pengembangan flavor alami solusi ramah lingkungan bagi industri makanan - News | Good News From Indonesia 2025

Pengembangan Flavor Alami: Solusi Ramah Lingkungan bagi Industri Makanan

Pengembangan Flavor Alami: Solusi Ramah Lingkungan bagi Industri Makanan
images info

Pengembangan Flavor Alami: Solusi Ramah Lingkungan bagi Industri Makanan


Tahukah Kawan kalau flavor bisa didapatkan dari bahan yang alami? Saat ini, banyak sekali makanan dengan rasa yang unik-unik, misalnya kopi rasa pandan atau mi dengan aroma keju bakar. Itu semua merupakan hasil dari inovasi flavor yang terus berkembang.

Dunia kuliner memang nggak pernah berhenti berkreasi untuk memanjakan lidah kita. Dunia flavor technology ini sangat seru karena merupakan gabungan antara Ilmu Kimia, Biologi, dan seni menciptakan rasa.

baca juga

Flavor merupakan bahan tambahan pada makanan untuk menambah dan memperbaiki cita rasa pada makanan. Persepsi flavor didefinisikan sebagai sensasi yang timbul dari integrasi (penggabungan) atau saling memengaruhi sinyal yang dihasilkan sebagai akibat dari terdeteksinya komponen kimia oleh indra penciuman, perasa, dan perunahan rangsangan dari makanan atau minuman (Pardede et al., 2020).

Flavor dapat dibuat dari campuran berbagai komponen flavor, baik yang alami maupun sintetik. Pelepasan flavor tergantung pada ketersediaan dari komponen flavor dalam fase gas dan afinitas antara komponen cita rasa dan matriks makanan. Sifat-sifat dari komponen flavor akan menentukan interaksi dengan komponen makanan seperti ukuran molekul, gugus fungsional, bentuk dan volatilitas.

Menurut Ramadan et al., (2025), rasa (flavor) manis, asin, asam, pahit dan rasa yang ditimbulkan dari rempah-rempah dan lainnya merupakan flavor yang telah dikenal sejak dahulu. Oleh karena itu flavor sebenarnya bukan merupakan hal yang baru.

Flavor, baik yang terdapat secara alami atau dihasilkan selama pemanasan (pemasakan), reaksi enzimatis, dan melalui proses fermentasi, secara umum dikategorikan sebagai "flavor alami".

Peranan flavor dalam pengolahan pangan secara pasti memang tidak berperanan secara disengaja, tetapi merupakan sebuah evolusi peranan yang memberikan harapan atau menyokong terhadap konsumsi bahan gizi yang diperlukan manusia.

Kemudian, peran flavor berkembang setelah bahan flavor yang digunakan sebagai "flavoring agent" pada makanan dan minuman, terutama yang berasal dari bahan ekstrak tanaman dan bagian-bagiannya, mempunyai kemampuan aktivitas sebagai antimikroba, di antaranya adalah bawang putih (Alliuт sativum), bawang merah (Allium cepa), dan bawang perai (Allium parium) (Arifianti et al., 2015).

Bahan flavor alami berasal dari sumber lokal yang dapat diproduksi secara regeneratif dengan metode pertanian yang menjaga keanekaragaman hayati dan kesuburan tanah. Dengan menerapkan teknologi ekstraksi dan formulasi canggih, flavor alami dapat dihasilkan dengan stabilitas lebih baik di berbagai kondisi produk dan proses, mendukung keberlanjutan dari hulu hingga hilir. Namun, tantangan dalam pengembangan flavor alami meliputi kestabilan senyawa selama produksi, fluktuasi pasokan bahan baku, serta biaya yang lebih tinggi dibanding sintetis (Pujiastuti dan Kristiani, 2017).

Contoh pengembangan flavor alami adalah pemanfaatan ekstrak bunga kecombrang sebagai bahan flavor dalam produk minuman dan makanan. Minyak esensial dari bunga ini kaya akan senyawa volatil yang memberikan aroma khas dan segar, dan mampu meningkatkan nilai tambah produk tanpa menggunakan flavor sintetis.

Selain itu, di Indonesia, rempah khas seperti cengkeh, andaliman, jahe, dan jeruk purut juga sangat potensial dikembangkan menjadi flavor fungsional yang tidak hanya memberikan cita rasa unik, tetapi juga manfaat kesehatan (Mahmuddah et al., 2024).

Penggunaan flavor alami seperti ini bermanfaat tidak hanya dari sisi kesehatan konsumen, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan karena meminimalkan limbah dan penggunaan bahan kimia sintetis yang berisiko mencemari lingkungan.

Selain itu, pengembangan flavor alami mendukung pemberdayaan bahan lokal dan petani, menciptakan ekonomi sirkular yang menguntungkan komunitas.

Dengan demikian, flavor alami menjadi solusi yang ilmiah sekaligus mudah dimengerti, bahwa cita rasa lezat dalam makanan masa kini bisa tercipta dari bahan alami yang aman dan bersahabat dengan bumi.

baca juga

Referensi:

  • Pardede, D. E., Febrianti, D., dan Putri, R. M. S. 2020. Karakteristik Organoleptik Flavor Alami dari Air Rebusan Kepala Ikan Tongkol (euthynnus affinis). Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 9(2): 43-52.
  • Ramadan, R., Pratama, M. D., dan Purbawati, P. 2025) . Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Flavor Alami Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius) dan Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix) pada Nata De Coco. Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research. Vol. 2(2): 3051-3059.
  • Arifianti, A., Anandito, R. B. K., Affandi, D. R., dan Parnanto, N. H. R. 2015. Karakterisasi Bubur Bayi Instan Berbahan Dasar Tepung Millet (Panicum sp) dan Tepung Beras Hitam (Oryza sativa L. Japonica) dengan Flavor Alami Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum). Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 1(1): 96-98.
  • Pujiastuti, A., dan Kristiani, M. 2017. Hard Candy Sari Buah Tomat (Licopersicon esculentum mill.) sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Setya Medika. Vol. 2(1): 9-22.
  • Mahmuddah, S. R., Widanti, Y. A., dan Karyantina, M. 2024. Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Velva dengan Variasi Jenis Ubi Jalar (Ipomea batatas) dan Penambahan Ekstrak Bunga Kecombrang (Etlingera elatior). Agrobiotek. Vol. 1(2): 140-148.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SM
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.