rengkuh banyu mahandaru rengkuh petani dan ciptakan opsi aman pengganti styrofoam - News | Good News From Indonesia 2025

Rengkuh Banyu Mahandaru: Rengkuh Petani dan Ciptakan Opsi Aman Pengganti Styrofoam

Rengkuh Banyu Mahandaru: Rengkuh Petani dan Ciptakan Opsi Aman Pengganti Styrofoam
images info

Rengkuh Banyu Mahandaru: Rengkuh Petani dan Ciptakan Opsi Aman Pengganti Styrofoam


Apakah Kawan tahu bahwa kata Styrofoam yang sering kita pakai untuk merujuk jenis sampah sebenarnya merupakan sebuah nama brand?

Dilansir dari situs Beyond Plastics, Styrofoam adalah nama brand dari tipe produk expanded polystyrene (EPS)yang diproduksi oleh perusahaan bernama DuPont. Jadi saat kita menggunakan kata Styrofoam alih-alih menyebutnya sebagai produk EPS, sebenarnya kita tengah mengulang fenomena lucu yang terjadi pada “air mineral”, “detergen”, dan “mi instan”.

Namun entah itu disebut Styrofoam atau EPS, pembicaraan utama kita haruslah tetap fokus pada kehadiran produk wadah makanan sekali pakai yang mengkhawatirkan bagi lingkungan dan kesehatan.

Tak jarang dalam kampanye lingkungan mereka disebut sebagai sampah abadi, dilabeli demikian karena produk wadah makan sekali pakai sulit terurai dan hilang di lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat melalui Instagram resminya menyebut produk EPS butuh waktu 500 hingga 1 juta tahun untuk terurai.

Bahkan menurut organisasi Beyond Plastics partikel EPS tidak terurai maupun hilang, mereka hanya berubah menjadi potongan-potongan plastik yang jauh lebih kecil atau yang kerap kita sebut sebagai microplastics.

Sampah semacam EPS yang kerap berakhir terapung-apung di tengah laut, berubah menjadi microplastics setelah terpapar angin, gelombang, dan sinar matahari. Kemudian hewan-hewan sekitar yang salah mengiranya makanan berakhir mengonsumsinya. Tubuh hewan-hewan ini tidak bisa mencerna microplastics, membuatnya terhimpun di sistem pencernaan, dan menyebabkan lebih banyak rasa lapar.

Pada akhirnya partikel plastik itu pun berlabuh pada tubuh manusia juga, tak sengaja tertelan bersamaan hewan-hewan laut yang kita konsumsi.

Tidak berhenti di situ, Beyond Plastics juga menambahkan sisi negatif lain produk EPS mulai dari mudah menjadi polusi, sulit dan mahal untuk didaur ulang, serta banyak dihubungkan dengan dampak negatif pada kesehatan misalnya kanker.

Nah, kehadiran wadah makan sekali pakai seperti plastik dan EPS yang punya beragam efek negatif terutama bagi lingkungan dan kesehatan ini, kemudian memantik kegelisahan pada sosok Rengkuh Banyu Mahandaru. Ia lalu berinovasi dengan mendirikan tim Plépah Indonesia.

Kisah Rengkuh Banyu Mahandaru dan Plépah Indonesia

Rengkuh Banyu Mahandaru atau Bayu adalah Co-Founder sekaligus CEO perusahaan Plépah Indonesia. Perusahaan ini tepatnya didirikan pada tahun 2018 lalu.

Plépah tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah produk makanan yang sulit terurai dengan daur ulang, mereka melangkah lebih jauh dengan menyulap pelepah pinang yang kerap dipandang sebagai limbah menjadi pembungkus makanan ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Wujud produk Plépah tak berbeda jauh dengan Styrofoam, hanya saja bercorak khas pelepah yang menurut saya pribadi sih menambah daya tarik dan membuat tampak lebih estetik. Pembungkus Plépah pun bisa dimasukkan ke kulkas, oven atau microwave, serta ringan, kokoh, dan tahan air. Selain itu, tersedia pula beragam pilihan wadah sampai opsi kustom kemasan untuk para pemilik bisnis.

Lebih jauh, produk kemasan makanan dari pelepah pinang yang digagas Bayu bisa menjadi opsi pengganti plastik dan Styrofoam karena diklaim aman, ramah, decompostable, dan biodegradable. Bahkan di salah satu balasan komentar atas unggahan Instagramnya, tim Plépah Indonesia menyebut produk mereka bisa digunakan kembali sekitar 10 kali asal dicuci dan dikeringkan setelah penggunaan.

baca juga

Perjuangan untuk Keberlanjutan dan Penghargaan SATU Indonesia Awards

Dilansir dari tulisan Salman Faris di laman Anugerah Pewarta ASTRA, kepedulian Bayu pada lingkungan ini kemudian bisa menghantarkannya untuk melakukan pemberdayaan pada petani pohon pinang. Para petani ini bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan dan pengolahan pelepah pinang, sebelumnya mereka hanya bisa memanfaatkan bagian buahnya saja.

Meski begitu, perjuangan Plépah Indonesia pun tak mudah. Salah satu tantangannya ada pada harga jual produk yang masih kalah saing dengan produk kemasan sekali pakai lain. Beberapa pebisnis juga tampaknya mengeluhkan hal ini melalui kolom komentar di media sosial resmi Plépah.

Tantangan ini sepertinya disadari betul oleh tim Plépah. Mereka kemudian menyusun siasat dengan meluncurkan program Punya Opsi untuk membantu para pelaku UMKM agar bisa menggunakan kemasan ramah lingkungan milik Plépah Indonesia.

Melalui pengabdian yang tulus dan solusi inovatif yang disumbangkan untuk lingkungan, tim Plépah Indonesia dan Rengkuh Banyu Mahandaru kemudian meraih apresiasi SATU Indonesia Awards. Penghargaan ini diberikan oleh ASTRA Indonesia kepada para insan pemuda-pemudi yang berdampak dengan inovasi unik yang dibuat mereka untuk menyelesaikan problem di sekitarnya.

Dilihat dari media sosial dan laman e-commerce resminya, Plépah Indonesia tampaknya tengah libur dari aktivitasnya. Mari kita beri dukungan supaya tim Plépah Indonesia bisa kembali beraktivitas dan memantik kehadiran lebih banyak #kabarbaiksatuindonesia!

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Allicia Dhea lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Allicia Dhea.

AD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.