Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebinekaan, baik dari suku, budaya, agama, maupun nilai-nilai sosial. Kebhinekaan inilah yang menjadi kekuatan dalam menjaga persatuan serta dapat menjadi kekuatan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang muncul, termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
KDRT tidak hanya merusak keharmonisan suatu keluarga, tetapi juga dapat melemahkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa.
Berdasarkan data dari DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah, pada Januari—September 2024, sebanyak 316 atau 56,9% perempuan mengalami kasus KDRT. Data ini merupakan angka kasus yang melapor, sementara data yang tidak melapor tidak diketahui secara jelas. Kemudian, hingga pada bulan September 2025, jumlah KDRT sudah menembus 10.000 kasus nasional menurut Good Stats.
Dalam menghadapi permasalahan ini, pendekatan berbasis budaya dan kearifan lokal menjadi sangat relevan. Kearifan lokal merupakan keunikan tersendiri yang dimiliki oleh suatu wilayah atau negara, termasuk Indonesia. Indonesia memiliki banyak kearifan lokal di dalamnya, khususnya Jawa Tengah. Salah satu kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai inspirasi dalam merespons isu KDRT adalah figur Srikandi dalam budaya pewayangan.
Srikandi dikenal sebagai sosok perempuan tangguh yang ahli memanah dan ikut memimpin pasukan dalam perang Baratayuda. Ia bahkan berhasil menaklukkan Begawan Bisma, salah satu panglima terkuat Kurawa. Kita dapat belajar dari kisah ini bahwa perempuan juga memiliki kemampuan, kekuatan, dan hak untuk mengambil peran penting dalam perjuangan, termasuk melawan berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi.
Keberanian: Srikandi tidak gentar sekalipun dalam menghadapi situasi yang saat itu dianggap hanya dilakukan laki-laki. Tetapi, ia berani tampil sebagai senopati maupun pemanah yang kompeten (detikjogja).
Kedudukan yang Setara: Dalam pewayangan, Srikandi tidak hanya menunjukkan sikap keberanian saja, tetapi juga menunjukkan bahwa wanita juga bisa memiliki peran aktif dalam medan perang yang menjadikan wanita mampu untuk berjuang dan memiliki hak partisipasi serta hak untuk bebas dari kekerasan dan diskriminasi (IDN Times).
Ketegasan dan Pembela Kebenaran: Srikandi yang tegas dan pejuang kebenaran tentunya bisa menjadi inspirasi bagi korban KDRT untuk tidak diam, melainkan tetap berani bersuara dan menuntut keadilan.
Jika Kawan GNFI meneladani nilai-nilai dari tokoh Srikandi, seperti keberanian, kedudukan yang setara, ketegasan, serta semangat membela kebenaran, maka nilai-nilai ini dapat menjadi inspirasi dan juga kekuatan bagi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) untuk berani bangkit dan berjuang untuk diri mereka sendiri.
Melalui semangat Srikandi pula, Kawan GNFI juga dapat turut memperkuat suara para korban dengan menyebarkan kesadaran dan mendorong perubahan sosial yang lebih adil dan manusiawi. Dengan memanfaatkan kekayaan kebinekaan dan kearifan lokal seperti sosok Srikandi, saya dan Kawan GNFI semua diajak untuk dapat berani bersatu melawan KDRT demi memperjuangkan hak-hak korban KDRT dan diskriminasi, serta menegakkan nilai kemanusiaan dan keadilan di Indonesia.
Dalam upaya mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mencegah KDRT, @mersakardis_unity berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui sebuah kampanye sosial. Kampanye ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran publik mengenai dampak KDRT, serta mendorong langkah-langkah yang konkret dalam menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghormati.
Melalui kegiatan edukatif, penyebaran informasi serta dukungan masyarakat, kampanye ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas antar masyarakat dalam menghadapi isu KDRT. Kolaborasi masyarakat menjadi kunci penting untuk menumbuhkan kepedulian, mendorong pelaporan kasus KDRT, serta menciptakan ruang yang lebih aman dan saling menjaga bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News