Di era kekinian, layanan bimbingan belajar cenderung semakin fleksibel. Dari yang sebelumnya hanya sebatas metode luring menjadi daring, bahkan campuran.
Fleksibilitas ini menjadi potensi menarik. Hanya saja, potensi ini masih terkendala masalah pemerataan kualitas akses, khususnya di wilayah luar area pulau Jawa dan Bali.
Belum banyak wilayah di area ini yang punya lembaga bimbel yang cukup fleksibel. Salah satu dari contoh terbatas itu ada di Gorontalo, tempat Kelaspedia berdiri.
Dengan memadukan pendekatan belajar online dan offline, lembaga bimbel yang berasal dari pulau Sulawesi ini menawarkan layanan bimbel yang mengakomodasi kebutuhan siswa dari jenjang SD hingga SMA, juga mahasiswa di jenjang perguruan tinggi. Sebuah fleksibilitas yang juga didukung kurikulum terstruktur yang berkualitas.
Kelaspedia juga menghadirkan beragam pengembangan keterampilan aplikatif, seperti kemampuan berpikir kritis, pemrograman, robotik, Internet, dan desain grafis. Dengan demikian Kelaspedia membangun aspek akademik dari sudut pandang tradisional, sambil mempersiapkan masa depan di era teknologi.
Lebih jauh lagi, Kelaspedia juga memadukan aspek pendidikan formal dengan misi sosial. Mereka menyediakan layanan bimbel untuk yang berada di wilayah terpencil atau ekonomi kurang mampu. Ini menunjukkan, Kelaspedia adalah bisnis pendidikan berorientasi sosial, dengan berorientasi pada pemerataan kesempatan belajar.
Dalam konteks wilayah Gorontalo, di mana pemerintah provinsinya juga sedang aktif bekerja sama mendorong digitalisasi pendidikan dengan berbagai pihak (misalnya kolaborasi antara pemerintah Provinsi Gorontalo dan Google for Education untuk belajar digital) keberadaan Kelaspedia semakin relevan. Mewujudkan akses pendidikan berkualitas pun menjadi satu upaya yang bisa terus diperjuangkan.
Lewat ruang tanya-jawab yang tersedia di platformnya, Kelaspedia menghadirkan satu ruang diskusi yang hidup. Jadi, proses pembelajaran tidak terbatas pada konsumsi materi saja, karena berlanjut juga menjadi proses interaksi dua arah. Hasilnya, kualitas belajar dapat terjaga, dan proses belajar mandiri di platform digital bisa semakin efektif.
Dari sisi letak wilayah, meski Kelaspedia berlokasi di Gorontalo, jangkauannya dapat diperluas hingga ke wilayah lain, khususnya di kawasan timur Indonesia. Jika potensi ini dioptimalkan, peluang talenta dari Gorontalo dan sekitarnya untuk bisa ikut bersaing di tingkat nasional akan lebih terbuka.
Keberadaan Kelaspedia memungkinkan pengembangan potensi talenta lokal, dari wilayah yang selama ini belum dapat dijangkau betul, khususnya oleh platform sejenis dari pulau Jawa atau Bali. Dengan demikian, Kelaspedia turut berpartisipasi memajukan kualitas pendidikan di tingkat daerah, sekaligus mengurangi kesenjangan antara kawasan Jawa-Bali dan daerah lain.
Di masa depan, tantangan seperti ketersediaan perangkat teknologi, koneksi internet yang stabil, serta dukungan pihak-pihak terkait masih menjadi ruang untuk perbaikan. Meski begitu, dengan fondasi yang sudah dibangun Kelaspedia peluang untuk terus berkembang sangat besar masih terbuka.
Platform seperti ini juga bisa menjadi pendorong agar generasi muda di Gorontalo (dan sekitarnya) tidak lagi berhenti hanya sebagai “penonton”. Mereka juga bisa ikut berperan aktif menjadi penggerak perubahan.
Secara umum, Kelaspedia menjadi satu contoh dampak positif pemanfaatan teknologi terhadap perkembangan pendidikan di daerah. Ini juga membuktikan, inovasi dan teknologi bisa membantu satu daerah menemukan potensi untuk dikembangkan.
Selama ada komitmen serius dan konsisten, ditambah sinergi semua pihak terkait, jarak dan kondisi geografis seharusnya bukan masalah besar. Jadi, Indonesia Emas 2045 bukan sebuah mimpi yang terasa mustahil, karena segala sesuatunya memang sudah siap sejak awal, dan serius digarap sampai ke daerah yang sebelumnya kurang terjangkau.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
