Desa Tergo, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tengah dikenal sebagai daerah pengrajin daun pandan. Namun pada tahun 2022, mulai muncul inovasi baru yakni dengan memanfaatkan limbah daun nanas. Inovasi ini muncul ketika banyaknya tanaman buah nanas yang ada di perkebunan, sehingga mengakibatkan limbah daun nanas lebih melimpah dibandingkan limbah daun pandan.
Tidak pernah terduga sebelumnya, jika daun nanas yang awalnya dipandang sebelah mata atau sering dianggap sebagai limbah, ternyata bisa menjadi serat kuat untuk anyaman yang indah. Melalui pelatihan anyaman daun nanas dan menjahit tingkat terampil, pengrajin DSA Pattimura Kudus bisa menyulap serat daun nanas tersebut menjadi beragam produk yang berkualitas. Kegiatan ini membangun kolaborasi DSA Pattimura Kudus dengan Koperasi MIWA Pineapple dan pendampingan dari PT. Pertamina Gas Sumatera.
“Karena ada daun nanas yang melimpah, kita inovasikan menjadi kerajinan dari daun nanas itu. Alhamdulillah, disini ada 10 ibu-ibu yang sudah mengikuti menganyam dengan saya, dari bahan anyaman menjadi produk-produk yang nanti kita buat.” terang Suwanto, salah satu warga Desa Tergo, Kudus dalam kutipan berita BeritaSatu.

Sumber: Instagram @rananusa.craftindo
Dari tangan-tangan pengrajin DSA Pattimura Kudus yang kreatif inilah dapat menciptakan beragam karya ramah lingkungan seperti tas, dompet, peci, baju, dan berbagai karya lainnya yang siap bersaing dalam pasar global. Pada ajang Asia World tahun 2023, DSA Pattimura Kudus dengan bangganya bisa menampilkan beragam karya busana ramah lingkungan dengan berbahan dasar serat daun nanas. Kain dengan serat alami ini bukan hanya ringan dan elegan, tetapi juga bermakna sebagai simbol inovasi, keberlanjutan, dan kebanggaan karya lokal.
Pencapaian yang sangat luar biasa ini bisa terwujud juga atas kerjasama dan pendampingan dari Desa Sejahtera Astra. Dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan desa dengan berbagai inovasi pengembangan ekonomi. Pada dasarnya, Desa Sejahtera Astra disusun untuk menjalankan proses yang berkelanjutan dan berfokus pada kesejahteraan masyarakat desa dalam waktu yang panjang. Berkat pembinaannya ternyata bisa mengantarkan kerajinan asal DSA Pattimura Kudus ini tembus ke pasar global dan kini lebih dikenal di berbagai negara luas, seperti China, Malaysia, Singapura, hingga sampai ke Turki.
Tidak kalah membanggakan lagi, DSA Pattimura Kudus dinobatkan sebagai pemenang nasional dalam ajang KBA-DSA Innovation Award 2024, yang bertempat di Hotel The Langham Jakarta, setelah bersaing dengan ribuan peserta yang berasal dari desa-desa yang ada di Indonesia. Penghargaan ini diraih atas inovasinya di bidang pertanian dengan tema “Inovasi Olahan Kopi Muria Intip Pasar Dunia”.
Proses pembuatan serat limbah nanas itu sendiri ternyata tidaklah mudah. Dimulai dari penyortiran daun nanas pilihan, kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian, dan terakhir dijemur di bawah sinar matahari. Setelah proses demi proses itu selesai, baru dilanjutkan proses selanjutnya yaitu pewarnaan. Sehingga harga yang dipasarkan dari kerajinan daun nanas ini berkisar Rp.80.000 sampai Rp.500.000.
Persediaan bahan baku jika sering digunakan juga akan semakin menipis seiring berjalannya waktu. Dengan demikian, guna untuk menyokong bahan baku utama dan pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ), DSA Pattimura Kudus berinisiatif untuk menanam seribu bibit nanas di Kampung Perajin Desa Tergo. Harapan untuk kemajuan dari DSA Pattimura Kudus ini adalah semoga bisa meningkatkan sistem perekonomian masyarakat desa yang ada di lereng Muria. Karena dengan dari sini, menjadikan langkah kecil bagi DSA Pattimura Kudus menuju masa depan yang berkelanjutan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News