mitos tentang sedou alat masak tradisional dari kalimantan barat dalam budaya melayu ketapang - News | Good News From Indonesia 2025

Mitos tentang Sedou, Alat Masak Tradisional dari Kalimantan Barat dalam Budaya Melayu Ketapang

Mitos tentang Sedou, Alat Masak Tradisional dari Kalimantan Barat dalam Budaya Melayu Ketapang
images info

Mitos tentang Sedou, Alat Masak Tradisional dari Kalimantan Barat dalam Budaya Melayu Ketapang


Sedou adalah salah satu alat masak tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Melayu Ketapang, Kalimantan Barat. Biasanya alat masak ini akan digunakan pada momen-momen tertentu di tengah masyarakat.

Tahukah Kawan, ternyata keberadaan sedou di tengah masyarakat Melayu Ketapang lebih dari sekadar alat masak tradisional saja. Ada juga mitos dan pantangan yang berkembang di tengah masyarakat terkait alat masak ini.

Apa saja pantangan atau mitos yang berkaitan dengan alat masak tradisional dari Kalimantan Barat tersebut?

Sedou, Alat Masak Tradisional Kalimantan Barat

Dikutip dari buku Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Daerah Kalimantan Barat, sedou merupakan salah satu alat masak tradisional berasal dari daerah Kalimantan Barat. Alat masak yang mirip dengan dayung sampan ini biasanya digunakan ketika ada acara khusus yang digelar di tengah masyarakat, seperti perkawinan, selamatan, pesta, sunatan, dan lainnya.

Biasanya sedou digunakan sebagai alat pengaduk nasi yang dimasak dalam momen tersebut. Kebutuhan makanan yang lebih banyak dari waktu-waktu biasanya membuat sedou menjadi alat yang tepat digunakan dalam momen ini.

Ketika ada sebuah acara, biasanya masyarakat akan saling bergotong royong untuk memasak berbagai macam makanan yang akan disajikan. Nasi menjadi salah satu makanan yang tidak terpisahkan dari penyelenggaraan acara yang ada.

Dalam momen ini, nasi yang akan disajikan dimasak dalam sebuah kuali atau wajan yang besar. Pada saat inilah sedou digunakan untuk mengaduk nasi yang dimasak di dalam kuali atau wajan tersebut.

Biasanya orang yang menggunakan sedou mesti memiliki kekuatan fisik yang mumpuni. Sebab dibutuhkan tenaga yang cukup agar nasi yang dimasak bisa teraduk sempurna dengan menggunakan sedou.

Selain itu, orang yang mengaduk nasi dengan sedou juga mesti berhati-hati ketika menggunakan alat ini. Dia mesti memastikan posisi mengaduk dengan benar agar terhindar dari bahaya, seperti terkena panas dari kayu bakar atau kuali besar yang digunakan untuk memasak nasi.

Mitos Seputar Sedou

Alat masak tradisional ini lekat dengan budaya masyarakat Melayu Ketapang yang ada di Kalimantan Barat. Hal ini membuat sedou dianggap lebih dari sekadar alat masak saja.

Ada juga mitos yang berkembang di tengah masyarakat terkait alat masak yang satu ini. Mitos ini terkait dengan kepercayaan maupun larangan dalam penggunaan alat masak sedou pada situasi tertentu.

Mitos atau pantangan yang berkembang di masyarakat ini berkaitan dengan sedou yang sudah rusak atau tidak bisa digunakan lagi. Menurut kepercayaan masyarakat, ketika menggunakan sedou, orang yang memakai alat ini mesti berhati-hati dalam proses mengaduknya.

Sebab sedou yang digunakan tidak boleh patah ketika digunakan. Jika hal ini terjadi, maka akan ada bala atau kesulitan yang dipercaya akan menimpa orang yang menggunakan sedou tersebut.

Bala ini bisa berupa penyakit atau kesulitan yang menimpa orang tersebut. Untuk menghilangkan bala dari pantangan ini, maka ada beberapa hal yang mesti dilakukan.

Pertama, orang tersebut mesti berlari kecil mengitari dapur sebanyak tujuh kali dengan melepaskan semua pakaian. Biasanya hal ini dilakukan ketika malam hari agar tidak ada orang lain yang melihat

Setelah itu, orang tersebut bisa masuk ke dalam sumur atau kolam. Jika tidak ada, maka bisa juga untuk berendam di dalam parit yang ada di dekat rumah.

Orang ini kemudian mandi dan membersihkan diri di dalam parit tersebut. Kemudian dia bisa berpakaian kembali dan mengambil sedou patah yang digunakan sebelumnya.

Sedou ini kemudian mesti dibakar di tempat yang jauh dari rumah. Hal ini bertujuan agar asap pembakaran tidak masuk ke dalam rumah.

Jika asap pembakaran sedou masuk ke dalam rumah, maka hal ini juga dipercaya bisa mendatangkan bala. Setelah semua sedou terbakar, abu dari sisa pembakaran bisa dicorengkan di bagian kening untuk menghindari bala.

Terakhir akan diadakan pembacaan doa sebelum orang tersebut bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.