mengubah lahan gersang gunungkidul menjadi oase lidah buaya berdaya jual ala alan efendhi - News | Good News From Indonesia 2025

Mengubah Lahan Gersang Gunungkidul Menjadi Oase Lidah Buaya Berdaya Jual ala Alan Efendhi!

Mengubah Lahan Gersang Gunungkidul Menjadi Oase Lidah Buaya Berdaya Jual ala Alan Efendhi!
images info

Mengubah Lahan Gersang Gunungkidul Menjadi Oase Lidah Buaya Berdaya Jual ala Alan Efendhi!


Kawan GNFI, pernahkah Anda membayangkan lahan yang dikenal gersang dan panas di Gunungkidul, DI Yogyakarta, bisa menjadi pusat produksi komoditas bernilai tinggi?

Kisah inspiratif ini datang dari Alan Efendhi, seorang pemuda kelahiran Gunungkidul 16 Juli 1988, yang sukses membangun wirausaha berbasis lidah buaya (aloe vera) sejak tahun 2014.

Atas dedikasi dan dampaknya dalam memberdayakan komunitas petani lokal, Alan dianugerahi penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards 2023 dari Astra.

baca juga

Pulang Kampung Demi Keluarga dan Prospek Aloe Vera

Alan Efendhi dulunya adalah seorang perantau di Jakarta. Selama bertahun-tahun, ia mengadu nasib di ibu kota, namun rasa rindu dan kekhawatiran terhadap orang tua yang kian berumur di kampung halaman tak pernah pudar.

Keinginan kuat untuk memiliki pekerjaan yang dekat dengan keluarga di Gunungkidul membulatkan tekadnya untuk pulang dan merintis usaha di sana.

Setelah mempertimbangkan berbagai opsi, Alan menjatuhkan pilihan pada budidaya lidah buaya.

Keputusan ini sangat strategis. Alan melihat adanya kecocokan yang unik antara tanaman gurun ini dengan kondisi alam Gunungkidul yang dikenal gersang dan panas, sebab aloe vera memang merupakan tanaman yang cocok di daerah gurun dan mudah ditanam.

Lebih dari sekadar kecocokan iklim, Alan melihat prospek komoditas ini yang luar biasa.

Lidah buaya merupakan salah satu dari 10 tanaman terlaris di dunia, berpotensi masuk ke berbagai industri, mulai dari farmasi, kosmetik, hingga kuliner.

Dengan potensi pasar yang masif ini, Alan meyakini bahwa aloe vera adalah komoditas yang memiliki prospek bisnis cerah di masa depan.

Perjalanan "Rasane Vera"

Berbekal keyakinan tersebut, Alan memulai langkah pertamanya. Dibantu sang ibu, ia menanam 500 bibit aloe vera jenis Sinensis Barker, varietas yang dipilih karena menghasilkan daun paling besar.

Setelah setahun berjalan dan panen perdana tiba, Alan Efendhi mulai berinovasi pada tahapan berikutnya: membuat produk olahan.

Awalnya, ia membuat minuman aloe vera sederhana dalam bungkus plastik yang diikat karet, kemudian dititipkan ke pedagang sayur keliling, warung, dan sekolah-sekolah di sekitar kampung. Produknya diberi nama Rasane Vera.

Titik balik signifikan terjadi pada tahun 2018. Melalui dukungan dari Pemerintah Daerah Gunungkidul dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kualitas kemasan dan daya tahan produk Rasane Vera ditingkatkan secara drastis.

Yang mulanya minuman hanya mampu bertahan 3 hari, kini mampu memiliki daya tahan hingga 6 bulan.

Langkah ekspansi besar dilakukan Alan sejak tahun 2019. Setelah semua aspek legalitas (PIRT, sertifikat halal, dan BPOM) dikantongi, ia merambah pemasaran yang lebih luas ke toko oleh-oleh di Kota Yogyakarta.

Alan juga sukses membangun jaringan agen pemasaran yang kini tersebar di DIY, Jawa Tengah, dan Jakarta. Saat ini, pabrik Rasane Vera mampu memproduksi lebih dari 350 botol Aloe Liquid per hari.

Menciptakan Lapangan Kerja lewat Wisata Edukasi dan Kemitraan

Dampak positif wirausaha Alan Efendhi tidak hanya berhenti pada produk. Ia telah menciptakan ekosistem pemberdayaan yang luas, Kawan GNFI.

Pertama, melalui pengembangan aktivitas budidaya dan produksi aloe vera di Jeruklegi menjadi wisata edukasi bernama Aloe Land.

Setiap minggu, Aloe Land disambangi puluhan hingga ratusan pengunjung dari berbagai kalangan—mulai dari pelajar, pengurus desa, ibu PKK, hingga instansi pemerintahan—yang datang untuk mempelajari seluk-beluk lidah buaya.

Wisata edukasi ini secara langsung membuka lapangan kerja bagi warga dusun yang direkrut sebagai pemandu tamu.

Selain itu, warga juga mendapatkan manfaat ekonomi tambahan dengan memasarkan langsung produk-produk makanan olahan berbahan lidah buaya kepada para pengunjung.

Kedua, melalui kemitraan petani. Hingga kini, Rasane Vera telah merangkul lebih dari 125 mitra petani binaan yang tersebar di beberapa kabupaten, termasuk Gunung Kidul, Klaten, Bantul, dan Sleman.

Alan tidak sekadar menampung hasil panen, tetapi juga mendorong para mitra yang telah mahir untuk menjalankan usaha minuman sehat secara mandiri, menciptakan efek domino kewirausahaan di pedesaan.

Atas segala dedikasi dan dampak sosial yang luar biasa ini, Alan Efendhi diganjar sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Talenta Wirausaha BSI 2023, Young Ambassador Agriculture 2023, dan puncaknya adalah Astra SATU Indonesia Awards 2023.

Alan Efendhi telah membuktikan, berbisnis sambil memberdayakan masyarakat dan menjaga lingkungan adalah formula kesuksesan yang berkelanjutan.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.