Psikotes merupakan tahapan penting dalam proses rekrutmen atau seleksi. Salah satu jenis psikotes yang paling umum adalah tes gambar pohon atau yang dikenal juga sebagai Tes Baum (dari bahasa Jerman "Baum" yang berarti pohon).
Tes ini merupakan metode proyektif yang dirancang untuk mengungkap struktur kepribadian, kondisi emosional, hingga self-image seseorang.
Memahami cara tes ini dievaluasi dapat membantu Kawan GNFI mempersiapkan diri untuk menghadapi tahap psikotes dengan baik. Bukan untuk memanipulasi hasilnya, melainkan untuk memastikan gambar yang dihasilkan merepresentasikan diri Kawan GNFI yang sebenarnya secara stabil dan optimal.
Apa itu Psikotes Gambar Pohon?
Psikotes Gambar Pohon atau Tree-Drawing Test (TDT) adalah salah satu jenis tes proyektif. Tes proyektif adalah tes kepribadian yang dirancang untuk mengungkap emosi tersembunyi, konflik internal, dan sikap dengan meminta individu merespons stimulus ambigu. Dalam hal ini, stimulusnya adalah kertas kosong dan pensil.
Tes Baum pertama kali dikembangkan oleh psikolog bernama Karl Koch dan digunakan secara luas untuk menilai kepribadian, terutama pada usia perkembangan.
Premis utama tes ini adalah bahwa gambar pohon yang dibuat individu memproyeksikan citra diri dan aspek-aspek terdalam dari kepribadian bawah sadar.
Pohon dipilih karena ia melambangkan kehidupan, pertumbuhan, dan perkembangan seseorang. Berbagai detail pada pohon, mulai dari akar hingga dedaunannya, dianggap merefleksikan bagaimana individu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan.
Apa yang Dievaluasi dalam Tes Gambar Pohon?

Ada Berbagai Macam Aspek yang Dinilai dalam Tes Gambar Pohon | Sumber gambar: Freepik (jcomp)
Psikolog atau pewawancara akan menganalisis berbagai aspek kualitatif dan kuantitatif dari gambar pohon untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kepribadian Kawan GNFI.
Dikutip dari Practical Psychology, psikolog mempertimbangkan dimensi objek, tingkat detail, lokasi gambar, goresan, dan bahkan sikap peserta tes saat menggambar.
Berikut adalah elemen utama yang dievaluasi dalam Tes Gambar Pohon:
1. Elemen Gambar
Setiap bagian pohon memiliki makna simbolis mengenai struktur kepribadian, yaitu:
- Batang: Melambangkan kekuatan batin, sense of self, dan ketahanan individu. Batang tebal dan solid sering diartikan sebagai stabilitas emosional, kepercayaan diri, dan kekuatan ego yang baik. Batang tipis dapat mengindikasikan kerapuhan emosional atau kerentanan.
- Akar: Melambangkan fondasi, stabilitas, dan koneksi pada masa lalu atau realitas. Akar yang kuat menunjukkan keterikatan yang baik dengan realitas. Namun, akar yang digambar berlebihan atau tajam dapat mengindikasikan kecemasan terhadap masalah masa lalu.
- Ranting dan cabang: Melambangkan jangkauan, ambisi, dan interaksi sosial. Cabang adalah cara individu berhubungan dengan dunia luar. Cabang yang menjulur ke atas dapat diartikan sebagai ambisi dan optimisme. Cabang yang jarang atau tidak ada dapat menyiratkan isolasi sosial atau kesulitan dalam kontak dengan orang lain.
- Daun, buah, dan bunga: Melambangkan vitalitas, pikiran, ide, dan ekspresi emosional. Mahkota (gabungan daun atau cabang) yang penuh menunjukkan ide dan konsep diri yang sehat.
2. Ukuran dan Proporsi
Ukuran pohon secara keseluruhan dan penempatannya di halaman kertas mencerminkan bagaimana Kawan GNFI memandang diri dalam hubungan dengan lingkungan.
- Ukuran pohon: Ukuran gambar pohon yang sangat kecil dibandingkan kertas dapat menyiratkan perasaan tidak memadai atau rendah diri, sedangkan pohon yang sangat besar dapat menunjukkan kebutuhan akan dominasi atau perhatian.
