sudah tahu daun mint yang menyegarkan berasal dari tanaman ini - News | Good News From Indonesia 2025

Sudah Tahu? Daun Mint yang Menyegarkan Berasal dari Tanaman Ini

Sudah Tahu? Daun Mint yang Menyegarkan Berasal dari Tanaman Ini
images info

Sudah Tahu? Daun Mint yang Menyegarkan Berasal dari Tanaman Ini


Tanaman yang sering disebut sebagai "mint" atau "daun mint" umumnya merujuk pada beberapa spesies dalam genus Mentha, dari keluarga Lamiaceae. Adapun jenis yang paling umum digunakan dalam industri makanan dan minuman adalah Mentha x piperita L. (peppermint) dan Mentha spicata L. (spearmint). Klasifikasi ilmiahnya adalah sebagai berikut:

  • Kingdom: Plantae
  • Divisi: Tracheophyta
  • Kelas: Magnoliopsida
  • Ordo: Lamiales
  • Famili: Lamiaceae
  • Genus: Mentha

Perlu diketahui bahwa Mentha × piperita sebenarnya adalah hibrida alami antara Mentha aquatica (watermint) dan Mentha spicata. Di Indonesia, daun mint yang banyak dibudidayakan dan dijual di pasaran seringkali adalah spearmint (Mentha spicata), yang aromanya lebih lembut dibandingkan peppermint. 

Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia menyebutnya dengan nama yang sederhana, yaitu "daun mint" atau "mint" saja, yang telah diserap menjadi kosa kata bahasa Indonesia. Meski demikian, di beberapa daerah, ia juga dikenal dengan sebutan "poko" (dalam konteks tertentu di Minang) atau "undeutan" (Sunda), meski nama-nama lokal ini tidak sepopuler sebutan "daun mint" itu sendiri.

Daun Mint Menyegarkan

Tanaman mint mudah dikenali baik dari penampakan maupun aromanya. Tanaman ini memiliki batang berbentuk persegi (karakteristik khas keluarga Lamiaceae) yang seringkali merambat atau menyebar secara horizontal. Batangnya mudah berakar ketika menyentuh tanah lembap.

Daunnya berbentuk bulat telur hingga lonjong dengan tepi bergerigi (serrate). Susunan daunnya berhadapan (opposite) pada setiap buku batang. Permukaan daun bisa berkerut atau halus, tergantung spesiesnya. Warna daun hijau muda hingga hijau tua. 

Ciri yang paling mencolok adalah aroma menyegarkan yang kuat yang langsung tercium ketika daunnya diremas. Aroma ini berasal dari minyak atsiri yang tersimpan dalam kelenjar di permukaan daun.

Bunga mint berukuran kecil, berbibir dua, dan berkumpul dalam rangkaian berbentuk tandan atau malai di ujung batang. Warnanya bervariasi, mulai dari putih, ungu muda, hingga ungu tua. Sementara sistem perakarannya adalah serabut yang sangat invasif, sehingga mudah sekali menyebar dan dapat mendominasi area tanam jika tidak dikendalikan.

baca juga

Sejak kapan digunakan dalam makanan dan minuman?

Tanaman mint dipercaya berasal dari kawasan Eurasia, yaitu daerah sekitar Laut Mediterania (Eropa Selatan dan Timur Tengah). Sejarah penggunaannya tercatat sejak zaman Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Romawi Kuno. 

Di sana, mint digunakan sebagai simbol penyambutan, rempah-rempah, dan tanaman obat. Penyebarannya ke seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia, diduga kuat dibawa oleh para pedagang dan penjajah Eropa.

Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, mint dapat tumbuh dengan sangat baik di dataran tinggi Indonesia yang berhawa sejuk, seperti di Lembang (Jawa Barat), Bedugul (Bali), dan Berastagi (Sumatera Utara). 

Iklim yang sejuk dengan sinar matahari cukup dan kelembapan tinggi sangat ideal untuk pertumbuhannya. Penggunaannya sebagai tambahan makanan di Indonesia berkembang seiring dengan globalisasi kuliner dan pariwisata. 

Masuknya hidangan-hidangan Barat dan Timur Tengah, seperti salad, mojito, lamb kebab, dan lassi, yang menggunakan mint, memperkenalkan dan mempopulerkan herbal ini ke palate masyarakat Indonesia. Praktisnya, mint mulai banyak dibudidayakan secara komersial di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir untuk memenuhi permintaan pasar restoran dan industri.

Manfaat Kesehatan Daun Mint

Selain fungsinya sebagai penambah cita rasa, daun mint, khususnya minyak atsirinya, menyimpan berbagai manfaat kesehatan yang telah diteliti. Senyawa aktif utama yang bertanggung jawab adalah mentol, yang memberikan sensasi dingin dan aroma khas.

Sejumlah penelitian klinis menunjukkan bahwa kapsul enterik (yang larut di usus) yang berisi minyak peppermint dapat efektif meredakan gejala IBS seperti nyeri perut, kembung, dan gas. 

Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Gastroenterology menyimpulkan bahwa minyak peppermint merupakan terapi yang aman dan efektif untuk nyeri perut pada pasien IBS. Mentol diduga bekerja dengan cara merelaksasi otot polos saluran pencernaan melalui aktivasi saluran ion TRPM8.

Minyak peppermint telah lama digunakan untuk meredakan gangguan pencernaan. Sebuah studi dalam Journal of Ethnopharmacology melaporkan bahwa minyak peppermint memiliki efek antispasmodik yang kuat pada jaringan otot saluran cerna, yang dapat membantu meredakan kram perut dan ketidaknyamanan setelah makan.

Mentol, komponen utama minyak peppermint, memberikan sensasi lega pada saluran pernapasan. Meskipun tidak secara fisik membersihkan sumbatan, sensasi dinginnya dapat "menipu" otak sehingga merasa lebih mudah bernafas. 

Sifat antiradang daun mint juga dapat membantu melegakan pernafasan. Penelitian dalam Journal of International Society of Sports Nutrition menunjukkan bahwa inhalasi mentol dapat meningkatkan performa pernapasan selama berolahraga.

Seperti banyak tanaman herbal lainnya, mint kaya akan antioksidan, termasuk flavonoid dan fenolik. Antioksidan membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas, yang merupakan faktor risiko penuaan dini dan berbagai penyakit kronis. 

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Food Chemistry mengonfirmasi aktivitas antioksidan yang kuat dari berbagai ekstrak daun mint. Selain itu, sifat antibakteri dan aroma menyegarkan dari mentol menjadikan mint bahan utama dalam pasta gigi, obat kumur, dan permen penyegar napas. 

Senyawa dalam mint dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri di mulut yang menyebabkan plak dan bau mulut.

Oleh karena itu, bisa disebut bahwa daun mint adalah tanaman herbal Dari sejarahnya yang kuno di Mediterania hingga kebun-kebun di dataran tinggi Indonesia, dari penghias minuman hingga terapi untuk gangguan pencernaan, perjalanan daun penyegar ini membuktikan bahwa alam telah menyediakan solusi yang begitu berharga. 

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.