mengikat kebhinnekaan di pangandaran kisah ai nurhidayat dan smk multikultural bakti karya - News | Good News From Indonesia 2025

Mengikat Kebhinnekaan di Pangandaran: Kisah Ai Nurhidayat dan SMK Multikultural Bakti Karya

Mengikat Kebhinnekaan di Pangandaran: Kisah Ai Nurhidayat dan SMK Multikultural Bakti Karya
images info

Mengikat Kebhinnekaan di Pangandaran: Kisah Ai Nurhidayat dan SMK Multikultural Bakti Karya


Kawan GNFI, di saat banyak pemuda lulusan universitas memilih berkarier di kota besar, seorang pemuda dari Pangandaran, Jawa Barat, memilih jalan kembali ke kampung halaman demi sebuah misi besar: merajut toleransi dan kebhinnekaan melalui pendidikan.

Ia adalah Ai Nurhidayat, alumni Universitas Paramadina, Jakarta, yang kemudian mendirikan SMK Bakti Karya Parigi, sebuah sekolah kejuruan multikultural.

Berkat dedikasi luar biasa dalam menumbuhkan agen perdamaian, Ai Nurhidayat dianugerahi SATU Indonesia Awards 2019 dari Astra.

baca juga

Berawal dari Pengalaman Etnosentrisme

Misi besar Ai Nurhidayat bermula dari pengalaman pribadi yang kurang mengenakkan.

Latar belakang utama mengapa ia membangun sekolah multikultural adalah karena ia melihat masyarakat di sekitarnya masih memiliki sikap etnosentris—kecenderungan untuk menilai budaya lain berdasarkan standar budayanya sendiri.

Hal ini berawal ketika Ai mengajak dua rekan asal Papua untuk menilik kampung halamannya di Pangandaran.

Sayangnya, reaksi dan perlakuan yang didapatkan kedua rekannya dari warga sekitar menunjukkan adanya pandangan yang kurang terbuka.

Pengalaman inilah yang membulatkan tekad Ai untuk mendirikan sebuah sekolah yang secara eksplisit mengajarkan dan mempraktikkan toleransi serta kebhinnekaan.

Pada tahun 2011, Ai mendirikan SMK Bakti Karya Parigi. Sekolah ini tidak hanya berfokus pada pendidikan kejuruan biasa, tetapi juga secara sengaja mendatangkan siswa-siswi dari berbagai etnis, ras, dan agama yang berbeda.

Yang lebih mulia lagi, program pendidikan selama tiga tahun ini diselenggarakan secara gratis, yang sebagian biayanya dibantu oleh donasi dan dukungan masyarakat sekitar yang lambat laun mulai menerima visinya.

Sekolah Sebagai Laboratorium Toleransi dan Perdamaian

Kawan GNFI, SMK Bakti Karya Parigi yang didirikan Ai Nurhidayat telah bertransformasi menjadi laboratorium hidup untuk toleransi. Sekolah ini menjalankan dua program unggulan untuk mencapai misinya:

  1. Kelas Profesi : Program ini dirancang untuk membuka jalan pengetahuan, memperluas perspektif siswa tentang pandangan dunia, dan memberikan referensi kerja yang lebih luas. Melalui pendidikan kejuruan yang kuat dan orientasi global, siswa didorong untuk menjadi individu yang kompeten dan terbuka.
  2. Splash the Peace : Ini adalah kegiatan ekspresi perdamaian sekolah multikultural. Program ini merupakan sarana bagi siswa-siswi untuk secara aktif mengusung niat mereka menjadi agen perdamaian di lingkungan masing-masing, menunjukkan bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan perpecahan.

Untuk menjalankan visi ini, sekolah tersebut kini didukung oleh jaringan yang luas, terdiri dari 250 relawan dan kakak asuh yang mendedikasikan waktu dan tenaga mereka.

Dukungan kolektif ini membuktikan bahwa semangat kebhinnekaan dapat bergerak dan menarik banyak pihak untuk berpartisipasi.

Lulusan Agen Perubahan

Hingga tahun 2019, program Kelas Multikultural yang diinisiasi Ai Nurhidayat telah berhasil meluluskan 35 siswa yang berasal dari enam provinsi berbeda di Indonesia.

Lulusan dari SMK Bakti Karya Parigi tidak hanya dibekali keahlian kejuruan, tetapi juga menjadi duta persatuan.

Ai Nurhidayat berharap program seperti ini tidak hanya berhenti di SMK Bakti Karya Parigi saja, melainkan dapat direplikasi dan dilakukan di tempat lain di seluruh Indonesia.

Ia memiliki keyakinan teguh bahwa melalui pendidikan bersama, siswa-siswi dapat belajar secara langsung untuk menciptakan dan memelihara toleransi antarsuku, ras, budaya, dan agama.

Ai Nurhidayat telah membuktikan bahwa keberanian untuk pulang dan berbuat di kampung halaman, dapat melahirkan dampak nasional, menjadikannya pahlawan sejati dalam bingkai pendidikan dan perdamaian di Indonesia.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.