Di pelosok Gunung Meriah, terdapat sebuah desa yang memiliki cerita di antara para warganya. Area perkebunan terhampar di desa ini dengan potensinya pada kelapa sawit. Namun, tak hanya sektor perkebunan yang menjadi penggerak perekonomian.
Ada satu potensi daerah yang lahir dari kolam-kolam ikan lele di Desa Pandan Sari. Dari seorang pemuda yang membudidayakan lele menjadi semakin banyak. Bahkan hingga berhasil melakukan panen raya ikan lele.
Dengan semangat dan motivasi tinggi dari para warga Pandan Sari, desa ini berhasil bangkit dan perekonomian semakin maju. Bersama dengan dukungan dan bantuan dari pihak-pihak lain seperti pemerintah dan perusahaan, ikan lele menjadi komoditas unggulan dari desa ini.
Sebuah Desa di Dekat Perbatasan Aceh
Desa Pandan Sari terletak di Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Meskipun secara administratif termasuk ke dalam wilayah Provinsi Aceh, desa ini lebih dekat ke Sumatra Utara dibandingkan pusat kota Banda Aceh.
Kebun kelapa sawit menjadi pemandangan sehari-hari di desa ini dengan sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor perkebunan. Selain kelapa sawit, ada satu lagi potensi yang tumbuh dari kolam-kolam ikan, yaitu ikan lele.
Melihat keuntungan yang semakin meningkat dari ikan lele membuat banyak peternak lele bermunculan. Dengan dukungan dari CSR perusahaan-perusahaan, seperti PT Perkebunan Lembah Bhakti (PLB), salah satu anak perusahaan dari PT Astra International Tbk, ikan lele semakin berkembang.
Bangkitkan Perekonomian Lewat Ikan Lele
Awal lele menjadi komoditas unggulan adalah ketika Misnadi, Ketua Pemuda Pandan Sari merasa resah akibat banyaknya pemuda yang berbuat kriminal. Misnadi merasa memiliki tanggung jawab untuk mengubah keadaan para pemuda tersebut.
Semenjak itu, Misnadi melihat adanya potensi selain kelapa sawit di Desa Pandan Sari, yaitu ikan lele, yang pada tahun 2018 sudah ia pelihara. Peluang besar untuk budi daya ikan lele juga ada dengan alasan pasokan lele di Aceh Singkil berasal dari Sumatra Utara.
Bisnis ini pun mendapat dukungan berupa pelatihan dan modal awal dari PT PLB Astra karena wilayah desa ini yang dekat dengan kebun sawit milik perusahaan tersebut. Sistem bioflok menjadi teknik dalam budi daya lele dengan menggunakan kolam sebesar 3x3 meter. Sistem memanfaatkan mikroorganisme untuk mengubah limbah kolam menjadi gumpalan kecil yang berfungsi sebagai pakan alami tambahan.
Budi daya lele ini tidak senantiasa langsung meraup untung. Pada percobaan pertama, Misnadi dan kawan-kawan belum menikmati hasil panen. Hasilnya dibelikan benih lele lagi dan menyeleksi siapa saja yang memiliki minat besar.
Barisan awal Misnadi, Satria Muda Maju Bersama, yang semula hanya berjumlah 10 orang kini semakin banyak. pada tahun 2022, ada sekitar 47 orang menjadi peternak lele yang umurnya berada di bawah 40 tahun. Pada tahun 2024, panen bahkan bisa mencapai 1,4 ton setiap 2,5 bulan.
Untuk mencegah harga anjlok di masa panen, anggota kelompok membuat sistem rotasi tabur benih sehingga panen tidak bebarengan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pasar dan mendapatkan harga stabil.
Produk olahan lele juga dibuat sebagai upaya pengembangan UMKM. Produk-produk ini antara lain ada salai, bakso, abon, dan keripik lele. Konsumen tertarik ketika diperkenalkan produk ini, hingga bahkan kewalahan dalam persediaan lele.
Dukungan dari Astra
Kebangkitan Desa Pandan Sari melalui pembudidayaan ikan lele oleh kelompok pemuda dan petani memberikan perhatian dari pihak-pihak lain, termasuk Astra. Pada tahun 2021, desa ini dimasukkan sebagai desa binaan Astra dalam program Kampung Berseri Astra.
Pembinaan kepada warga Pandan Sari dilakukan untuk mendukung perwujudan warga desa yang sejahtera. Pelatihan dan bantuan materi diberikan kepada masyarakat lokal dari PT Astra.
Bahkan, pada tahun 2022 produk olahan lele oleh pelaku UMKM diberikan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan UMKM di Jakarta yang diselenggarakan oleh PT Astra International.
Kampung Berseri Astra adalah program pengembangan masyarakat berbasiskan komunitas dengan visi mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif. Program ini merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Ada empat pilar untuk kontribusi sosial berkelanjutan, antara lain pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News