gonggong siput laut yang disulap jadi kuliner lezat di kepulauan riau - News | Good News From Indonesia 2025

Gonggong, Siput Laut yang Disulap Jadi Kuliner Lezat di Kepulauan Riau

Gonggong, Siput Laut yang Disulap Jadi Kuliner Lezat di Kepulauan Riau
images info

Gonggong, Siput Laut yang Disulap Jadi Kuliner Lezat di Kepulauan Riau


Siput laut gonggong (Laevistrombuscanarium), merupakan salah satu jenis moluska gastropoda yang hidup di perairan laut tropis. Secara taksonomi, hewan ini diklasifikasikan ke dalam Kingdom Animalia, Filum Mollusca, Kelas Gastropoda, Ordo Littorinimorpha, Famili Strombidae, dan Genus Laevistrombus. 

Spesies ini dikenal dengan berbagai sebutan lokal di Indonesia, terutama di wilayah pesisir timur Sumatera dan Kepulauan Riau. Di Kepulauan Riau, hewan ini populer dengan nama "gonggong" atau "siput gonggong". 

Sementara di daerah lain seperti Bangka Belitung, sering disebut sebagai "siput kekumu" atau "siput beras". Keberadaannya sangat lekat dengan budaya dan kuliner masyarakat setempat.

Ciri Khas Siput Laut Gonggong

Siput gonggong memiliki cangkang yang khas, tebal, dan kokoh. Bentuk cangkangnya bulat telur (ovate) dengan spire yang pendek dan tidak terlalu menonjol. Permukaan luar cangkang umumnya halus, berwarna coklat kekuningan hingga coklat tua, seringkali dengan pola belang atau bercak yang lebih gelap. 

Bibir luar cangkang (outer lip) pada individu dewasa biasanya melebar, tebal, dan halus, tidak memiliki gigi atau tonjolan yang signifikan. Cangkang dewasa dapat tumbuh hingga mencapai panjang 40-65 milimeter. Salah satu ciri yang membedakannya dari siput sejenis adalah operkulumnya, yaitu semacam penutup yang berbentuk seperti cakar. 

Operkulum ini berfungsi sebagai pelindung ketika hewan ini menarik tubuhnya ke dalam cangkang. Matanya terletak di ujung tangkai mata yang panjang dan ramping, memberikan kemampuan penglihatan yang cukup baik untuk mendeteksi gerakan dan cahaya di sekitarnya.

baca juga

Bergerak “Meloncat”

Sebagai anggota Kelas Gastropoda, tubuh Laevistrombus canarium terdiri dari kepala, kaki muskular, dan massa viseral yang terlindung di dalam cangkang. Kaki yang kuat dan pipih digunakan untuk melakukan pergerakan yang unik di dasar perairan. 

Berbeda dengan kebanyakan siput yang meluncur, siput dari Famili Strombidae, termasuk gonggong, bergerak dengan menggunakan gerakan "meloncat" atau "mengait" yang khas. Gerakan ini dilakukan dengan menancapkan operkulum yang berbentuk seperti cakar ke substrat, lalu menarik tubuhnya secara mendadak ke depan.

Di dalam cangkang, organ-organ vital seperti jantung, insang, sistem pencernaan, dan sistem saraf terlindungi. Hewan ini bernapas menggunakan insang yang terletak di dalam rongga mantel. 

Sistem pencernaannya terdiri dari mulut yang dilengkapi radula (seperti lidah bergerigi) untuk mengikis makanan, lambung, usus, dan anus. Makanan utama siput gonggong adalah detritus, alga, dan mikroorganisme yang menempel pada substrat dasar perairan. Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka, di mana darah tidak selalu beredar di dalam pembuluh tertutup.

Hidup di Perairan Dangkal

Laevistrombuscanarium merupakan spesies yang hidup di perairan laut dangkal dengan substrat yang lunak, seperti pasir, lumpur berpasir, atau daerah lamun (seagrass beds). 

Habitat favoritnya adalah perairan yang tenang, seperti laguna, teluk, dan daerah di belakang gugusan karang, pada kedalaman 1 hingga 10 meter. Spesies ini banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Di Indonesia, salah satu wilayah dengan populasi siput gonggong yang signifikan adalah Kepulauan Riau. Daerah seperti perairan sekitar Pulau Bintan, Batam, dan Karimun dikenal sebagai lokasi penangkapan utama. Keberadaan padang lamun yang luas di perairan Kepulauan Riau menyediakan habitat dan sumber makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan populasi siput ini. 

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal "Biodiversitas" (2021) mencatat bahwa kepadatan populasi L. canarium memiliki korelasi positif dengan kesehatan ekosistem lamun.

Disulap Jadi Kuliner Lezat

Siput gonggong telah lama menjadi salah satu hidangan seafood ikonis di Kepulauan Riau. Masyarakat setempat biasanya mengolahnya dengan cara yang sederhana, yaitu direbus dalam air garam, terkadang dengan tambahan rempah-rempah dasar seperti serai atau jahe untuk menambah aroma. 

Daging siput yang telah direbus kemudian dikeluarkan dari cangkangnya dan disajikan dengan sambal atau saus cocol yang pedas dan asam. Tekstur dagingnya kenyal dan rasanya gurih, menyerupai kerang atau siput laut lainnya.

Sebagai komoditas, harga siput gonggong di pasaran lokal Kepulauan Riau bervariasi tergantung musim dan ukuran. Pada kondisi normal, harga eceran untuk siput gonggong segar berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per kilogram. Harga ini dapat meningkat, terutama selama periode permintaan tinggi seperti saat hari raya atau festival kuliner. 

Hidangan olahan gonggong rebus juga mudah ditemui di berbagai restoran seafood di Kepulauan Riau, dengan harga per porsi (biasanya 5-10 biji) mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 30.000. Popularitasnya sebagai oleh-oleh kuliner memberikan kontribusi ekonomi yang nyata bagi masyarakat pesisir.

Laevistrombus canarium atau siput gonggong adalah sumber daya hayati laut yang memiliki nilai biologis, ekologis, dan ekonomis yang penting, khususnya bagi masyarakat Kepulauan Riau. 

Ciri fisiknya yang khas, mekanisme gerak yang unik, dan habitatnya di daerah lamun menjadikannya subjek yang menarik dalam kajian biologi laut. Sementara itu, perannya sebagai kuliner khas yang digemari turut menggerakkan roda ekonomi lokal. Kelestarian populasi hewan ini perlu dijaga melalui pengelolaan perairan dan ekosistem lamun yang berkelanjutan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.