi salah satu titik vital penggerak ekonomi di Palembang.
Pemerintah setempat pun mendukung adanya revitalisasi dan peningkatan fasilitas agar pedagang dapat berktivitas dengan nyaman. Namun, tetap dengan mempertahankan suasana khas tradisionalnya.
Di sisi lain, Gibran turut meminta agar Pasa 16 Ilir yang legendaris itu dapat menjadi identitas kota dan penggerak ekonomi rakyat. Dengan lokasinya yang strategis, Gibran berharap Pasar 16 Ilir bisa menjelma sebagai daerah wisata belanja dan budaya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News