Di ujung utara Pulau Jawa, Kabupaten Jepara berdiri menghadap langsung ke Laut Jawa. Ombaknya yang relatif lebih tenang dibandingkan di pantai selatan Jawa menyimpan segenap cerita dari para warganya. Ditambah lagi dengan ribuan biota laut hidup berdampingan.
Sejak fajar tiba, warga pesisir Jepara sudah mulai berlayar menembus ombak dan angin laut. Mereka memanfaatkan laut untuk mencari pundi-pundi rezeki ketika matahari mulai terbit. Di tengah gelombang air laut, para nelayan mengais asa untuk masa depan.
Hasil tangkapan yang tiba di daratan menyimpan cerita betapa kerasnya perjuangan. Hasil laut menjadi andalan para nelayan di Jepara untuk kehidupan sehari-hari. Dari sinilah kesejahteraan dapat tercapai dengan mengembangkan potensi laut yang tinggi nilainya.
Kekayaan dari Laut Jepara
Berada di pesisir pantai, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sebagian warganya bekerja sebagai nelayan untuk menyambung hidup. Kabupaten ini menghadap langsung ke Laut Jawa, laut yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan.
Wilayah yang berdampingan langsung dengan laut ini menjadikan hasil laut sebagai salah satu potensi daerah. Berbagai jenis ikan, cumi, udang, kepiting, dan masih banyak lagi menjadi tangkapan nelayan sehari-hari.
Sebuah potensi daerah apabila dimanfaatkan secara optimal akan membawa dampak positif untuk perekonomian. Penambahan nilai hasil laut tidak hanya dari faktor alam, tetapi manusia juga butuh adanya inovasi untuk memanfaatkan laut sekaligus menjaga kelestariannya. Inilah yang dibutuhkan oleh para warga pesisir Kabupaten Jepara.
Desa Sejahtera Astra dan Para Nelayan
Potensi laut dari Kabupaten Jepara butuh adanya pengembangan. Tak hanya dari sisi hasil lautnya, tetapi juga dari sisi manusianya. Inilah yang dilakukan oleh PT Astra International Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) di Jepara.
Sedikit informasi, DSA adalah sebuah program tanggung jawab sosial perusahaan dari PT Astra untuk menyejahterakan masyarakat melalui program pengembangan dengan meningkatkan potensi dari wilayah masing-masing. Pada konteks DSA Jepara, potensi lokal berada pada sektor perikanan dan kelautan. Melalui program ini, desa binaan akan mendapatkan bantuan dan pelatihan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi.
Program DSA Kabupaten Jepara ini dimulai sejak tahun 2024. Saat ini, ada 10 desa yang tersebar di delapan kecamatan yang sudah tergabung pada pembinaan potensi perikanan dan kelautan.
Pada program DSA Jepara, pihak Astra membagi menjadi tiga kluster, yaitu pembudidaya rumput laut, kluster nelayan, dan kluster pengolah dan pemasar hasil perikanan. Melelaui hal ini, DSA Jepara akan berfokus pada hilirisasi produk hasil tangkapan nelayan dan pembudidaya.
Untuk mengembangkannya ada berbagai jenis pelatihan yang diselenggarakan untuk masyarakat. Contohnya adalah pengenalan teknologi retort untuk kluster pengolahan. Inovasi ini digunakan untuk memperpanjang masa simpan ikan tanpa bahan pengawet.
Selain pelatihan, bantuan juga diberikan kepada warga lokal berupa penyerahan 10 unit coolbox kepada kluster nelayan di Desa Mulyoharjo. Bantuan ini diberikan untuk penyimpanan ikan.
Tantangan dan Harapan dari Pesisir Jepara
Dari jejeran kapal-kapal nelayan, tumbuh semangat dan ketekunan untuk mencapai harapan yang diinginkan. Hasil laut menjadi bagian hidup dari mereka. Dari sini lah kehidupan para nelayan dapat berjalan dan roda ekonomi berputar.
Meskipun begitu, tantangan tentunya ada di setiap perjuangan. Perubahan iklim dan pencemaran laut menjadi tantangan yang sangat dirasakan nelayan karena hasil sangat berpengaruh pada tangkapan ikan. Mereka butuh adanya inovasi baru untuk menjadi solusinya.
Kehadiran Desa Sejahtera Astra menghadirkan secercah perubahaan yang sedikit demi sedikit terasa di kalangan masyarakat. Tak hanya nelayan, ibu-ibu rumah tangga juga memiliki peran penting untuk menghasilkan produk hasil olahan ikan. Dengan semangat yang tak pernah padam, pasar global menjadi tujuan dari kolaborasi warga dan Astra.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News