Sebagai bagian dari kawasan perbatasan, SDN 02 Jasa di Desa Jasa Kecamatan Ketungau Hulu mencerminkan semangat pendidikan yang tumbuh di tengah keterbatasan. Meskipun jauh dari pusat kota, aktivitas belajar dan mengajar di sekolah ini tetap berlangsung dengan dedikasi tinggi dari para guru dan siswa.
Untuk mengamati lebih dekat dinamika pendidikan di wilayah perbatasan, Tim Ekspedisi Patriot UI dan UNTAN meninjau sarana belajar, pendekatan pembelajaran, serta potensi pengembangan pendidikan kawasan transmigrasi.
Ekspedisi Patriot merupakan program di bawah Kementrian Transmigrasi yang mana salah satu agendanya melakukan rekomendasi untuk evaluasi kawasan transmigrasi.
Salah satu hal yang menjadi bahan evaluasi tim Ekspedisi Patriot adalah fasilitas pendidikan di SDN 02 Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu.
Ketua tim Ekspedisi Patriot untuk Ketungau Hulu, dari Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI (DPIS UI), Apt. Tri Wahyuni M, Biomed, Ph.D, memimpin program ini dengan fokus utama pada pengumpulan data untuk rekomendasi dan evaluasi Kawasan Transmigrasi pada Provinsi Kalimantan Barat, Sintang, Ketungau Hulu.

Tim Ekspedisi Patriot dan Kepala Sekola SDN 02 Jasa meninjau ruang kelas yang diisi barang dari perpustakaan | Dokumentasi Pribadi
Kegiatan Ekspedisi Patriot pada wilayah Ketungau Hulu juga dilaksanakan atas kolaborasi Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.
Masih menurut Tri Wahyuni, kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Nasional Ekspedisi Patriot oleh Kementerian Transmigrasi RI yang bekerja sama dengan perguruan tinggi seluruh Indonesia, termasuk Universitas Indonesia.
Tim ini terdiri atas Maharani Arfila, S.Hum, Zakiya Rozqi Auliya’, S.Si, Bayu Aji, dan Murni Kartika Pakhsi Jaladara yang merupakan alumni dan mahasiswa UI dan Untan.
Sejak dimulai pada September 2025, program Ekspedisi Patriot dimanfaatkan oleh tim wilayah Ketungau Hulu untuk meninjau fasilitas pendidikan di daerah transmigrasi. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah SDN 02 Jasa di Desa Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu.
Kunjungan ini menjadi bagian dari fokus Output 1: Rekomendasi untuk Evaluasi Kawasan Transmigrasi, yang bertujuan menilai kondisi dan kelayakan infrastruktur dasar pendidikan di wilayah transmigrasi.
Berdasarkan hasil kunjungan Tim Ekspedisi Patriot, fasilitas pendidikan di SDN 02 Jasa dinilai masih belum memadai. Kepala sekolah, Guini, S.Pd.SD, mengungkapkan adanya kendala akibat minimnya sarana pendukung proses belajar mengajar.
Beberapa ruangan di sekolah ini bahkan difungsikan untuk dua kegiatan sekaligus, seperti kantor guru yang digabung dengan perpustakaan, serta ruang kelas yang juga digunakan untuk menyimpan koleksi buku.
Meskipun di tengah-tengah keterbatasan, siswa SDN 02 Jasa tetap menjaga semangat belajarnya dengan selalu hadir, aktif berkegiatan di sekolah, dan meraih prestasi.

Tim Ekspedisi Patriot dan Kepala Sekola SDN 02 Jasa meninjau ruang kelas yang diisi barang dari perpustakaan | Dokumentasi Pribadi
“Anak-anak tetap semangat belajar dan berprestasi. Pada lomba gugus tahun ini, kami berhasil meraih juara 1 voli dan juara 1 vokal solo. Rencananya, pada November mendatang kami akan melanjutkan ke Senaning untuk mengikuti lomba antar empat gugus,” ujar Guini dalam wawancara.
Namun, di balik semangat tersebut, sekolah masih mengalami tantangan dalam hal pendanaan dan fasilitas. Anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak dapat langsung memenuhi kebutuhan sarana belajar dan pengembangan program sekolah.
ari total anggaran yang diterima, hanya sekitar 20% dialokasikan untuk fasilitas sekolah, dan sebagiannya digunakan untuk membayar gaji guru honorer.
Kepala sekolah berharap SD yang ia pimpin memperoleh perhatian dari pemerintah agar kondisinya lebih layak, seperti sekolah-sekolah lain.

Tim Ekspedisi Patriot dan Kepala Sekola SDN 02 Jasa meninjau ruang kelas yang diisi barang dari perpustakaan | Dokumentasi Pribadi
“Kami sudah beberapa kali mengajukan proposal permohonan perbaikan gedung, tetapi tanggapannya sekolah kami dikategorikan masih layak. Padahal lantai kelas yang ambruk ini sudah seringkali membuat kaki anak-anak luka saat mereka membuka sepatu,“ lanjut Guini.
Selain melakukan wawancara, Tim Ekspedisi Patriot juga berkesempatan meninjau kondisi gedung sekolah bersama Kepala SDN 02 Jasa.
Dari hasil peninjauan, diketahui bahwa sejumlah perbaikan telah berhasil dilakukan berkat kerja sama dan semangat gotong royong antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.
“Saya sangat bersyukur atas bantuan para orang tua murid yang gotong royong memperbaiki dan merapikan sekolah,” jelas Guini.
Kepala sekolah juga menambahkan bahwa pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) masih menjadi tantangan bagi pihak sekolah. SDN 02 Jasa belum memiliki cukup perangkat laptop untuk mendukung kegiatan tersebut.
Dana BOS yang terbatas belum mampu memenuhi kebutuhan sarana pendukung lainnya. Akibatnya sekolah terpaksa meminjam laptop pribadi milik guru atau warga sekitar.
Temuan-temuan dari kunjungan di SDN 02 Jasa memberikan gambaran nyata mengenai kondisi pendidikan di wilayah perbatasan yang masih memerlukan dukungan berkelanjutan.
Evaluasi ini diharapkan menjadi dasar bagi peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di kawasan transmigrasi.
Pemenuhan fasilitas dasar pendidikan merupakan tanggung jawab negara sekaligus hak setiap anak di Indonesia untuk mendapat kesempatan yang sama mendapatkan akses belajar yang layak dan bermutu tanpa terkecuali.
Kunjungan Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia ke SDN 02 Jasa menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Melalui kolaborasi lintas sektor ini, pemerataan akses dan kualitas pendidikan di wilayah perbatasan bukan hanya menjadi cita-cita, tetapi dapat diwujudkan secara nyata demi masa depan anak-anak negeri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News