Tiram merupakan sekelompok kerang-kerangan yang termasuk dalam keluarga Ostreidae. Kerang-kerangan yang satu ini memiliki potensi yang dimaksimalkan dengan baik.
Di beberapa tempat di Indonesia, banyak masyarakat yang menggantungkan hidup pada budidaya tiram tersebut. Salah satu daerah yang banyak menggantungkan hidup pada kerang-kerangan ini adalah Kampung Tibang, Banda Aceh.
Meskipun demikian, tidak mudah bagi masyarakat untuk membudidayakan tiram. Banyak tantangan yang mesti dilalui untuk membudidayakan kerang-kerangan tersebut.
Misalnya, sisi tiram yang tajam terkadang bisa melukai masyarakat yang membudidayakannya. Apalagi jika masyarakat membudidayakan kerang-kerangan tersebut dengan cara konvensional.
Melihat permasalahan ini, Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia yang ada di daerah tersebut hadir memberikan solusi bagi masyarakat Kampung Tibang. Kelompok yang dipimpin oleh dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala ini mengenalkan teknologi budidaya tiram dengan menggunakan ban bekas pada masyarakat yang ada di sana.
Bagaimana kontribusi dan inovasi yang diberikan oleh Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia pada masyarakat yang ada di Kampung Tibang, Banda Aceh, Aceh?
Potensi Tiram
Tiram merupakan salah satu jenis produk yang memiliki potensi tinggi jika bisa dikelola lebih lanjut. Apalagi kerang-kerangan ini memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
Dikutip dari laman Alodokter, banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari tiram. Misalnya, kerang-kerangan ini diketahui bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh setiap orang yang mengonsumsinya.
Hal ini disebabkan oleh kandungan antioksidan yang ada di dalam tiram. Kandungan antioksidan ini dipercaya bisa melawan peradangan, sehingga tubuh tidak mudah terkena penyakit.
Selain itu, banyak manfaat lain yang bisa didapatkan ketika memakan tiram, seperti mendukung kesehatan otak, menjaga kesehatan jantung, dan lainnya.
Tiram juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tidak heran, tiram menjadi salah satu pilihan budidaya yang dipilih oleh masyarakat untuk mendatangkan keuntungan ekonomi bagi mereka.
Rumoh Tiram, Teknologi Budi Daya Tiram dari Ban Bekas
Hal yang sama dilakukan oleh masyarakat yang ada di Kampung Tibang. Dikutip dari E-Booklet SATU Indonesia Awards 2023, banyak masyarakat Kampung Tibang yang menggantungkan hidup pada kerang-kerangan tersebut.
Tidak mudah bagi masyarakat yang melakukan budidaya tiram di sana. Apalagi mereka masih beternak tiram dengan cara konvensional.
Atas hal inilah Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia memberikan inovasi bagi masyarakat Kampung Tibang. Kelompok yang dipimpin oleh Ichsan Rusydi bersama 10 orang mahasiswa ini mengenalkan teknologi budaya tiram dengan menggunakan ban bekas bagi masyarakat Kampung Tibang.
Teknologi yang mereka kenalkan ini diberi nama Rumoh Tiram. Seperti namanya, masyarakat menggunakan ban bekas sebagai tempat budidaya jenis kerang tersebut.
Cara ini dianggap efektif untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Dengan menggunakan ban bekas, masyarakat bisa melakukan budidaya secara mudah tanpa perlu khawatir menginjak tajamnya kerang-kerangan tersebut.
Selain itu, tiram yang dihasilkan juga memiliki jumlah yang lebih banyak. Ukurannya pun lebih besar jika dibandingkan dengan cara konvensional.
Dengan penggunaan Rumoh Tiram, masyarakat di Kampung Tibang menemukan solusi dari permasalahan yang dialami. Kini, masyarakat bisa fokus mengembangkan hasil budidaya tiram mereka masing-masing.
Raih Apresiasi SATU Indonesia Awards
Lewat inovasi yang mereka berikan, kini masyarakat bisa mengelola waktu dengan efektif ketika melakukan budidaya tiram. Masyarakat juga bisa fokus mengolah produk tiram lebih lanjut untuk memaksimalkan nilai ekonominya.
Berkat kontribusinya tersebut, Yayasan Pendidikan Kemaritiman Indonesia mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards pada 2016 silam.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News