Legenda Damang Yusuf merupakan salah satu cerita rakyat dari Sumatera Barat. Legenda ini berkisah tentang sosok pemimpin yang berjuang bersama rakyatnya.
Bagaimana kisah dari legenda Damang Yusuf tersebut?
Legenda Damang Yusuf, Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
Dinukil dari buku Ceritera Rakyat Daerah Sumatera Barat, alkisah pada zaman dahulu tersebutlah seorang pemimpin bernama Raja Indra. Di masa pemerintahan, semua masyarakat hidup tenang dan bahagia.
Meskipun Belanda banyak mendominasi wilayah di Nusantara, pihak asing ini tidak bisa memasuki kerajaan Raja Indra begitu saja. Setiap Belanda mencoba menyerang daerah Indrapura, mereka selalu dikalahkan dengan mudah.
Pada suatu hari, Raja Indra meninggal dunia. Kepergian raja yang adil dan dekat dengan rakyat ini meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat.
Anaknya, Yusuf kemudian diangkat menjadi pengganti Raja Indra. Damang Yusuf yang waktu itu masih berusia remaja memegang tampuk kekuasaan tertinggi yang ditinggalkan sang ayah.
Meskipun berusia remaja, pemikiran Damang Yusuf jauh melampaui umurnya. Pendidikan yang diberikan oleh Raja Indra membentuk karakter dari Damang Yusuf.
Meninggalkan Raja Indra ternyata diketahui oleh pihak Belanda. Mereka kemudian berencana untuk kembali menyerang daerah Indrapura.
Belanda kemudian mengirimkan 30 kapal menuju daerah tersebut. Namun serangan ini ternyata diketahui oleh Damang Yusuf.
Dirinya kemudian memerintahkan masyarakat untuk bersiap berperang melawan Belanda. Damang Yusuf berencana untuk menghadang pasukan Belanda ini di tepi pantai ketika mereka tiba.
Benar saja, ketika kapal Belanda mulai bersandar, Damang Yusuf memimpin masyarakat untuk menyerang mereka. Pertempuran pun akhirnya pecah dan tak terelakkan.
Pihak Belanda yang kaget dengan serang ini tentu menjadi kewalahan. Mereka berusaha untuk kembali ke tengah lautan dan menjauh dari daerah pantai.
Melihat hal ini, masyarakat Indrapura merasa senang pada awalnya. Namun ternyata, bala bantuan tentara belanda mendekat dari tengah lautan.
Pertempuran kembali pecah. Karena jumlah yang tidak berimbang, masyarakat Indrapura berhasil dikalahkan.
Damang Yusuf ditangkap dalam serangan ini. Dia pun ditahan di dalam penjara oleh pasukan Belanda.
Meskipun Damang Yusuf ditahan oleh pihak Belanda, perlawanan masyarakat Indrapura tidak berakhir begitu saja. Mereka selalu menyerang markas Belanda tak henti-hentinya.
Hal ini tentu membuat pasukan Belanda gusar. Mereka pun mencari cara agar perlawanan masyarakat bisa berakhir.
Pada awalnya, mereka mengumpulkan semua masyarakat di markas. Setelah itu, pasukan Belanda mengeluarkan Damang Yusuf di hadapan mereka.
Pimpinan Belanda berkata bahwa masyarakat harus mengakhiri perlawanan mereka. Jika tidak, maka Damang Yusuf akan dihukum saat itu juga.
Bukannya menyerah, masyarakat justru mengamuk membabi buta. Pasukan Belanda kembali mengamankan Damang Yusuf dan mengurungnya di penjara.
Pasukan Belanda kemudian meminta sara kepada sekutunya di Palembang. Sekutunya ini berkata bahwa Damang Yusuf harus dilepaskan ke masyarakat agar situasi kembali kondusif.
Saran ini diikuti oleh pihak Belanda. Namun situasi yang terjadi justru tidak seperti yang diharapkan.
Damang Yusuf kembali memimpin masyarakat Indrapura untuk menyerang Belanda. Pertempuran kembali pecah berulang kali.
Dalam sebuah pertempuran, Damang Yusuf kembali ditangkap oleh pasukan Belanda. Kali ini pihak Belanda tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Damang Yusuf langsung dihukum mati saat itu juga. Dirinya kemudian dimakamkan di sebelah makam sang ayah di antara daerah Pasar Ganting dan Lubuk Gedang.
Menurut kepercayaan masyarakat, makam Damang Yusuf diketahui mengeluarkan bau harum di malam hari. Begitulah kisah dari legenda Damang Yusuf, sosok pemimpin yang berjuang bersama rakyat dalam cerita rakyat Sumatera Barat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News