Legenda Putri Dandan Tajelo adalah salah satu cerita rakyat dari daerah Sumatera Barat. Legenda ini berkisah tentang perjuangan Putri Dandan Tajelo untuk menyelamatkan mamaknya, Sutan Mudo.
Simak kisah lengkap dari legenda Putri Dandan Tajelo ini dalam artikel berikut.
Cerita Rakyat dari Sumatera Barat, Legenda Putri Dandan Tajelo
Dikutip dari buku Ceritera Rakyat Daerah Sumatera Barat, dikisahkan pada zaman dahulu ada sebuah keluarga yang hidup di Jorong Kampung Dalam. Keluarga ini memiliki tiga orang putri yang bernama Putri Dandan Tajelo, Putri Sari Baganti, dan Putri Tua.
Sementara itu, ibu dari ketiga putri ini juga memiliki seorang adik bernama Sutan Mudo. Mereka hidup dengan rukun dan bahagia bersama.
Pada suatu hari, ayah dari ketiga putri ini hendak melaksanakan sayembara untuk mencari suami bagi ketiga putrinya. Gelanggang sabung ayam pun dibuka untuk mencari calon menantunya tersebut.
Para pemuda kemudian berbondong-bondong datang ke gelanggang itu. Para pemuda ini saling bersaing untuk keluar sebagai pemenang sayembara.
Sutan Mudo pun ikut membawa ayam jagoannya ke sana. Dirinya hanya hendak menguji ketangkasan ayamnya di gelanggang tersebut.
Di tengah jalan, Sutan Mudo bertemu dengan Sutan Magek Juang. Sutan Magek Juang kemudian menantang Sutan Mudo adu ayam dengannya.
Pada awalnya Sutan Mudo menolak hal tersebut. Dia justru mengajak Sutan Magek Juang ke gelanggang karena akan lebih ramai orang di sana.
Meskipun demikian, Sutan Magek Juang tetap bersikeras. Akhirnya terjadilah adu ayam dari kedua pemuda tersebut di sana.
Ayam Sutan Mudo bisa menang dengan mudah. Ayam Sutan Magek Juang mati dalam pertandingan tersebut.
Menurut adatnya, pihak yang kalah mesti menyerahkan hartanya kepada pemenang. Akan tetapi, Sutan Magek Juang tidak mau melakukan hal tersebut.
Sutan Mudo kemudian menuntut haknya. Karena Sutan Magek Juang tetap bersikeras, pecahlah perkelahian antara kedua pemuda tersebut.
Dalam perkelahian ini, Sutan Mudo berhasil mengalahkan Sutan Magek Juang hingga dia menemui ajalnya. Melihat keributan yang ada di sana, semua masyarakat kemudian berkerumun dan menahan Sutan Mudo.
Helatan sayembara akhirnya ditunda. Para petinggi adat memutuskan untuk memberikan hukuman kepada Sutan Mudo.
Sutan Mudo dihanyutkan dengan sebuah sampan dalam keadaan terikat. Nantinya Sutan Mudo akan sampai di nagari Kapa Seratus Tujuh Luan dan ditahan oleh Raja Aniaya yang memerintah di sana.
Putri Dandan Tajelo yang melihat hal ini tidak terima mamaknya diperlakukan demikian. Dia pun meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk pergi menyelamatkan Sutan Mudo.
Kedua orang tua Putri Dandan Tajelo kemudian meminta putrinya untuk berguru terlebih dahulu kepada Putri Karang Melur yang juga tunangan dari Sutan Mudo. Putri Dandan Tajelo bersama dua saudarinya kemudian pergi berguru ke tunangan mamaknya tersebut.
Setelah dirasa cukup, berangkatlah ketiga saudara ini menuju tempat Sutan Mudo ditahan. Sesampainya di sana, kapal mereka ternyata sudah dinanti oleh Raja Aniaya.
Pertempuran antara kedua pihak akhirnya pecah. Pertarungan antara Putri Dandan Tajelo dan Raja Aniaya berlangsung dengan sengitnya.
Namun berkat ilmu yang dia miliki, Putri Dandan Tajelo berhasil mengalahkan Raja Aniaya dan membunuhnya. Putri Dandan Tajelo kemudian menyelamatkan Sutan Mudo yang ditawan dan membawanya kembali pulang ke Jorong Kampung Dalam.
Rombongan Putri Dandan Tajelo sudah ditunggu oleh keluarga di sana. Putri Karang Melur juga sudah menanti kedatangan tunangannya.
Sutan Mudo akhirnya menikah dengan Putri Karang Melur. Tidak lama kemudian, Putri Dandan Tajelo dan kedua saudarinya juga menemukan pendamping hidupnya masing-masing.
Begitulah kisah dari legenda Putri Dandan Tajelo, salah satu cerita rakyat dari Sumatera Barat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News