Banyak orang mengenal Depok sebagai kota penyangga yang padat karena berada di perbatasan Jakarta dan Bogor. Namun, di balik hiruk-pikuknya, Depok menyimpan kisah sejarah panjang yang jarang diketahui publik.
Dahulu, wilayah ini bukan sekadar perkotaan, tetapi menjadi saksi perjalanan kolonial, lahirnya komunitas pribumi bebas, hingga berkembangnya nilai-nilai budaya lokal yang unik. Dengan memahami sejarahnya, kita bisa melihat bahwa Depok bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga ruang yang penuh cerita dan makna bagi banyak generasi.
Asal-usul Nama “Depok”
Kata “Depok” ternyata memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar nama daerah. Ada dua versi populer tentang asal-usulnya. Versi pertama menyebut bahwa nama Depok berasal dari singkatan bahasa Belanda De Eerste Protestantse Organisatie van Christenen, yang berarti Organisasi Kristen Protestan Pertama. Istilah ini digunakan oleh komunitas Kristen pribumi yang dibentuk oleh Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah asal Belanda pada abad ke-18.
Sementara versi lain menyatakan bahwa “Depok” berasal dari kata Sunda “padepokan”, yang berarti tempat para santri untuk menuntut ilmu. Seiring berjalannya waktu, istilah tersebut disingkat menjadi“Depok”. Menariknya, dari dua versi ini, nama Depok mencerminkan dua sisi identitas — spiritual dan historis.
Depok di Masa Kolonial Belanda
Perjalanan sejarah Depok bermula ketika Cornelis Chastelein, pejabat VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), membeli lahan seluas sekitar 1.200 hektare dari pemerintah kolonial pada tahun 1696. Tanah itu ia jadikan sebagai tanah partikelir, yaitu wilayah pribadi yang tidak berada di bawah kekuasaan langsung pemerintah Belanda.
Namun, Chastelein bukan sekadar pemilik tanah. Ia dikenal memiliki pandangan kemanusiaan yang maju pada masanya. Ia membebaskan para budaknya, lalu memberikan mereka hak untuk tinggal dan mengelola tanah di wilayah yang kini dikenal sebagai Depok Lama.
Keturunan dari para budak yang dimerdekakan inilah yang dikenal sebagai “Orang Depok Asli”.
Depok Pernah Jadi “Negara” Sendiri!
Fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui: Depok pernah menjadi negara sendiri.
Setelah Cornelis Chastelein wafat, tanah Depok diwariskan kepada 12 keluarga yang sebelumnya ia bebaskan. Mereka membentuk sebuah pemerintahan mandiri bernama Gementee van Het Land Depok atau Pemerintahan Negeri Depok, sekitar tahun 1912.
Negara kecil ini memiliki struktur pemerintahan sendiri, lengkap dengan presiden, kabinet, hingga sistem hukum internalnya. Namun, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, status tersebut berakhir, dan wilayah Depok resmi bergabung ke dalam Republik Indonesia, hingga saat ini.
Jejak Peninggalan Kolonial di Depok
Meski masa kolonial telah lama berlalu, jejak peninggalannya masih nyata hingga sekarang.
Di kawasan Jalan Pemuda, misalnya, berdiri deretan gedung tua bergaya Belanda yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota ini. Salah satu peninggalan penting adalah Rumah Sakit Harapan Depok, yang dahulu merupakan bangunan Kantoor van Het Gemeentebestuur van Depok(Kantor Pemerintahan Kotapraja Depok pada masa kolonial). Namun, rumah sakit tersebut sudah berhenti beroperasi sejak 29 Maret 2022.
Selain itu, terdapat pula gereja tua dan sekolah-sekolah lama yang dulunya dikelola oleh komunitas Kristen pribumi. Menariknya, di kawasan tersebut masih tinggal anak keturunan komunitas Depok Lama dan orang-orang Belanda, yang menjaga tradisi leluhur mereka sampai sekarang.
Depok Menjadi Kota Modern
Setelah masa kolonial berakhir, Depok berkembang menjadi wilayah administratif di bawah Kabupaten Bogor. Lalu, pada 20 April 1999, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999, Kota Depok berdiri secara mandiri.
Kini, Depok dikenal sebagai kota penyangga Jakarta yang tumbuh pesat di bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Kota ini menjadi rumah bagi universitas besar seperti Universitas Indonesia (UI), pusat pemerintahan modern, serta berbagai kawasan bisnis yang terus berkembang. Meski begitu, nuansa masa lalu masih terasa di kawasan Depok Lama, lewat bangunan bergaya kolonial dan tradisi masyarakat yang masih lestari hingga kini.
Sejarah Depok adalah perjalanan panjang dari tanah kolonial, padepokan spiritual, hingga menjadi kota modern yang dinamis. Mengetahui sejarah ini membantu kita menghargai identitas, keberagaman, dan semangat masyarakat Depok yang terus berkembang dari masa ke masa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News