Ki Hadjar Dewantara merupakan salah satu tokoh yang memiliki jasa besar dalam sejarah Indonesia, khususnya di bidang pendidikan. Bahkan dirinya dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional oleh Soekarno pada 1959 silam.
Pemberian gelar kepada Ki Hadjar Dewantara ini bertepatan dengan tahun ketika tokoh tersebut meninggal dunia. Pemberian gelar ini menjadi salah satu bentuk penghormatan yang diberikan kepada pelopor Perguruan Taman Siswa tersebut.
Bentuk lain dari penghargaan yang diberikan kepada Ki Hadjar Dewantara bisa dilihat di akhir hayatnya. Pada saat dirinya dimakamkan pada 1959, ribuan masyarakat turut hadir memberikan penghormatan terakhir dan mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir.
Tidak hanya itu, ada juga beberapa prosesi yang digelar pada saat pemakaman, termasuk upacara kehormatan yang dihadiri langsung oleh pejabat tinggi negara. Lantas bagaimana momen saat pemakaman Ki Hadjar Dewantara pada 1959 silam?
Upacara Penghormatan
Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta pada 26 April 1959. Dikutip dari artikel "Dengan Appel Kehormatan Djenazah Dr. Ki Hadjar Dewantara Dikebumikan" yang terbit di surat kabar Nasional edisi 30 April 1959, rangkaian proses pemakaman Ki Hadjar Dewantara dimulai dengan upacara penghormatan kenegaraan.
Upacara penghormatan ini dipimpin langsung oleh Soeharto yang pada waktu itu menjadi Panglima Tentara dan Teritorium IV. Upacara penghormatan tersebut dimulai pada pukul 15.40 WIB.
Beberapa pejabat tinggi turut hadir dalam upacara kenegaraan ini. Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Prijono juga hadir dan memberikan pidato dalam prosesi upacara ini.
Sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia, Menteri Prijono menyampaikan pernyataan belasungkawa atas berpulangnya Ki Hadjar Dewantara. Dirinya menyebutkan bahwa Indonesia telah kehilangan seorang pejuang yang memberikan kekuatan batin dalam perjuangan kemerdekaan pada waktu itu.
Upacara kenegaraan ini juga turut disaksikan oleh ribuan masyarakat yang turut menyaksikan dari luar area. Ribuan masyarakat turut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ki Hadjar Dewantara.
Penyerahan dari Taman Siswa kepada Negara
Selepas upacara penghormatan yang berlangsung lebih kurang 30 menit, jenazah Ki Hadjar Dewantara kemudian diberikan langsung oleh pihak Taman Siswa kepada negara. Iring-iringan pu dimulai dari Taman Siswa menuju area pemakaman.
Empat kompi tentara turut mengawal iring-iringan mobil jenazah ini. Selain itu, ribuan masyarakat juga turut mengawal iring-iringan menuju tempat pemakaman.
Meskipun jalanan dipenuhi oleh masyarakat yang hadir, situasi dari Taman Siswa menuju area pemakaman tetap terjaga dan kondusif.
Pemakaman Ki Hadjar Dewantara
Sesampainya di area pemakaman, peti jenazah Ki Hadjar Dewantara kemudian dimasukkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Setelah itu, prosesi keagamaan digelar hingga proses pemakaman selesai dilakukan.
Para pejabat tinggi yang turut hadir di pemakaman kemudian meletakkan karangan bunga secara bergantian. Menteri Prijono menjadi orang pertama yang meletakkan karangan bunga di atas makam Ki Hadjar Dewantara.
Setelah itu, beberapa tokoh turut menyusul meletakkan karangan bunga, seperti Menteri Negara Hanafi sebagai pejabat presiden, Soeharto sebagai representasi tentara, hingga Ki Wardojo yang mewakili Majelis Luhur Persatuan Perguruan Taman Siswa.
Keluarga Ki Hadjar Dewantara juga turut meletakkan karangan bunga setelah beberapa pejabat tinggi kenegaraan. Selain itu, ada juga 200 karangn bunga yang sudah disiapkan oleh keluarga Taman Siswa yang diletakkan setelah upacara kenegaraan selesai dilakukan.
Seluruh rangkaian pemakaman Ki Hadjar Dewantara yang bersifat upacara resmi kenegaraan ini kemudian berakhir pada pukul 18.10 WIB.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News