“Tujuan besar saya adalah agar masyarakat kembali mengelola lingkungan dan bersahabat dengan alam sesuai dengan konsep Tri Hita Kirana, di Bali.” -Gede Praja Mahardika.
Dengan mengusung Tri Hita Kirana, konsep kepercayaan Bali yang mencakup keselarasan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan, menjadi dasar dalam konsep Tri Guna atau kegiatan pikiran yang ditempatkan secara layak.
Iseng-iseng membawa berkah. Dari komunitas yang hanya sekadar say hello saja untuk mengisi waktu dikala penat, kini memberikan dampak yang besar dan menjadi jawaban atas impian masa lalu menuju lingkungan yang produktif, sehat, serta bisa memetik hasil darinya.
Sebagai aktivis lingkungan, Gede Praja Mahardika, melihat adanya kesenjangan dan potensi terabaikan di masyarakat yang memiliki Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan sebatas menjadi bumbu dapur saja, dirinya tergerak untuk menjadikan tanaman obat sebagai upaya dalam pelestarian pangan lokal maupun solusi ganda antara kesehatan dan pemberdayaan ekonomi.
Tren back to nature juga ikut menjadi penggeraknya untuk menjalani gaya hidup sehat dan dijadikan ide untuk menanam hingga membudidayakan tanaman obat meski di lahan yang sempit seperti pekarangan rumah.
Dari rimpang saja seperti kunyit dan jahe yang ditanam di pekarangan rumah yang sempit ternyata memiliki potensi yang besar. Tidak hanya sekadar menanam, tapi impian besar ini bisa terwujud dari tindakan sederhana seperti menanam yang bisa memberi berkah.
Ada Tantangan, Ada Solusi

Gede Praja Mahardika | Foto: Instagram/@yayasan.sahabatbumibali
Basic ilmu kesehatan lingkungan dan masyarakat yang dimiliki Gede Praja Mahardika membuatnya tergerak untuk menghidupkan kembali tanaman yang diabaikan, agar menjadi lebih bermanfaat.
Gede Praja Mahardika kemudian memulai aksinya dari penyuluhan door to door, dari desa ke desa, bahkan ke sekolah dengan mengajarkan arti dan manfaat dari akar, daun, dan bagian lainnya dari tanaman TOGA.
Tidak hanya memberi penyuluhan soal penanaman, Gede Praja Mahardika juga memperkenalkan teknik pertanian bertingkat atau vertikultur yang memungkinkan masyarakat dengan lahan sempit bisa tetap menanam berbagai jenis TOGA dan tanaman produktif lainnya.

Manfaatkan lahan sempit dengan menanam TOGA | Foto: Instagram/@yayasan.sahabatbumibali
Program baiknya ini menjadi salah satu penyuluhan bagaimana cara mengolah, mengembangkan, dan membudidayakan tanaman obat dengan tanaman produktif pilihan seperti buah lengkeng, jambu, sirsak kemudian dibawahnya ditanami dengan tanaman rimpang seperti jahe, kunyit, juga ubi ungu dan sereh.
Selain itu, program ini membuka peluang bagi masyarakat untuk memiliki penghasilan tambahan dari kebun rumah mereka sekaligus mendukung pelestarian pangan lokal di Bali yang juga meyakinkan masyarakat bahwa dari lahan yang terbatas, ternyata bisa lebih produktif lagi hingga mengubah perilaku masyarakat melalui kegiatan baru yang bermanfaat dan produktif yaitu sadar menanam secara mandiri hingga tanaman tersebut memiliki nilai jual.
Atas kontribusi dan inovasinya, Gede Praja Mahardika mendapat apresiasi dari SATU Indonesia Award tahun 2023 kategori kesehatan yang diberikan oleh PT Astra International Tbk. Hal ini sebagai bentuk dari usahanya mengembangkan potensi ekonomi lokal dengan pengolahan tanaman obat serta pelestarian lingkungan.
Penghargaan ini menunjukkan bahwa kearifan lokal dan inisiatif individu ternyata mampu menciptakan perubahan yang berdampak besar untuk sekitar. Semangatnya juga menunjukkan komitmen untuk membudidayakan tanaman lokal, meningkatkan perekonomian daerah, serta melestarikan pangan yang tersedia.
Baca juga: Tri Hita Karana: Tiga Kunci Abadi Bali Menuju Hidup Selaras
Dari Komunitas Jadi Yayasan
Dalam mengembangkan programnya, faktor pendanaan menjadi kendala yang harus diatasi. Awalnya, program ini bertahan dari uang pribadi, hasil menjual produk dan baju, lalu akhirnya bekerja sama dengan CSR perusahaan. Semangat kerja yang naik turun tentu dirasakan ditambah adanya anggota komunitas yang keluar-masuk menjadi tantangan yang berat.
Namun, karena adanya komitmen dan kemauan untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya dengan menggerakkan masyarakat dalam menanam TOGA, program ini kian memberikan dampak nyata dan mulai mendapat pengakuan yang luas.
Perjuangan dari skala kecil berbuah manis pada tahun 2019, ketika Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan penghargaan kepada Gede Praja Mahardika sebagai Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih.
Penghargaan ini juga menjadi dukungan baginya untuk mengembangkan komunitas ‘Sahabat Bumi Bali’ menjadi yayasan yang lebih legal dan bergerak di bidang lingkungan.
Dari komunitas menjadi yayasan, menjadikan Gede Praja Mahardika tidak berhenti mengintegrasikan kepeduliannya terhadap lingkungan. Saat ini, ia aktif sebagai promotor lingkungan dan pelatih teknik Gea Ecobrick dengan mengembangkan solusi pemanfaatan teknik daur ulang sampah plastik menjadi benda lain seperti meja, kursi, dan rak.

Eco Brick | Foto: Instagram/@yayasan.sahabatbumibali
Kegiatan lain dari ‘Yayasan Sahabat Bumi Bali’ yang digagas oleh Gede Praja Mahardika mencakup pemasangan biopori, pembuatan briket dari sampah plastik, serta pembuatan disinfektan alami, dan pengolahan eco-enzyme.
Dalam mengintegrasikan kepedulian lingkungan, Gede Praja Mahardika juga tak lupa meminta seluruh masyarakat untuk membuat lubang resapan biopori sebelum membuka lahan atau membangun rumah.
Adanya program ini menjadikan masyarakat lebih aware dan menyambut baik setiap kegiatannya karena disadarkan bahwa menjaga lingkungan sekitar itu ada kaitannya dengan Tri Hita Kirana dan konsep kenyamanan kehidupan.
Dengan membuktikan bahwa potensi ekonomi lokal adalah kunci menuju kemandirian, Gede Praja Mahardika menunjukkan bahwa rumah bisa menjadi laboratorium kesehatan serta sumber perekonomian yang kuat.
Semangat tindakan nyata dari Gede Praja Mahardika juga menjadi pengingat bahwa solusi terbaik seringkali ada di sekitar kita, hanya perlu kejelian untuk melihatnya.
#kabarbaiksatuindonesia
Baca juga: Gerakan Gigi Bali Sehat: Ukir Senyum Sehat Untuk Masa Depan Anak Pelosok Pulau Dewata
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News