mengenal tembung saloka ciri dan contohnya - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Tembung Saloka, Ciri, dan Contohnya

Mengenal Tembung Saloka, Ciri, dan Contohnya
images info

Mengenal Tembung Saloka, Ciri, dan Contohnya


Dalam budaya Jawa dikenal banyak jenis tembung, dua di antaranya adalah saloka dan bebasan. Di artikel ini, Kawan akan diajak mengenal lebih jelas apa itu tembung saloka, ciri, dan contohnya.

Saloka merupakan unen-unen atau ungkapan yang bersifat tetap, tidak dapat diganti susunan katanya. Ungkapan ini digunakan untuk menyampaikan suatu hal dengan perumpamaan.

Pembanding perumpamaannya mayoritas berupa makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan, misalnya kebo, cecak, kemladheyan, dan kacang. Akan tetapi, ada juga yang menggunakan benda mati, misalnya klenthing, dan bale.

Tidak terbatas pada itu, ada juga beberapa tembung saloka yang membuat perbandingan dengan makhluk yang tidak terlihat, bahkan yang merupakan tokoh cerita. Contohnya dhemit dan Baladewa (tokoh wayang). Saloka dapat digunakan di berbagai tindak tutur, seperti menasehati, menegur, dan menyindir.

Ciri-Ciri Tembung Saloka

Tembung saloka memiliki ciri-ciri berikut:

  • bermakna kiasan
  • ungkapannya bersifat tetap
  • mengandung pengandaian atau perumpamaan
  • mengumpamakan manusia dengan hewan, tumbuhan, benda, atau lainnya yang memiliki kesamaan karakteristik
  • memiliki subjek atau jejer.
baca juga

Contoh Tembung Saloka dan Maknanya

 
Tembung SalokaMakna
Kere munggah baleOrang miski yang naik derajatnya
Kacang mangsa ninggal lanjaranKebiasaan anak tidak jauh dari orang tuanya
Idu didilat manehMengingkari apa yang sudah dikatakan
Kebo nusu gudelOrang tua minta arahan pada anak muda
Dhemit ora ndulit, setan ora doyanOrang yang selalu diberi keselamatan, tidak ada yang mengganggu
Krokot ing galengOrang yang sangat miskin
Belo melu setonOrang yang hanya ikut-ikutan tanpa tahu tujuannya
Bathok bolu isi maduOrang rendahan tetapi kaya pengetahuan
Timun mungsuh durenOrang biasa yang bermusuhan dengan orang berkuasa
Tekek mati uluneOrang yang mendapat halangan akibat ucapannya sendiri
Palang mangan tanduranOrang yang merusak kepercayaan yang diberikan padanya
Kebo kabotan sunguOrang yang sengsara karena menanggung beban lebih besar dari kemampuan
Cebol nggayuh lintangOrang kecil yang punya keinginan besar hingga mustahil tercapai
Baladewa ilang gapiteOrang yang kehilangan keluhuran atau kekuatannya
Asu arebut balungOrang yang memperebutkan sesuatu yang tidak seberapa nilainya
Cecak nguntal eloOrang yang memiliki keinginan yang mustahil tercapai
Gagak nganggo laring merakOrang kecil yang gaya hidupnya seperti orang besar

 

Bagaimana Tembung Saloka Dibuat?

Tembung saloka dibuat dengan membandingkan kondisi seseorang dengan hal serupa yang ada di lingkungan sekitar. Contohnya, saloka belo melu seton bermula dari kisah anak kuda (belo) yang terus mengikuti induknya saat latihan perang. Latihan perang ini diadakan di Pura Mangkunegaran, Surakarta setiap Sabtu (seton).

Kejadian anak kuda ini digunakan untuk mengibaratkan orang yang suka ikut-ikutan atau tidak memiliki pendirian karena keduanya memiliki kesamaan. Anak kuda mengikuti induknya tanpa benar-benar memahami arahan dari pelatih kuda.

Demikian pula orang yang hanya ikut-ikutan, mereka seringnya tidak memahami makna dari apa yang mereka lakukan.

Perbedaan Tembung Saloka dengan Bebasan

Perbedaan tembung saloka dan bebasan terletak pada ada tidaknya jejer atau subjek. Tembung saloka umumnya memiliki subjek sedangkan bebasan tidak. Secara sintaksis, saloka berstruktur Subjek-Predikat-(Objek/Keterangan/Pelengkap).

Sementara itu, bebasan hanya berstruktur predikat berupa verba+situasi pembanding. Coba Kawan perhatikan contoh saloka dan bebasan berikut.

SalokaBebasan

Cecak (S) nguntal (P) elo (O)

(Orang yang memiliki keinginan yang mustahil tercapai)

Ngenteni (P) thukule jamur ing mangsa ketiga (situasi pembanding)

(Ibarat menunggu tumbuhnya jamur saat kemarau, kemungkinan terjadinya kecil)

Demikian sedikit penjelasan tentang tembung saloka, ciri, dan contohnya. Masih ada sangat banyak saloka menarik yang tidak tersebut. Tentunya, kekayaan bahasa ini patut Kawan pelajari dan lestarikan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.