- Penempatan: Penempatan gambar di halaman melambangkan bagaimana individu berhubungan dengan ruang mental dan waktu:
- Pusat halaman: Keseimbangan dan penyesuaian diri yang baik.
- Sisi kanan: Orientasi pada masa depan atau menjangkau orang lain.
- Sisi kiri: Keterikatan dengan masa lalu atau introspeksi.
3. Detail Tambahan
Detail yang disertakan atau dihilangkan memberikan petunjuk tentang cara seseorang mengelola pemikiran dan emosinya.
- Level detail: Detail berlebihan atau sangat rapi (misalnya, membuat tekstur kulit kayu yang terlalu rumit) dapat merefleksikan kepribadian yang kaku atau kompulsif.
Gambar yang minim detail sering dikaitkan dengan perasaan depresi atau kekosongan. - Goresan dan bayangan: Shading gelap yang berlebihan pada batang dapat menyiratkan kecemasan terhadap diri sendiri.
4. Proses Menggambar
Psikolog juga memerhatikan bagaimana proses menggambar dilakukan. Dikutip dari Practical Psychology, kualitas goresan dan sikap saat menggambar sangat penting.
- Goresan garis: Garis yang tegas dan solid mencerminkan tekad, kepercayaan diri, dan kekuatan emosional. Garis yang ditarik berulang atau samar-samar dapat menunjukkan rasa tidak aman atau ketidakpuasan.
- Sikap: Frustrasi, kemarahan, atau kepuasan yang ditunjukkan saat menggambar juga menjadi faktor pertimbangan.
Tips Mengerjakan Tes Psikotes Gambar Pohon
Tujuan tes proyektif bukanlah untuk melihat "pribadi yang sempurna," melainkan untuk mendapatkan gambaran diri yang seimbang dan sehat. Berikut adalah tips yang dapat Kawan GNFI terapkan:
1. Pilih Jenis Pohon yang Beragam
Pilih pohon yang menggambarkan kematangan dan vitalitas, yaitu pohon berkambium yang memiliki batang, ranting, dan mahkota (misalnya: pohon mangga, pohon jati, pohon beringin).
Hindari menggambar pohon yang masih berupa bibit, pohon mati, atau pohon tanpa daun (kecuali jika instruksi meminta pohon musim gugur atau dingin), karena hal ini dapat diinterpretasikan sebagai kurangnya vitalitas atau perkembangan diri yang terhenti.
2. Detailkan Setiap Bagian
Fokuslah untuk menyertakan semua elemen utama, yaitu akar (meskipun hanya sedikit di permukaan tanah), batang yang proporsional, dan mahkota atau ranting yang mencakup ruang. Pastikan ada daun, bunga, atau buah untuk menunjukkan vitalitas.
Detail yang tepat, tidak berlebihan, menunjukkan kontak yang baik dengan realita dan kemampuan observasi.
3. Buat Goresan yang Stabil
Saat menarik garis, lakukan dengan yakin dan mantap. Goresan yang stabil dan tidak ragu-ragu menunjukkan tekad dan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Hindari menekan pensil terlalu keras hingga kertas sobek karena ini bisa diartikan sebagai agresi atau ketegangan yang berlebihan.
4. Jangan Terlalu Perfeksionis
Hindari menarik garis yang sama berulang kali. Tindakan ini dapat diinterpretasikan sebagai rasa tidak aman atau kecenderungan kompulsif. Proses menggambar seharusnya mengalir saja untuk merefleksikan kepribadian yang luwes dan fleksibel.
5. Tetap Tenang
Ingatlah bahwa sikap Kawan GNFI selama proses menggambar turut diamati. Tetap tenang, fokus, dan kerjakan dengan santai. Hal ini mencerminkan stabilitas emosional dan kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan.
6. Jujur
Pada dasarnya, tes proyektif didesain untuk sulit dimanipulasi. Upaya untuk memalsukan gambar secara ekstrem hanya akan menghasilkan gambar yang tampak artifisial, dan hal ini juga dicatat oleh penguji. Tampilkan versi terbaik dan paling jujur dari diri Kawan GNFI melalui gambar pohon yang seimbang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News