Bagi sebagian masyarakat pedesaan, melihat ular di sawah adalah hal yang biasa. Namun, tidak jarang muncul rasa cemas—apalagi jika tidak tahu apakah ular tersebut berbisa atau tidak. Pertanyaan seperti “Ular sawah itu berbahaya, ya?” menjadi perbincangan umum di banyak daerah.
Faktanya, istilah ular sawah tidak merujuk pada satu spesies tertentu, melainkan kelompok ular yang habitatnya memang dekat dengan area persawahan, rawa, atau daerah lembap. Beberapa di antaranya berbisa, tetapi sebagian besar justru tidak berbahaya dan bahkan bermanfaat bagi ekosistem.
Apa Itu Ular Sawah?
Secara umum, ular sawah adalah jenis ular yang sering ditemukan di area persawahan, rawa, atau parit. Mereka biasanya aktif pada malam hari dan memangsa hewan kecil seperti tikus, katak, atau ikan kecil. Dengan kata lain, ular sawah berperan penting sebagai pengendali hama alami di lingkungan pertanian.
Dilansir dari Kumparan, tidak semua ular yang terlihat di sawah adalah ular berbisa. Beberapa jenis justru dikenal jinak dan menghindari manusia, seperti ular jali (Ptyas korros) atau ular sapi (Ptyas mucosus).
Tidak Semua Ular Sawah Berbisa
Banyak orang mengira semua ular di sawah berbahaya, padahal tidak demikian. Berdasarkan laporan Media Indonesia, hanya sebagian kecil ular sawah yang mengandung bisa berbahaya bagi manusia.
Beberapa jenis ular sawah berbisa antara lain:
Ular weling (Bungarus candidus) – memiliki belang hitam-putih, termasuk jenis sangat berbisa.
Ular kobra jawa (Naja sputatrix) – dikenal dengan tudung lehernya yang khas.
Ular tanah (Calloselasma rhodostoma) – berwarna cokelat dengan pola segitiga, bisa menyebabkan luka parah.
Sementara itu, ular sawah tidak berbisa yang sering dijumpai di sekitar area pertanian antara lain:
Ular jali – tubuhnya panjang dan ramping, warna kecokelatan.
Ular sapi – dikenal jinak dan cepat melarikan diri saat bertemu manusia.
Ular air polos – sering terlihat berenang di parit atau saluran irigasi.
Dilansir dari Merdeka.com, ular-ular tidak berbisa ini justru membantu petani karena memangsa tikus dan hewan perusak tanaman lainnya.
Ciri-Ciri Ular Sawah Berbisa dan Tidak Berbisa
Agar tidak salah langkah, penting bagi Kawan GNFI untuk mengenali ciri fisik dasar antara ular sawah berbisa dan tidak berbisa.
Ciri ular sawah berbisa:
Kepala berbentuk segitiga dengan leher yang lebih ramping.
Mata cenderung berwarna gelap dengan pupil elips (menyipit).
Warna tubuh mencolok atau berpola kontras seperti belang hitam-putih.
Gerakannya lebih lambat, tapi akan menyerang bila terpojok.
Ciri ular sawah tidak berbisa:
Kepala bulat memanjang tanpa leher yang jelas.
Warna tubuh cenderung polos atau kecokelatan.
Gerakannya cepat dan cenderung menghindar dari manusia.
Gigitannya tidak menimbulkan efek racun, hanya luka kecil.
Namun perlu diingat, menurut Orami.co.id, mengenali ular hanya dari tampilan fisik tidak selalu akurat. Sebaiknya hindari menyentuh atau menangkap ular jika tidak yakin dengan jenisnya.
Mengapa Penting Mengetahui Perbedaannya
Mengetahui perbedaan ular sawah berbisa dan tidak berbisa bukan hanya soal keselamatan, tetapi juga soal kesadaran ekologis. Ular, meski sering dianggap menakutkan, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Dilansir dari Kumparan, banyak ular sawah membantu menekan populasi hama pertanian, terutama tikus. Dengan demikian, membunuh ular secara sembarangan justru dapat merugikan petani dalam jangka panjang.
Selain itu, memahami karakteristik ular juga membantu masyarakat untuk lebih waspada dan bijak dalam bersikap saat bertemu ular di sawah.
Tips Aman Bertemu Ular di Sawah
Berikut beberapa langkah yang bisa Kawan GNFI lakukan saat beraktivitas di sawah:
Gunakan sepatu boots saat bekerja di area berlumpur atau bersemak.
Hindari tumpukan jerami atau batu besar yang bisa menjadi tempat persembunyian ular.
Jangan panik atau menyerang lebih dulu. Biarkan ular pergi menjauh.
Jika digigit ular berbisa, segera ke fasilitas kesehatan dan hindari tindakan seperti menyedot luka atau mengikat dengan tali.
Edukasi masyarakat sekitar, terutama anak-anak, agar tidak bermain di area semak yang lembap.
Kesimpulan
Jadi, Kawan GNFI, tidak semua ular sawah berbisa. Sebagian besar justru berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam, terutama di area pertanian. Namun, tetap penting untuk berhati-hati dan mengenali jenis-jenis ular yang berpotensi berbahaya.
Daripada takut, lebih baik kita belajar memahami. Karena pada akhirnya, alam tidak untuk ditakuti—melainkan untuk dihormati dan dijaga bersama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News