melawan boneka kompeni kisah heroik pangeran arya purbaya pewaris semangat jihad sultan ageng tirtayasa - News | Good News From Indonesia 2025

Melawan Boneka Kompeni: Kisah Heroik Pangeran Arya Purbaya, Pewaris Semangat Jihad Sultan Ageng Tirtayasa

Melawan Boneka Kompeni: Kisah Heroik Pangeran Arya Purbaya, Pewaris Semangat Jihad Sultan Ageng Tirtayasa
images info

Melawan Boneka Kompeni: Kisah Heroik Pangeran Arya Purbaya, Pewaris Semangat Jihad Sultan Ageng Tirtayasa


Ketika Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh VOC dengan tipu muslihat pada tahun 1683. Perjuangan Raja Banten ini diteruskan oleh keluarganya salah satunya adalah Pangeran Arya Purbaya.

Pangeran Arya Purbaya merupakan putra dari istri Sultan Ageng Tirtayasa dari Ratu Ayu Gede. Pangeran Purbaya bersaudara beda ibu dengan Abdul Kahar yang kelak mendapatkan gelar Sultan Haji setelah berkuasa.

Ketika menjadi putra mahkota, Sultan Haji ditugaskan mengurus urusan dalam negeri Kesultanan Banten. Di sisi lain, Pangeran Purbaya diberikan tugas untuk mengurus urusan luar negeri dan berkedudukan di Keraton kecil di Tirtayasa.

Ternyata pemisahan itu dimanfaatkan oleh wakil VOC, W Chaeff yang menghasut Sultan Haji untuk mencurigai Pangeran Purbaya. Karena hasutan itu, terjadi persengkongkolan antara Sultan Haji dan VOC.

Pada bulan Mei 1860, Sultan Haji yang terprovokasi akhirnya mengutus perwakilan untuk bertemu dengan Gubernur Jenderal VOC agar mengacuhkannya sebagai penguasa Banten. Hal ini menimbulkan kemarahan dari Sultan Ageng.

Sultan Haji yang mendapat bantuan VOC melakukan kudeta kepada ayahnya dan menguasai Keraton Surosowan pada tahun 1681. Setahun kemudian, terjadi perang antara ayah dengan anak.

Pangeran Purbaya gigih melawan VOC

Karena menganggap Sultan Haji sebagai boneka VOC, Sultan Ageng lalu menunjuk Pangeran Purbaya sebagai pengganti sultan. Pangeran Purbaya dikenal sebagai sosok pemuda yang cerdas, berani dan setia kepada ayahnya.

Pangeran Purbaya dengan gigih membantu perjuangan Sultan Ageng hingga tertangkap dengan siasat licik pada 14 Maret 1683. Pangeran Purbaya berhasil meloloskan diri dan meneruskan perjuangan.

Pangeran Purbaya menyusul Syekh Yusuf yang mempunyai pasukan berjumlah 1000 di antaranya dari Melayu, Bugis, Makassar. Pasukan siap mati ini bergerak menuju Muncang terus ke Lawang Taji (Jasinga) hingga Cirebon.

VOC yang mengetahui rencana itu segera mengirimkan pasukan dipimpin oleh Van Happel ke Cirebon. VOC khawatir kalau-kalau Syekh Yusuf, Pangeran Purbaya dan Pangeran Kidul akan ke Jawa Tengah untuk bergabung dengan pasukan Kartasura.

Pada tanggal 25 September 1683, pasukan Pangeran Kidul bersama pasukan Banten dan Makassar tewas di Padalarang, Syekh Yusuf ditangkap oleh Van Happel yang menyamar sebagai orang Muslim.

Pangeran Purbaya ditangkap

Pangeran Purbaya melanjutkan perjuangannya di daerah Cikalong, Bogor Selatan. Kompeni lalu menggunakan Untung Suropati untuk membujuk Pangeran Purbaya agar mau menyerahkan diri.

Tetapi perundingan ini berakhir pemberontakan karena kelakukan utusan VOC yang melukai Pangeran Purbaya. Untung Surapati yang marah lalu berbalik menyerang tentara Kompeni hingga mereka melarikan diri ke Sukapura.

Pasukan Pangeran Purbaya meneruskan pertempuran di Cikalong pada 28 Januari 1684. Walau Belanda mengalami kekalahan mereka bisa menangkap Pangeran Purbaya ditahan di Sukapura.

Melalui tipu muslihat, Pangeran Purbaya bersedia menyerahkan kerisnya sebagai jaminan agar mau dikirim ke Batavia. Pangeran Purbaya yang awalnya disambut baik di Batavia, lalu ditangkap dan dipenjarakan hingga wafat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.