Adakah Kawan GNFI yang pernah mendengar soal Oecusse? Oecusse adalah sebuah distrik milik Timor Leste yang terpisah dari daratan induk dan justru dekat serta dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT)?
Hal unik seperti ini disebut dengan eksklave (exclave), yaitu kondisi di mana bagian dari suatu negara terpisah secara geografis dari wilayah utamanya dan wilayah tersebut dikelilingi oleh negara lain.
Jarak antara Oecusse dengan Dili sangat jauh, lebih dari 200 km. Oecusse lebih dekat dengan beberapa daerah di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.
Lalu, apa alasan Oecusse jadi milik Timor Leste, padahal letaknya berada di NTT?
Alasan Oecusse Milik Timor Leste
Ibu kota Oecusse adalah Pante Makasar. Tak salah, namanya memang mirip dengan Makassar di Sulawesi Selatan. Konon, banyak pelaut andal Makassar yang menetap di wilayah tersebut untuk menunggu angin sebelum kembali ke tempat asal mereka.
Kawan, di masa itu, moda transportasi utama masyarakat adalah kapal. Mereka berlomba-lomba menjelajahi banyak wilayah untuk mencari sumber daya alam yang tak ditemukan di daerah asalnya, tak terkecuali Portugis.
Nah, di Pante Makasar inilah para penjajah Portugal berlabuh di Timor untuk pertama kalinya. Mereka diperkirakan tiba di Oecusse pada abad ke-16 dan menjadikannya wilayah jajahan.
Menyadur dari Britannica—ensiklopedia tertua di dunia yang masih terbit hingga saat ini—Belanda datang ke Hindia Belanda dan menguasai bagian barat Timor pada 1613. Belanda dan Portugis pun sempat memperebutkan supremasi Timor dalam kurun waktu yang lama.
Akhirnya mereka sepakat membagi dua wilayah Pulau Timor itu dengan Belanda memegang Timor Belanda (kini menjadi NTT), sedangkan Portugis menguasai Timor Portugis yang di kemudian hari berubah menjadi Timor Leste. Perjanjian tersebut tertuang dalam Perjanjian Lisbon 1859.
Selain berhak atas wilayah utama Timor Portugis, wilayah Oecusse juga dianggap sah milik Portugis. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan lokasi pertama bangsa Portugis saat menginjakkan kaki di Timor.
Timor Portugis baru merdeka pada akhir November 1975. Namun, tak lama setelahnya, Indonesia menginvasi wilayah itu dan resmi dianeksasi menjadi provinsi ke-27 dengan nama Timor Timur.
Namun, pada 1999, Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Tahun 2002, Timor Timur resmi diakui sebagai negara berdaulat dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.
Setelah merdeka, seluruh cakupan wilayah Timor Leste, termasuk Oecusse, ‘dikembalikan’. Jadi, meskipun wilayahnya diapit oleh beberapa kabupaten di NTT, Oeccuse sepenuhnya milik Timor Leste.
Kawan, secara sederhana, Oecusse dan daratan utama Timor Leste tidak dijajah oleh Belanda. Jadi, dari segi sejarah, Indonesia dan Timor Leste memiliki kisah kolonial yang cukup berbeda.
Kini, Oecusse menjadi distrik otonomi khusus. Bahkan, Oecusse juga dijadikan sebagai zona ekonomi khusus untuk dijadikan pusat perdagangan dan pariwisata.
Indonesia juga memiliki Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dekat dengan Oecusse, yaitu PLBN Napan. Ada juga PLBN Wini dan Motaain yang beroperasi dan menjadi jalur penting perbatasan Indonesia Timor Leste.
Pembangunan Oecusse yang Melibatkan Indonesia
Tahukah Kawan GNFI jika ada infrastruktur di Oeccuse yang pembangunannya melibatkan Indonesia?
Salah satu objek vital yang pembangunannya melibatkan Indonesia adalah Bandara Internasional Oecusse. Pembangunan bandara tersebut menghabiskan kontrak hingga US$119 juta.
Pengerjaannya dilakukan oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja gabungan dari Indonesia dan Timor Leste, Bandara Internasional Oecusse dibangun selama tiga tahun, yakni 2015-2018.
Sebelum dibangun, sebenarnya area bandara itu adalah lapangan terbang yang terbengkalai. Landasan pacunya tidak beraspal. Pun tidak ada bangunan penunjang lainnya, seperti terminal dan menara kontrol.
Proyek ini membangun berbagai fasilitas untuk mendukung bandara tersebut sebagai bandara berkelas internasional. Peresmiannya dilakukan pada Juni 2019 oleh Presiden Timor Leste dan ikut dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain bandara, perusahaan negara Indonesia lainnya yang menggarap infrastruktur Timor Leste adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Perusahaan ini membantu menyuplai produk berupa puluhan gilder untuk jalan di Tono-Noefefan, Oecusse.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News