Masalah sampah selalu menghantui Kota Bandung mulai dari volumenya hingga beberapa tragedi yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tragedi ledakan gas metana di TPA Leuwigajah pada 2005 yang menewaskan 157 orang menjadi catatan tersendiri. Pada tahun 2023 status tanggap darurat sampah sempat diterbitkan dari 28 Agustus hingga 27 Desember setelah terjadi kebakaran di TPA Sarimukti. Produksi sampah di Kota Bandung memang tidak sedikit, dikutip dari Jabar Ekspres hingga 2024 ada di angka 1.496,31 ton per hari.
Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mewujdukan Kawasan Bebas Sampah (KBS). Salah satunya yang ada di Kampung Berseri Astra (KBA) Mitra Dago. KBA ini cukup unik karena berada di kawasan perumahan yang umumnya cenderung individualis. Di perumahan yang sudah ada sejak tahun 1997 dengan jumlah 183 rumah terisi ini, para warga bergotong royong mewujudkan KBS melalui berbagai kegiatan.
Upaya ini diawali oleh Fenti Atmawati yang membuat Whatsapp Grup Zero Waste Lovers bersama beberapa ibu-ibu perumahan, sebagai media berbagi dan membudayakan aksi peduli lingkungan. Ia ingin kegiatan pengelolaan sampah dijalankan secara masif di Mitra Dago dan sempat mendapat penolakan 3 kali dari pengurus RW. Akhirnya status KBS berhasil disandang Mitra Dago pada akhir tahun 2023 setelah pergantian pengurus RW.
Langkah pengelolaan sampah dimulai dari masing-masing rumah dengan memilah sampah menjadi 3 yaitu organik, anorganik dan B3 atau residu. Sampah organik bisa dimasukkan biopori atau diangkut ke pengelolaan sampah komunal. Pengangkuan sampah ini juga terjadwal sesuai jenisnya. Senin pukul 07.00 – 08.30 WIB untuk pengangkatan sampah organik dan pukul 09.30-11.30 WIB sampah anorganik. Rabu pukul 07.00-09.30 WIB sampah residu dan organik. Kamis pukul 07.00-09.30 WIB sampah anorganik. Sabtu pukul 07.00-08.30 WIB sampah organik. Dan setiap tanggal 15 adalah jadwal pengambilan sampah jelantah.
Tempat pengolahan sampah komunal terletak di salah satu sudut lahan perumahan. Di tempat ini dibangun rumah kompos dan bata terawang untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk. Ada juga sarana biopori untuk mengolah sampah sisa makanan. Untuk sampah anorganik KBA Mitra Dago bekerja sama dengan bank sampah di sekitar perumahan.
Upaya lain dalam mewujudkan KBS adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi zerowaste. KBA Mitra Dago mengkampanyekan penggunaan tisu kain, kantong kain untuk makanan, dan tas belanja kain. Selain itu, botol-botol yang masih layak pakai digunakan untuk membeli bahan-bahan curah seperti bahan masakan, telur, sembako bahkan deterjen.
Salah satu wujud zerowaste yang cukup inovatif dijalankan saat Idul Adha tahun lalu. Seluruh kegiatan dalam rangkaian perayaan ini dijalankan dengan minim sampah. Air minum disediakan menggunakan tumblr yang sudah diberi nomor, konsumsi makanan pun dimasak oleh warga dan dihidangkan dengan alat makan yang bisa digunakan kembali. Sementara untuk daging kurban dikemas menggunakan wadah plastik yang nantinya dikembalikan untuk bisa digunakan di Idul Adha berikutnya. Bahkan isi perut sapi atau rumen difermentasi, kemudian dimanfaatkan menjadi asam humat untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Dari semua kegiatan ini maka tidak heran nama Mitra Dago masuk ke dalam salah satu Kampung Berseri Astra yang diresmikan tahun ini. Dedikasi dan komitmen setiap warga Mitra Dago dalam menjaga lingkungan dalam rangka mewujudkan Kawasan Bebas Sampah patut diacungi jempol dan bisa menjadi contoh bagi kawasan lain di Indonesia.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News