5 pemenang astra awards 2024 - News | Good News From Indonesia 2025

5 Pemenang Astra Awards 2024, dari Bidang Kesehatan hingga Teknologi

5 Pemenang Astra Awards 2024, dari Bidang Kesehatan hingga Teknologi
images info

5 Pemenang Astra Awards 2024, dari Bidang Kesehatan hingga Teknologi


Kawan GNFI, saat seseorang di Indonesia memutuskan untuk mengambil langkah kecil. Lalu, dari sana melesat menjadi perubahan nyata, itulah masa di mana membuat kita sebagai pembaca akan merasa bahwa harapan selalu ada.

Dalam penghargaan SATU Indonesia Awards 2024, 5 sosok muda terpilih dari ribuan peserta karena ide, keberanian, dan dedikasi mereka. Mereka adalah Ayu Fauziyyah Adhimah, Hana Maulida, Kevin Gani, Yuyun Ahdiyanti, dan Irfan Y. Pratama. Siapa dan apa kiprah mereka?

Ayu Fauziyyah Adhimah (Pojokgizi Indonesia, Edukasi Gizi untuk Semua)

Ayu Fauziyyah Adhimah dari Yogyakarta menerima penghargaan di bidang kesehatan sebagai penggagas platform edukasi gizi dengan nama Gizipedia Indonesia. Nah, Kawan, Apa yang membuat Ayu menarik adalah caranya merespons sesuatu yang sering dianggap “kecil”, tetapi nyatanya berdampak luas, yaitu gizi anak.

Dalam liputan GNFI, disebutkan bahwa dari konten edukasi ia membangun gerakan nasional lewat PojokGizi Indonesia.

Kisahnya mengingatkan kita bahwa isu besar tidak selalu muncul dari hal yang mengejutkan. Malah, terkadang dari penyadaran bahwa “anak-anak butuh makan dan tahu apa yang baik untuk tubuhnya”.

Ayu menunjukkan bahwa ketika ilmu dan kepedulian digabung dengan platform digital dan gerakan nyata, maka gizi bukan hanya debat di ruang seminar, melainkan aksi di lapangan.

Hana Maulida (Kakak Aman Indonesia, Jaga Anak dari Kekerasan Seksual)

Hana Maulida, dari Banten, meraih penghargaan di bidang pendidikan atas program “Sahabat Pelindung Anak dari Kekerasan Seksual” yang kemudian menjadi gerakan Kakak Aman Indonesia.

Dari sebuah obrolan sederhana di warung bakso, seperti yang diceritakan saat Good Movement oleh GNFI, Jumat (12/9/2025), Hana merasa bahwa pendidikan seksualitas anak masih tabu dan banyak yang terabaikan.

Ia kemudian membangun modul edukasi untuk anak-anak bisa mengenali tubuhnya dan cara melindunginya, yang mana disampaikan dengan cara menyenangkan, seperti boneka, dongeng, lagu, poster.

Ketika Kawan GNFI membaca kisahnya, yang terasa bukanlah heroisme bombastis, melainkan keberanian jujur untuk menatap kenyataan yang sulit, lalu bertindak untuk melakukan sesuatu. 

Hana mengingatkan bahwa melindungi anak bukan hanya tugas institusi besar, melainkan bisa dimulai dari individu yang bersuara.

Kevin Gani (Garda Pangan, Pengelolaan Food Waste untuk Masa Depan)

Kevin Gani asal Jawa Timur dipilih sebagai pemenang bidang lingkungan lewat program “Pejuang Pangan Berkelanjutan”.

Kevin bergerak di wilayah yang sangat krusial, lewat bagaimana kita menghasilkan pangan bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk anak cucu kita. Dalam talkshow bersama GNFI tahun 2025, disebutkan bahwa Garda Pangan mengolah “makanan sisa” dari sejumlah restoran hingga hotel di Surabaya untuk disalurkan kepada yang kurang mampu. Tentunya setelah melewati proses uji kelayakan makanan.

Di sisi lain, ia juga mengelola sampah makanan tak layak konsumsi menjadi pakan ternak dengan memanfaatkan teknologi biokonversi BSF (Black Soldier Fly).

Inisiatif seperti Kevin hadir sebagai pengingat bahwa menyelamatkan lingkungan dan menciptakan sistem pangan yang adil dan lestari adalah tugas generasi muda yang siap mengambil bagian. Kita butuh lebih banyak “Kevin” agar wacana besar tak hanya jadi wacana. Betul tidak, Kawan?

Yuyun Ahdiyanti (UKM Dina, Lestarikan Tenun dari Lombok)

Dari Nusa Tenggara Barat, Yuyun Ahdiyanti menerima penghargaan dalam kategori kewirausahaan lewat kiprahnya sebagai “Srikandi Penenun Asa Kampung Ntobo”.

Berawal dari keresahannya yang tinggal di Ntobo, sebuah desa dengan mayoritas mata pencaharian sebagai penenun, tetapi tidak begitu dikenal luas, Yuyun dengan upayanya mengenalkan kearifan lokal daerahnya kepada khalayak luas.

Ia mewujudkan semangat bahwa wirausaha bukan hanya untuk keuntungan pribadi, melainkan untuk memberdayakan komunitas lokal. Dengan fokus pada tenun, kerajinan, dan pemberdayaan perempuan, Yuyun menunjukkan bahwa kearifan lokal bisa memiliki masa depan jika dihargai dan difasilitasi.

Irfan Y. Pratama (Awanio, Navigator Jaringan Jarak Jauh Buatan Lokal)

Irfan Y. Pratama dari DKI Jakarta menerima penghargaan kategori teknologi lewat inovasi cloud-nya yang bernama Awanio.

Ketika dunia penyimpanan data berbasis cloud lebih dikenal luas produknya dari luar negeri, sebut saja Dropbox dan Google Drive, Indonesia kini juga mempunyai satu produk lokal unggulan bernama Awanio.

Bahkan, disebutkan bahwa inovasi Irfan telah merambah ke negara lain dan ribuan kostumer mempercayakan “data dan keamanannya” kepada Awanio. Ia juga berkolaborasi dengan banyak program lokal Indonesia lainnya, membuktikan bahwa anak bangsa kita telah makin maju dengan berbagai teknologi mutakhirnya. Indonesia semakin siap menuju Generasi Emas 2045 dan tentunya, semakin mandiri.

Kawan, kelima pemuda di atas memang berkontribusi dari berbagai bidang, berbeda tantangan, dan berbeda latar.

Namun, mereka sama-sama punya satu kesamaan kuat untuk memilih bertindak, bukan sekadar berbicara. Ketika Astra International Tbk menyerahkan penghargaan ini di 29 Oktober 2024, jumlah pendaftar mencatat 16. 775 generasi muda yang ingin berkontribusi

Mari kita jadikan kisah mereka sebagai pengingat, bahwa solusi tidak selalu besar dari awal,. Namun, keberanian melangkah itulah yang besar.

#kabarbaiksatuIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.