Memasuki pertengahan bulan Oktober, musim hujan telah membasahi bumi Aceh. Gerimis mengiringi perjalanan Rahmad Maulizar bersilaturahmi ke kediaman seorang ibu yang baru melahirkan di Desa Padang Rubek, Kabupaten Nagan Raya. Bayi itu diketahui baru berumur 39 hari dengan kondisi bibir sumbing.
Kehadiran Rahmad yang dikenal sebagai relawan bibir sumbing di Aceh itu disambut dengan hangat oleh pihak keluarga sang ibu. Selama duduk bersama di ruang tamu beralas tikar, Rahmad pun dengan senang hati menjelaskan prosedur operasi gratis yang digawangi oleh Smile Train Indonesia.
Ini bukan pertama kalinya Rahmad mengunjungi rumah keluarga dengan anak bibir sumbing. Sejak mengabdi menjadi pekerja sosial, Rahmad mengemban misi mulia untuk menciptakan senyuman dan harapan baru bagi para anak dan orang tua di Aceh.
Intip kisah perjalanan Rahmad Maulizar, putra Aceh yang menerima penghargaan apresiasi SATU Indonesia Award 2021.
Rahmad Si Penebar Senyuman Anak-Anak Aceh
Rahmad Maulizar lahir pada tanggal 20 September 1991 di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, terlahir dengan kondisi memiliki celah langit bibir yang kita kenal sebagai bibir sumbing. Saat masih kecil, Rahmad sempat merasa tidak percaya diri dengan kondisinya. Tak jarang Rahmad dirundung teman-teman sepermainan.
Menjalani hari sampai beranjak remaja dengan bibir sumbing adalah tantangan terbesar dalam hidupnya. Akan tetapi, Rahmad tidak berkecil hati dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Tepatnya pada tahun 2011, Rahmad menjemput harapan terbesarnya melalui operasi bibir sumbing gratis dari Smile Train Indonesia, lembaga terkemuka di dunia yang berfokus menangani bibir sumbing.
Walau Rahmad harus menjalani operasi sampai lima kali, Rahmad dapat berpuas hati setelah pulih total dari bibir sumbing. Setelah merasakan manfaat dari operasi gratis Smile Train Indonesia, Rahmad memutuskan untuk mengabdikan diri sebagai sukarelawan. Langkah besarnya untuk menjangkau anak-anak bibir sumbing yang membutuhkan operasi gratis didukung langsung Smile Train Indonesia dan pihak rumah sakit di Banda Aceh.
Selain mengabdikan diri, alasan lain mengenai keputusan Rahmad turun lapangan sejak tahun 2007 bukan hanya ingin menumbuhkan senyuman pada anak-anak. Dia memahami bagaimana perasaan orang tua yang sedih melihat kondisi anak mereka yang tidak biasa. Sehingga, Rahmad memanfaatkan kesempatan berharga ini dan membantu fasilitasi operasi gratis anak-anak bibir sumbing melalui Smile Train Indonesia.
Langkah Rahmad Maulizar Menjangkau Anak-Anak Bibir Sumbing Aceh
Selama menyusuri desa-desa hingga pedalaman Kabupaten Aceh, Rahmad selaku Koordinator Bibir Sumbing di Aceh bergerak mandiri tanpa tim. Setidaknya sebanyak dua kali seminggu Rahmah bertamu di rumah-rumah keluarga anak bibir sumbing walau jaraknya cukup jauh. Sempat pada prosesnya bertamu, Rahmad mengalami rintangan untuk meyakinkan para orang tua agar tidak takut atau panik. Selain meyakinkan mereka untuk menjalani program bermanfaat tersebut, Rahmad selalu memberikan dukungan dan semangat.
Usaha pun tidak mengkhianati hasil. Adapun upaya Rahmad menjangkau anak-anak bibir sumbing salah satunya menghubungi media dan meliput aktivitas serta kontak pribadi. Menurutnya, hal ini dinilai cukup efektif untuk menyebarkan informasi sampai pelosok dan pedalaman Aceh. Tidak hanya melalui media pemberitaan saja, Rahmad juga mengumpulkan informasi dari pihak puskesmas atau orang-orang yang ditemui.
Jika sudah mendapatkan informasi mengenai anak-anak tersebut, Rahmad akan mendampingi proses operasi gratis tersebut dari awal hingga akhir. Mulai dari menghubungi pihak rumah sakit di Aceh yang bekerja sama dengan Smile Train Indonesia, proses pendaftarannya cukup membawa Kartu Keluarga saja.
Rahmad juga menjelaskan bila penanganan operasi anak-anak tidak memiliki batas usia. Namun, khusus untuk bayi akan dilakukan ketika anak telah berusia 3 bulan dengan berat bobot 5 kg. Sementara bayi dengan kondisi celah langit-langit minimal berusia 9 bulan dan berat bobot 10 kg.
Penanganan pun langsung dilakukan oleh ahli bedah plastik Aceh dan tim medis Smile Train Indonesia setiap hari Minggu di Banda Aceh. Selama proses pengobatan dan operasi, para keluarga pasien bibir sumbing dapat menempati rumah singgah yang telah disediakan.
Atas dedikasinya menumbuhkan harapan dan senyuman pada anak-anak bibir sumbing Aceh, Rahmad menerima penghargaan apresiasi SATU Indonesia Award 2021 di bidang kesehatan oleh Astra. Penghargaan ini bagi Rahmad adalah bekal menumbuhkan motivasi dan misinya sebagai orang bermanfaat.
Sampai saat ini, terhitung hampir 9.000 anak yang terbantu dengan gerakan Rahmad. Program berkelanjutan ini adalah harapan Rahmad menjadi penyambung senyuman anak-anak bibir sumbing Aceh. Oleh sebab itu, Rahmad tidak akan menyerah untuk menghadapi tantangan berikutnya di masa mendatang. Sebab Rahmad meyakini anak-anak bibir sumbing layak untuk mendapatkan kepercayaan diri, menamatkan sekolah, dan meraih mimpi lebih besar.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News