farvisa vet menjaga ternak menyejahterakan petani plakat tinggi - News | Good News From Indonesia 2025

Farvisa Vet: Menjaga Ternak, Menyejahterakan Petani Plakat Tinggi

Farvisa Vet: Menjaga Ternak, Menyejahterakan Petani Plakat Tinggi
images info

Farvisa Vet: Menjaga Ternak, Menyejahterakan Petani Plakat Tinggi


Di Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, mayoritas penduduk hidup dari karet dan kelapa sawit. Namun harga komoditas turun drastis dalam satu dekade terakhir, membuat petani merugi.

Pemerintah memberikan bantuan ternak untuk diversifikasi pendapatan, tetapi banyak warga tidak tahu cara merawatnya mereka melepas sapi, kambing dan unggas begitu saja di kebun. Fahri Putranda, dokter hewan lulusan Universitas Syiah Kuala, melihat kondisi ini dan merasa prihatin.

Sejak 2015 (beberapa sumber menyebut 2018), ia mengabdikan diri di Plakat Tinggi melalui program Farvisa Vet. Tujuannya sederhana namun berdampak: memastikan kesehatan ternak sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Apa Itu Farvisa Vet?

Farvisa Vet merupakan program pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan untuk desa transmigrasi di Plakat Tinggi. Program ini mengedukasi peternak tentang penyakit menular dan tidak menular, kekurangan vitamin, serta obat yang tepat untuk mengobati ternak. Fahri juga memberikan vaksinasi rutin, obat cacing dan vitamin.

Uniknya, ia mendatangi rumah warga satu per satu didampingi penyuluh pertanian untuk memberikan penyuluhan. Dalam sesi kunjungan itu, ia menjelaskan manfaat ternak sehat dan bagaimana hewan bisa menjadi sumber pendapatan.

Selain sapi dan kambing, program ini mendorong beternak unggas seperti ayam dan bebek untuk petani dengan modal kecil.

Fahri mengadakan seminar tentang vaksinasi ayam dan dosis yang tepat. Semua layanan diberikan tanpa tarif Fahri hanya menerima bayaran jika peternak ingin memberi. Pendekatan yang humanis ini menumbuhkan kepercayaan dan mematahkan anggapan bahwa dokter hewan mahal.

Tantangan

Pelayanan Farvisa Vet tidak mudah. Jalan ke desa masih berupa tanah saat hujan, kondisi licin dan sulit dilalui. Fahri harus menaklukkan medan ekstrem untuk sampai ke kandang ternak. Kendala lain adalah minimnya obat-obatan untuk mendapatkan obat tertentu, ia harus ke Palembang.

Kultur dan bahasa juga menjadi tantangan. Fahri adalah suku Gayo dari Aceh, sementara masyarakat Plakat Tinggi memiliki bahasa dan adat berbeda. Banyak warga tidak memahami bahasa Indonesia.

Fahri kerap meminta bantuan kepala dusun untuk menerjemahkan keluhan peternak. Tantangan terbesar justru membangun kesadaran sebagian besar petani belum terbiasa dengan pelayanan kesehatan hewan, sehingga ia harus sabar meyakinkan mereka.

baca juga

Dampak Sosial & Perekonomian

Perlahan, usaha Fahri membuahkan hasil. Program Farvisa Vet telah berjalan sekitar empat tahun kini masyarakat tak bingung lagi jika ternak sakit mereka langsung menghubungi Fahri. Sekitar 60persen warga di 15 desa sudah memahami pentingnya kesehatan hewan dan rutin memeriksa ternaknya.

Mereka melihat peningkatan kualitas ternak, seperti anak sapi yang sehat setelah program obat cacing kisah yang sempat viral di desa. Seiring meningkatnya kesehatan ternak, pendapatan petani pun naik karena hewan yang sehat memiliki nilai jual lebih tinggi.

Program ini mendapat pengakuan dari PT Astra International Fahri Putranda menerima SATU Indonesia Awards 2021 di kategori kesehatan. Penghargaan ini menandakan bahwa kehadiran dokter hewan di pedesaan mampu memperbaiki ekonomi lokal dan mendukung swasembada protein.

Masa Depan Farvisa Vet

Meskipun sudah menjangkau 15 desa, Fahri bercita-cita memperluas Farvisa Vet ke desa-desa pelosok lainnya. Ia berharap makin banyak masyarakat sadar bahwa ternak yang sehat bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga, bahkan menjadi bisnis utama pengganti karet atau sawit.

Untuk itu, Fahri merencanakan kolaborasi dengan dinas terkait, penyedia obat hewan, dan perguruan tinggi veterinaria. Ia juga ingin mengembangkan modul pelatihan agar peternak dapat melakukan tindakan preventif sendiri.

Farvisa Vet menegaskan bahwa jarak dan budaya bukan penghalang bagi pelayanan kesehatan hewan, melainkan peluang untuk inovasi dan pengabdian. Cerita ini bisa menginspirasi banyak pihak bahwa kesejahteraan petani dan kesehatan ternak merupakan dua sisi mata uang yang saling melengkapi.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.