Pisang merupakan salah satu buah yang sangat populer di dunia. Ada banyak jenis pisang yang ditanam di Indonesia dan berbagai olahannya yang menggugah selera. Salah satu pisang populer ini adalah pisang kepok.
Pisang kepok merupakan salah satu varietas pisang yang tumbuh di Asia Tenggara. Pisang ini berasal dari Filipina yang akhirnya menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, pisang ini juga menyebar ke berbagai pelosok daerah dan menghasilkan jenis pisang kepok lokal yang berbeda-beda.
Pisang kepok juga dibudidayakan di salah satu kabupaten di Jawa Barat, yaitu Sukabumi. Potensi dari buah ini untuk dikembangkan sangat besar. Maka dari itu, PT Astra senantiasa mempunyai misi untuk meningkatkan pamor pisang kepok kuning asli dari Sukabumi.
Inovasi Pisang Kepok Sukabumi
Pisang merupakan sebuah tanaman yang mudah dijumpai di daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia. Di Sukabumi, terdapat varietas pisang yang digemari masyarakat, yaitu pisang kepok kuning.
Pisang kepok sendiri ada dua jenis, kepok kuning dan putih. Perbedaan pisang kepok kuning dan putih ini terletak pada warna buah dan rasanya. Pada pisang kepok kuning, buahnya cenderung berwarna kuning dan rasanya lebih manis dibanding kepok putih. Maka dari itu, kepok kuning menjadi salah satu pisang favorit di Indonesia.
Ekosistem bisnis baru tercipta di Sukabumi terkait penanaman pisang kepok kuning dengan inovasi baru, yaitu penggunaan pupuk yang terbuat dari limbah pembuatan gula kelapa.
Pada pembuatan gula kelapa, diperlukan kayu bakar pada proses memasak. Melalui proses ini, limbah berupa abu tercipta dan terkumpul hingga menggunung. Pada abu tersebut menyimpan kandungan Kalium yang sangat dibutuhkan tanaman, khususnya pisang kepok kuning.
Melihat hal tersebut, inovasi pupuk hayati pun lahir dari para anggota kelompok tani. Sisa abu ditambahkan pupuk kandang beserta Molase dan EM4, menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi dan kunci utama tumbuhnya pisang kepok kuning.
Lahan-lahan tidur yang masih dapat dimanfaatkan pun mulai ditanami pisang kepok kuning. Hasilnya pisang ini menjadi komoditas oleh warga desa dan salah satu jalan terwujudnya kemandirian para petani di Sukabumi.
Pelatihan dan Bimbingan dari Astra
Potensi komoditas pisang kepok kuning dari Kabupaten Sukabumi tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pisang yang berkualitas tinggi ini mempunyai peluang dan kesempatan besar untuk memasuki pasar lokal dan global.
PT Astra International Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) hadir di tengah masyarakat desa untuk mengembangkan inovasi pada budi daya pisang kepok kuning sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan warga lokal.
Bersama dengan IPB University, Astra memberikan berbagai bantuan serta melakukan pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kualitas petani di Kabupaten Sukabumi.
Pembinaan tersebut seperti perbanyakan vegetatif pisang kepok kuning dan mengadakan pelatihan yang mencakup teori dan praktek. Pelatihan tersebut seperti tata cara memisahkan anakan, menyeleksi bibit unggul, dan membuat bibit baru. Diharapkan, petani mitra dapat mengaplikasikan ilmu dan memperbanyak bibit pisang kepok kuning secara mandiri.
Pada Maret 2024, Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University bersama PT Astra melaksanakan penanaman pisang kepok kuning dengan para mitra petani di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, Jawa Barat. Program ini juga memberikan fasilitas berupa pemasaran produk, sehingga hasil produksi petani bisa langsung ditampung untuk dijual pada mitra lainnya.
DSA merupakan sebuah program dari Astra sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Program ini mempunyai misi untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan mengedepankan potensi yang ada daerah masing-masing melalui pelatihan dan pendampingan.
Sebuah potensi lokal yang dikembangkan dengan baik dapat menjadi ladang emas untuk memajukan dan menyejahterakan warga lokal. Melalui pengembangan potensi pisang kepok kuning di Sukabumi oleh PT Astra, diharapkan dapat menciptakan kemandirian warga desa dalam hal perekonomian. Hal ini juga untuk membuktikan bahwa komoditas lokal juga dapat bersaing di pasar internasional.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
