menelusuri jejak sejarah di desa wisata lubuk sukon - News | Good News From Indonesia 2025

Menelusuri Jejak Sejarah di Desa Wisata Lubuk Sukon

Menelusuri Jejak Sejarah di Desa Wisata Lubuk Sukon
images info

Menelusuri Jejak Sejarah di Desa Wisata Lubuk Sukon


Aceh terkenal dengan keindahan alamnya yang menjadi kekhasan tersendiri. Di provinsi ini ada satu desa yang masih merawat sejarah lewat bangunan rumah adatnya, Desa Wisata Lubuk Sukon. Berjarak 12 kilometer dari ibukota provinsi, deretan rumah adat yang biasa disebut Rumoh Aceh masih berjajar apik.

Uniknya rumah-rumah tersebut memanfaatkan bak thee yaitu tanaman semak sebagai pengganti pagar beton. Selain sebagai pemanis, tanaman ini juga menyuguhkan suasana sejuk dan nyaman khas pedesaan. Nama Lubuk Sukon sendiri berasal dari dua kata yaitu Lubok yang berarti dalam dan Sukon merujuk pada pohon sukun yang banyak ditemui di desa ini.

baca juga

Di Desa Wisata Lubuk Sukon tidak ditemukan sampah berserakan atau ternak berkeliaran di tengah pemukiman. Hal ini ternyata merupakan warisan Abdullah Muzakkir Walad sejak dulu. Muzakkir merupakan putra daerah Desa Wisata Lubuk Sukon yang menjabat sebagai Gubernur Aceh selama dua periode yaitu 1968-1973 dan 1973-1978. Muzakkir membuat rancangan tata lingkungan rumoh-rumoh Aceh dengan berjajar rapi.

Setiap hari Minggu aparat desa dan para warga bergotong royong untuk menjalankan penataan ini. Setiap rumah diangkat dan diletakkan secara rapi dengan posisi saling berhadapan kanan kiri. Bagian tengah kemudian digunakan sebagai jalur lalu lalang warga. Bukan hanya posisi rumah yang ditata, posisi sumur juga diberi penataan sendiri yaitu diletakkan di belakang rumah.

Rancangan tata lingkungan ini membawa nama Desa Wisata Lubuk Sukon mendapat predikat Desa Teladan tingkat Provinsi pada tahun 1973 dan 1975. Keuchik Jamil yang saat itu menjabat sebagai kepala desa juga dipanggil ke Istana Kepresidenan selama dua kali pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto.

Rumah yang ada di Desa Wisata Lubuk Sukon tidak hanya berupa rumoh-rumoh Aceh atau rumah adat. Rumah masa kecil Muzakkir juga masih terawat dengan apik dan dimanfaatkan sebagai museum sejarah edukasi. Ada juga Rumah Adat Cek Mad Rahmany yang sempat menjadi Duta Besar Republik Indonesia. Meskipun banyak bertugas di luar negeri, Cek Mad tetap menjaga ikatan dengan tanah kelahirannya. Rumah peninggalannya menjadi simbol hubungan erat identitas lokal dan semangat nasionalisme. Dua rumoh Aceh lain yaitu Rumoh Aceh Ibrahim dan Rumoh Aceh Emilda Juniza juga menjadi saksi sejarah di desa ini.

Ciri khas rumoh Aceh sendiri berupa rumah berbentuk panggung yang dibangun dari kayu dan beratap rumbia. Ada tiga bagian utama rumah yaitu kepala sebagai bagian atas, badan sebagai bagian tengah dan kaki sebagai bagian bawah. Atap bertumpuk dari susunan anyaman rumbia, tulak angen sebagai ventilasi alami, dinding kayu berukir, pintu berdaun ganda dan tangga penghubung antara kaki menuju badan rumah menjadi kekhasan tersendiri.

Sebagian rumoh Aceh dibangun pada rentang tahun 1930-1960 dan mengalami beberapa modifikasi ringan sambil tetap menjaga arsitektur asli. Hal inilah yang menjadikan Desa Wisata Lubuk Sukon salah satu pusat pelestarian budaya arsitektur tradisional di Aceh.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HF
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.