desa budaya lingga jendela abadi kearifan karo - News | Good News From Indonesia 2025

Desa Budaya Lingga: Jendela Abadi Kearifan Karo

Desa Budaya Lingga: Jendela Abadi Kearifan Karo
images info

Desa Budaya Lingga: Jendela Abadi Kearifan Karo


Tersembunyi di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Desa Lingga berdiriĀ tak lekang dimakan waktu. Dikenal sebagai Desa Budaya Lingga, tempat ini bukan sekadar destinasi wisata biasa, melainkan sebuah "museum hidup" yang menyimpan dan melestarikan warisan peradaban Suku Karo. Begitu menginjakkan kaki di desa yang berjarak sekitar 5 km dari Kabanjahe ini, pengunjung akan langsung disambut oleh suasana pedesaan tradisional yang kental dan dinginnya udara pegunungan.

Siwaluh Jabu: Mahakarya Arsitektur Adat

Daya tarik utama Desa Budaya Lingga terletak pada koleksi Rumah Adat Karo yang diperkirakan berusia ratusan tahun, sebagian menyebut 250 hingga 300 tahun. Rumah adat ini dikenal dengan sebutan Siwaluh Jabu, yang secara harfiah berarti "Delapan Rumah". Nama ini merujuk pada fakta unik bahwa satu unit rumah panggung yang besar dan kokoh ini dihuni oleh delapan hingga sepuluh keluarga yang masih memiliki ikatan kekerabatan.

Rumah-rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan mengandalkan pasak dan ikatan. Atapnya terbuat dari ijuk, dengan kedua ujung atap dihiasi ayo-ayo berupa anyaman bambu berbentuk segitiga, seringkali dihiasi ukiran kepala kerbau yang dipercaya berfungsi sebagai penolak bala. Di dalamnya, tidak ada sekat permanen, setiap keluarga berbagi ruang komunal yang besar, menunjukkan konsep kekeluargaan dan gotong royong yang sangat erat dalam masyarakat Karo. Kolong rumah panggung yang tinggi pun memiliki fungsinya sendiri, yakni sebagai tempat menyimpan kayu bakar dan kandang ternak.

Peninggalan Budaya

Selain Siwaluh Jabu, Desa Budaya Lingga masih menjaga beberapa peninggalan budaya dan situs bersejarah lain yang mencerminkan kehidupan sosial masyarakat Karo di masa lalu. Peninggalan budaya seperti capah (piring kayu besar untuk sekeluarga), tungkat/tongkat, alat-alat musik, alat pertanian zaman dulu, alat memasak masih tersimpan apik di museum.

Di desa ini juga ada Griten yang berbentuk seperti rumah adat, tapi bentuknya jauh lebih kecil dan mempunyai empat sisi. Lesung yaitu bangunan yang biasa digunakan oleh penduduk zaman dulu untuk menumbuk padi, dan juga menumbuk beras menjadi tepung masih terlihat di Desa Budaya Lingga.

Sanggar Budaya dan Komunitas Budaya di Desa Budaya Lingga menyimpan alat musik tradisional seperti kulcapi keteng-keteng dan menampilkan tari tradisional. Selain Rumah Adat, Museum dan Sanggar Budaya makam-makam bersejarah seperti Maka Sibayak Lingga, Makam Teuku Syekh Lau Bahun dan situs Kerajaan Sibayak Lingga lainnya bisa ditemui di sini.

Tantangan Pelestarian di Tengah Perubahan

Sebagai salah satu desa tertua di Tanah Karo dan telah ditetapkan sebagai Desa Budaya, Lingga pernah mengalami masa kejayaan pariwisata pada tahun 1980-an, menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi beberapa bangunan tradisional mulai termakan usia dan jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis.

Tantangan utama yang dihadapi adalah pelestarian bangunan yang rapuh dan bagaimana menumbuhkan kembali kecintaan serta pengetahuan budaya di kalangan generasi muda Lingga. Upaya konservasi, seperti yang pernah dilakukan pada beberapa rumah tradisional, sangat penting untuk memastikan Siwaluh Jabu dan situs-situs lain tetap kokoh berdiri, menjadi saksi bisu tingginya peradaban nenek moyang Suku Karo.

Desa Budaya Lingga adalah panggilan untuk kita semua untuk tidak hanya menikmati keindahan arsitekturnya, tapi juga merenungkan kearifan lokal dalam hidup bersama, filosofi dalam setiap ukiran, dan pentingnya menjaga akar budaya di tengah arus modernisasi. Mengunjungi Desa Budaya Lingga adalah sebuah perjalanan kembali ke masa lalu, merasakan denyut jantung tradisi yang masih berdetak perlahan di dataran tinggi Sumatera Utara.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.