Kepulauan Seribu memiliki laut yang memanjakan mata dan menjadikannya destinasi wisata laut yang mudah dijangkau dari Ibu Kota. Tak terkecuali Pulau Pramuka yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu. Namun, di balik keindahannya Pulau Pramuka menyimpan sejumlah permasalahan terkait sampah. Inilah yang menjadi alasan dibuatnya Rumah Hijau Lestari dengan membawa misi utama Pulauku Nol Sampah.
Mewujdukan Pulauku Nol Sampah tampak seperti hal yang mustahil terutama di kondisi ketika plastik mudah ditemukan dan digunakan. Namun, Rumah Literasi Hijau berhasil menepis hal tersebut dengan beragam kegiatan pengolahan sampah. Dengan visi Membangun Gerakan Hijau Berbasis Rumah Tangga, Rumah Literasi Hijau melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak dari Ibu Rumah Tangga, Anak-anak, Kepala Rumah Tangga, Komunitas, Akademisi, Swasta, hingga Pemerintah dalam menjalankan program.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pengolahan sampah menggunakan mesin pirolisis. Mesin yang sudah ada sejak tahun 2020 ini mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar solar melalui pembakaran. Dari 1kg sampah yang dibakar bisa menghasilkan 700 mg solar. Partisipasi warga menjadi kunci keberlanjutan program ini, setiap 3kg sampah yang ditukarkan akan mendapat 1kg solar.
Tidak berhenti sampai di situ, Rumah Literasi Hijau juga mengolah sampah menjadi beragam gantungan kunci yang bisa dimanfaatkan menjadi suvenir. Dari 1 kg olahan sampah bisa dibuat sekitar 50 gantungan kunci yang harganya bervariasi antara Rp 15.000,00 hingga Rp 30.000,00 per buah.
Minyak jelantah yang biasanya tidak ada harganya berhasil diolah oleh Rumah Literasi Hijau menjadi sabun cuci piring melalui sejumlah proses yang dilakukan bersama ahli. Produk bahan bangunan juga berhasil dibuat oleh Rumah Literasi Hijau dari hasil olahan sampah. Sampah kemasan plastik yang menumpuk diolah menjadi ecobrick, sementara sampah styrofoam yang sulit terurai dimanfaatkan menjadi alternatif pengganti batu bata atau batako.
Rumah Literasi Hijau menjadi bukti bahwa mewujudkan lingkungan bebas sampah bukanlah hal yang tidak mungkin. Kerjasama antar warga yang saling bahu-membahu dalam melakukan pengolahan sampah menjadi kunci keberhasilan program Pulauku Nol Sampah. Program inilah yang membawa Pulau Pramuka mendapat predikat Kampung Berseri Astra sejak tahun 2015.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News