Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki seragam pakaian dinas lapangan (PDL) dengan corak dan warna baru. Seragam baru tersebut sudah mulai dipertontonkan pada khalayak ramai di momen peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 TNI, Minggu (5/10/2025) di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Seragam baru TNI terlihat jauh lebih terang dibandingkan seragam lamanya. Perubahan tersebut bukan sekadar perubahan tampilan saja, tetapi sekaligus menjadi simbol modernisasi, adaptasi, dan kesiapan untuk menjaga kedaulatan NKRI di medan operasi.
Perbedaan Seragam Baru TNI dengan yang Lama

Seragam lama TNI | tni.mil
Seragam TNI lama menggunakan loreng Malvinas. Corak seragam yang lama memiliki tiga blok warga besar, yakni dominasi hijau tua (army), cokelat tua, dan warna sejenis krem gading atau ivory cream.
Penggunaan loreng Malvinas pada seragam TNI sudah dipakai sejak tahun 1982. Corak tersebut terinspirasi dari Perang Malvinas (Falklands War) antara Argentina dan Inggris. Pola loreng dengan warna army, cokelat tua, dan krem dianggap lebih cocok untuk wilayah tropis di Indonesia saat itu.
Penggunaan motif loreng pada seragam militer memang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Karena Indonesia merupakan negara tropis dengan banyak pepohonan yang lembab, warna pada seragam TNI yang lama dianggap lebih cocok untuk melakukan kamuflase di lapangan.
Motif ini tentu sangat ikonik dan sudah menjadi ciri khas TNI. Namun, desainnya dianggap kurang adaptif dengan kebutuhan operasi militer di era modern.

Seragam baru TNI | Screenshot YouTube TNI
Sementara itu, seragam baru memiliki warna sage green—hijau keabu-abuan. Jika dibandingkan dengan seragam versi lawas, tampak jelas jika motif loreng seragam baru menggunakan pola digital yang lebih kecil. Selain itu, intensitas warnanya juga jauh lebih terang.
Pemilihan motif anyar ini dilakukan bukan tanpa sebab. Setelah melalui proses diskusi panjang, corak baru dengan aksen hijau keabuan ini dianggap lebih sesuai dengan kondisi vegetasi di Indonesia, sehingga akan terkesan lebih ‘alami’ saat melakukan penyamaran di operasi darat.
Tak hanya itu, pemilihan warna disesuaikan dengan fungsi tempur, penampilan, dan kenyamanan para prajurit saat mengenakannya. Desainnya sengaja dirancang untuk memungkinkan prajurit menyatu dengan kondisi alam di mana mereka bertempur.
Di sisi lain, pergantian warna juga memberikan kesan alami dan harmonis. Seragam baru TNI juga diharapkan menjadi penanda arah baru modernisasi militer Tanah Air yang ikut menyesuaikan tren seragam militer global.
Dipakai untuk Semua Matra TNI
TNI memiliki seragam loreng yang berbeda, disesuaikan dengan jenis matranya. Akan tetapi, penggunaan PDL baru TNI akan berlaku bagi seluruh matra, baik TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU. Keputusan perubahan seragam ini sudah difinalkan melalui Keputusan Panglima (Keppang) TNI pada 27 September 2025.
Melansir dari ANTARA, seragam baru TNI ini merupakan buatan dalam negeri. Menariknya, disebutkan bahwa seragam tersebut sudah diciptakan oleh Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa saat masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News