Sungai Maron adalah sebuah destinasi wisata air yang memukau yang terletak di Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Tempat ini menawarkan pengalaman petualangan susur sungai yang berbeda dari destinasi sungai pada umumnya. Keunggulan utamanya terletak pada aliran airnya yang jernih, seringkali memancarkan warna biru kehijauan yang kontras dengan rimbunnya hutan tropis di sepanjang tepian.
Suasana di Sungai Maron sangat tenang dan asri, seolah membawa Kawan GNFI jauh dari hiruk pikuk modernitas. Julukan "Amazon Jawa" yang disematkan oleh banyak pengunjung bukanlah tanpa alasan.
Sebab, vegetasi di sekitarnya yang lebat, mulai dari pepohonan besar hingga bakau di hilir, menciptakan koridor alam yang meneduhkan dan memanjakan mata. Ini adalah pelarian sempurna bagi yang merindukan kesejukan alam murni.
Berada di Kabupaten Pacitan, yang dikenal sebagai “Kota 1001 Gua”, Sungai Maron sukses melengkapi kekayaan alam daerah ini dengan pesona air tawar yang menawan.
Keindahan alaminya yang terjaga membuatnya menjadi destinasi andalan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang mencari ketenangan dan pengalaman unik berpetualang di atas air yang memantulkan keindahan.
Sekilas Mengenai Sungai Maron
Sungai Maron adalah salah satu dari 2.397 aliran sungai yang dimiliki Indonesia. Membentang sepanjang 4,5 kilometer, aliran air bersih ini berasal dari mata air alami yang muncul dari celah-celah bukit karst di Desa Dersono.
Meskipun sudah dimanfaatkan secara sederhana oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi wisata sejak 2012, namun pengelolaan yang lebih terstruktur dan masif dimulai setelah diresmikan sebagai destinasi andalan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan.
Pengelolaan wisata di sini dilakukan secara mandiri oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Karang Taruna Desa Dersono. Hal ini memastikan bahwa nuansa kearifan lokal tetap kental, dan lingkungan alami Sungai Maron senantiasa terjaga keasliannya.
Sungai ini memiliki kedalaman rata-rata 20 meter, meskipun di beberapa titik tertentu bisa lebih dangkal atau mencapai 30 meter, dengan karakteristik air yang akan berubah warna menjadi cokelat keruh saat musim hujan tiba, namun memancarkan warna biru kehijauan yang memikat di musim kemarau.
Daya Tarik Utama Sungai Maron
Sungai Maron menawarkan serangkaian kegiatan yang akan memuaskan dahaga Kawan GNFI akan petualangan alam yang menenangkan dan pemandangan yang menawan.
Titik fokus utama di sini adalah sensasi Susur Sungai Maron menggunakan perahu nelayan berkapasitas 3-4 penumpang, dengan ditemani oleh juru mudi lokal. Perjalanan yang memakan waktu sekitar 45 menit untuk rute pulang pergi sejauh 4,5 kilometer ini akan menyajikan panorama tiada duanya.
Sepanjang perjalanan, Kawan GNFI akan disambut oleh deretan tebing-tebing batu karst dan batu kapur yang menjulang gagah, berpadu harmonis dengan vegetasi hutan tropis yang lebat.
Pepohonan rimbun, termasuk pohon kelapa di hilir, menjulurkan dahan dan daunnya seolah membentuk atap alami di atas sungai, memberikan suasana teduh seperti berada di pedalaman Amazon.
Di beberapa lokasi, kejernihan air memungkinkan Kawan GNFI melihat dasar sungai dengan jelas, bahkan ikan-ikan kecil yang berenang. Susur sungai ini berakhir dengan pemandangan muara yang dramatis di Pantai Ngiroboyo, sebuah pantai dengan ombak Samudra Hindia yang besar, tempat Sungai Maron melebur ke laut.
Di titik-titik tertentu dengan kedalaman yang lebih dangkal, Kawan GNFI juga dapat menikmati waktu untuk berenang atau sekadar bermain air. Ada pula spot-spot yang menarik secara visual, seperti batang-batang pohon besar yang membengkok di atas aliran sungai atau properti ayunan yang diikatkan ke pohon.
Tak jauh dari aliran utama, terdapat Teleng Sirah, sebuah ceruk yang dikelilingi hutan desa dengan tebing batu karst dan air biru jernih, menambah pesona eksotis area ini.
Akses Menuju Sungai Maron
Sungai Maron berlokasi di Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, Pacitan. Dari pusat Kota Pacitan, jaraknya sekitar 24 kilometer, dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam 10 menit berkendara.
Rute perjalanan umumnya menyusuri Tumpak Rinjing hingga Dadapan Watukurung, yang didominasi oleh kontur jalan menanjak, menurun, dan berkelok tajam, sehingga disarankan menggunakan kendaraan pribadi roda dua atau roda empat.
Bagi Kawan GNFI yang datang dari luar daerah, setelah tiba di Surabaya (melalui penerbangan), perjalanan dapat dilanjutkan menggunakan bus atau shuttle menuju Pacitan. Karena lokasinya sudah cukup populer, Kawan GNFI tidak perlu khawatir tersesat karena papan penunjuk jalan ke arah Dersono atau bertanya kepada warga lokal akan sangat membantu.
Mempersiapkan stamina untuk melalui rute yang berkontur juga penting, namun semua lelah akan terbayar lunas setibanya di dermaga Sungai Maron.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Sungai Maron Pacitan dapat dikunjungi mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB setiap harinya. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah di pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB saat cuaca cerah untuk mendapatkan pencahayaan terbaik dan kejernihan air yang maksimal, serta menghindari kunjungan saat musim hujan karena air sungai cenderung keruh.
Harga tiket masuk ke kawasan wisata ini sangat terjangkau, yaitu Rp5.000 per orang untuk dewasa, sementara anak-anak tidak dikenakan biaya. Untuk menikmati pengalaman susur sungai yang menjadi daya tarik utama, Kawan GNFI perlu menyewa perahu dengan biaya Rp100.000 per perahu.
Satu perahu berkapasitas maksimal empat orang penumpang, belum termasuk juru mudi, dan setiap penumpang wajib mengenakan rompi keselamatan.
Ayo Berkunjung ke Sungai Maron!
Sungai Maron menawarkan ketenangan yang sulit ditemukan di tempat lain. Tunggu apa lagi? Ajak rombongan Kawan dan nikmati setiap detik perjalanan dari dermaga, menembus hijau pepohonan, hingga bertemu birunya Samudra Hindia di Pantai Ngiroboyo.
Jadi, Kapan Kawan mau mengunjungi Sungai Maron sang "Amazon Jawa" di Pacitan?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News