Kesejahteraan pangan telah menjadi salah satu masalah kompleks di Indonesia. Masih banyak daerah yang belum memiliki akses memadai terhadap sumber makanan bergizi. Ketimpangan ini muncul karena ketersediaan pangan dan akses distribusi yang belum merata, kualitas konsumsi yang rendah, serta tantangan produksi akibat masalah struktural.
Situasi tersebut diperparah oleh keterbatasan infrastruktur, perubahan iklim, dan kemiskinan petani. Akibatnya, ketahanan pangan masyarakat terganggu dan berdampak pada meningkatnnya kasus stunting maupun gizi buruk, terutama di kalangan anak-anak.
Di sisi lain, risiko penyakit menular seperti diabetes dan jantung juga meningkat akibat pola makan yang tidak seimbang.
Namun, di tengah situasi yang serba terbatas itu, muncul secercah harapan dari dunia digital. Bobon Santoso, seorang YouTuber kuliner, memanfaatkan pengaruhnya di media sosial untuk memberi dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam hal pemerataan pangan di Indonesia.
Melalui konten masak besarnya, Bobon kerap memasak dalam porsi super besar antara 200 hingga 5000 porsi di berbagai wilayah Indonesia.
Ia memulai kegiatan ini saat masa pandemi Covid-19 di Bali, ketika sektor pariwisata sedang terpuruk dan banyak masyarakat kehilangan penghasilan. Niatnya sederhana, tetapi maknanya besar: menghadirkan kebersamaan dan harapan melalui makanan.
Sering waktu, Bobon bersama tim nya mengunjungi berbagai kota di Indonesia hingga wilayah terpencil seperti Jabodetabek, Semarang, Medan, Palembang hingga Papua.
"Kami pengin bukan sekedar masak, tetapi menjadi wadah untuk silaturahmi buat masyarakat yang selama ini suaranya tidak terdengar," ungkap Bobon saat kegiatan masak besar Kuali Merah Putih bersama Paragon Corp di Jakarta Utara (9/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa memasak hanyalah sebagian kecil dari kegiatannya, sisanya ia gunakan untuk memahami kehidupan masyarakat di daerah yang ia datangi.
Tak hanya itu, Bobon Santoso juga melakukan kegiatan berdampak lainnya. Seperti saat Ia melakukan kolaborasi dengan Polda NTB dalam kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG), membagikan 5000 porsi makanan kepada pelajar di Lombok Tengah dalam rangka HUT Bhayangkara.
Kegiatan ini bertujuan untuk sosialisasi peningkatan program MBG di masyarakat supaya bisa berjalan sesuai yang diharapkan bersama. Program ini menjadi bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah dan pemerataan gizi anak-anak Indonesia.
Ia mengatakan, sumber daya alam yang dimiliki Indonesia cukup banyak, sehingga melalui program ini diharapkan anak-anak ini bisa menjadi generasi penerus bangsa melalui pemberian makanan bergizi yang seimbang.
Bobon Santoso juga sering melakukan kegiatan kemanusiaan lainnya, seperti bagi-bagi es teh dan nasi bungkus kepada para pendemo, masak besar wilayah zona merah Papua hingga menjual asetnya untuk membangun sekolah di Papua.
Meski begitu, berbagai aksi sosial Bobon tidak selalu berjalan mulus. Ia kerap menghadapi tantangan di lapangan, termasuk saat menggelar acara masak besar. Salah satu insiden terjadi pada Mei 2025 ketika Bobon mengadakan acara masak besar untuk merayakan kemenangan Persib Bandung.
Acara itu awalnya berlangsung meriah. Namun, situasi berubah ketika sejumlah pencopet memanfaatkan keramaian untuk melancarkan aksinya dan menargetkan beberapa awak media.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap aksi sosial, tantangan akan selalu ada. Akan tetapi, semangat untuk berbagi tak boleh padam hanya karena satu insiden.
Apa yang dilakukan Bobon Santoso merupakan implementasi nyata dari sila kelima Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Aksi memberi tanpa pamrih dan upaya menghadirkan rasa kenyang bagi sesama menunjukkan bahwa pemerataan pangan, tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga bagian dari kepedulian antarwarga.
Nilai kemanusiaan dan gotong royong yang tercermin dalam kegiatannya pun selaras dengan sila kedua Pancasila.
Melalui aksi-aksinya, Bobon Santoso membuktikan bahwa langkah kecil dapat memberi dampak besar. Ia menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani melakukan hal yang berdampak positif bagi masyarakat dan menumbuhkan empati sosial.
Di tengah dunia yang sibuk mencari sensasi, aksi sederhana seperti yang dilakukan Bobon menjadi pengingat bahwa kemanusiaan dan keadilan sosial masih hidup tinggal bagaimana kita mau ikut menjaganya.
Lebih dari sekadar aksi sosial, kegiatan yang dilakukan Bobon Santoso juga memperlihatkan bahwa nilai-nilai Pancasila masih relevan dalam kehidupan modern. Dalam dunia digital yang sering kali dipenuhi konten hiburan dan kontroversi, ia menghadirkan contoh bahwa platform media sosial juga bisa menjadi sarana untuk membangun solidaritas dan menyebarkan kebaikan.
Sikap ini mencerminkan makna sila ketiga, Persatuan Indonesia, di mana semangat persaudaraan dapat tumbuh dari tindakan saling membantu tanpa melihat latar belakang.
Pada akhirnya, perjuangan Bobon Santoso mengingatkan kita bahwa membangun keadilan sosial tidak harus dimulai dari posisi tinggi atau kebijakan besar. Kepedulian yang nyata dapat lahir dari niat tulus untuk memberi manfaat bagi sesama, sekecil apa pun bentuknya.
Jika setiap individu memiliki semangat yang sama, maka cita-cita bangsa menuju kesejahteraan yang merata bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News