di sman 1 dampit sekolah tak hanya mendidik tapi juga menumbuhkan pangan - News | Good News From Indonesia 2025

Di SMAN 1 Dampit, Sekolah Tak Hanya Mendidik tapi juga Menumbuhkan Pangan

Di SMAN 1 Dampit, Sekolah Tak Hanya Mendidik tapi juga Menumbuhkan Pangan
images info

Di SMAN 1 Dampit, Sekolah Tak Hanya Mendidik tapi juga Menumbuhkan Pangan


“Sekolah harus menjadi tempat yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menjamin tumbuh kembang anak melalui akses makanan sehat dan bergizi. School Food Care adalah solusi nyata untuk mewujudkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr. Aries Agung Paewai.

Ia menuturkan hal itu saat peluncuran program unggulan School Food Care (SFC) di SMAN 1 Dampit pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Program School Food Care Jawa Timur adalah inisiatif yang mengubah lahan kosong di sekolah menjadi laboratorium alam. Lahan tersebut dialihfungsikan sebagai tempat untuk menanam tanaman pangan, sayur, dan buah. Program ini menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap sekolah mampu menyediakan pangan sehat dan bergizi bagi warganya.

baca juga

Selain memastikan ketersediaan makanan sehat dan bergizi bagi siswa, program ini juga sekaligus menjadi bahan pengajaran untuk siswa tentang kepedulian terhadap isu pangan dan lingkungan.

SMAN 1 Dampit adalah 1 dari 29 sekolah yang menjadi pilot project program School Food Care. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di 24 kabupaten/kota di Jawa Timur.

baca juga

Melihat Pengelolaan Tanaman di SMAN 1 Dampit

SMAN 1 Dampit memanfaatkan lahan yang dulunya tempat pembuangan sampah sebagai lahan pertanian untuk merealisasikan program School Food Care.

Sebelumnya, sekolah ini pernah berhasil meraih Juara 3 dalam ajang SMA Awards 2025 tingkat Provinsi Jawa Timur pada kategori School Food Care. Kejuaraan ini merupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang aktif dalam pengelolaan program pangan sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Sekolah ini pun memiliki nama program sendiri dalam melaksanakan School Food Care. Mereka menamai program itu dengan nama SIKAP.

baca juga

“Yang mengelola guru dan siswa dengan nama Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP),” ujarnya.

SMAN 1 Dampit telah punya beragam tanaman di lahannya. Terhitung ada 300 jenis tanaman yang berhasil dikelola, mulai dari blonceng, pisang, alpukat, tomat, kentang, bayam Brazil, kacang panjang, kangkung, cabai, terong, durian, sukun hingga talas bentoel.

Guru dan karyawan SMAN 1 Dampit olah sampah anorganik
info gambar

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SMAN 1 Dampit olah sampah anorganik


 

Tak heran, sebab program itu dijalankan di atas tanah seluas 4 hektare sehingga bisa menampung banyak tanaman. Para guru dan siswa pun sama-sama bertanggung jawab untuk mengelola lahan tersebut. Mereka memanfaatkan pupuk organik untuk menambah nutrisi pada tanaman. Pupuk itu dibuat dan diolah sendiri dari berbagai daun-daunan.

baca juga

“Kami memanfaatkan semua bahan, limbah dan sampah yang ada di sekolah untuk program SFC. Mulai dari membuat eco enzim, pupuk cair, pupuk padat, urban farming, dan padi gogo. Sekolah kami lebih bersih dan siswa bisa belajar berwirausaha,” kata Kepala SMAN 1 Dampit, Yudi Krisdianto, S.Pd.

Nah, selain tanaman, SMAN 1 Dampit juga memiliki kolam ikan lele yang menjadi bagian integral dari sistem SIKAP. Melihat hal itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendukung penuh.

“Kolam diperbesar supaya lebih banyak menampung beragam ukuran ikan lele,” katanya.

baca juga

Ajang Belajar di Luar Kelas

Selain ketahanan pangan, program SIKAP juga menjadi ajang pembelajaran di luar kelas. Sebab, belajar bisa kapan pun, di mana pun, dan tentang apa pun.

“Ajang belajar untuk kami semua termasuk guru yang terus menerus belajar. Biasa pegang buku, sekarang pegang cangkul, menanam, mencabut rumput yang benar serta memupuk,” ungkap Kustiawati, Ketua Tim Adiwiyata sekaligus guru Bahasa Indonesia di SMAN 1 Dampit.

SIKAP juga jadi ladang belajar wirausaha. Hasil pertanian di lahan sekolah itu, bisa dijual. Pasarnya bisa siapa saja, mulai dari wali murid, para guru, serta masyarakat umum.

“Kita menjual beberapa tanaman untuk memenuhi kebutuhan pasar seperti sere, blonceng, kacang. Insyaallah dengan membeli buah, sayur, dan pupuk masyarakat akan semakin sehat,” imbuhnya.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.