Keinginan untuk tampil cantik dan menarik bukan sekadar soal penampilan fisik, tetapi juga tentang bagaimana seseorang ingin diterima, dihargai, dan diakui. Seperti istilah yang akhir-akhir ini kembali marak digunakan, beauty privilege, yaitu keistimewaan dan perlakuan spesial yang didapat karena kecantikan yang dimiliki seseorang.
Orang-orang berlomba menjadi cantik, mereka merelakan uang dengan jumlah yang tidak sedikit untuk melakukan perawatan apa saja demi cantik dan mendapatkan beauty privilege, beranggapan bahwa dengan begini hidup akan lebih mudah.
Tidak ada yang salah dari keinginan itu, namun ditengah derasnya arus globalisasi budaya, makna "cantik" tidak lagi beraroma Nusantara. Cantik tidak lagi menjadi relatif namun menjadi sesuatu yang universal.
Konsep kecantikan yang sebenarnya terbagi menjadi dua paradigma, yaitu paradigma tradisional dan paradigma modern, di mana dalam paradigma tradisional kecantikan disetiap daerah memiliki ciri khas dan kriterianya masing-masing seolah hilang dan tersisa paradigma moderen saja dimana dalam paradigma moderen, kecantikan berpedoman pada aspek-aspek tertentu.
Hal ini tidak lepas dari peranan media sosial yang membawa pengaruh paling besar dalam membentuk aspek-aspek tersebut yang kemudian menggerus paradigma tradisional dan membentuk kesamaan standar kecantikan di Indonesia.
Maraknya budaya asing yang masuk melalui media sosial, salah satunya budaya K-Pop. Para idol K-Pop yang tampil dengan tubuh ramping, kulit putih, hidung mungil hingga ujung wajah berbentuk V membuat sebagian besar perempuan di Indonesia ingin juga tampil cantik seperti idol korea tersebut.
Ditambah dengan beberapa industri kecantikan lokal yang kini turut menggandeng para artis K-Pop sebagai Brand Ambassador mereka membuat masyarakat, yang bahkan tak hanya di Indonesia namun khususnya negara Asia lain mengganggap bahwa kulit terang seperti wanita Korea Selatan merupakan standar kecantikan bagi mereka.
Jika ditinjau dari faktor geologis, Indonesia memiliki iklim yang lebih panas, sehingga masyarakat akan lebih sering terpapar sinar matahari yang mengakibatkan kulitnya menjadi lebih gelap. Hal ini bisa diatasi dengan penggunaan sunscreen ketika beraktifitas diluar ruangan untuk meminimalisir penggelapan kulit.
Namun yang menjadi dampak buruk adalah bagi mereka yang secara ras dan keturunan memang memiliki warna kulit yang cenderung gelap dan memaksa ingin mengubah warna kulit seperti wanita Korea karena terpengaruh iklan tersebut. Beberapa dari mereka bahkan ada yang melakukan suntik putih atau bahkan operasi plastik untuk mengubah struktur wajah.
Hal ini mencerminkan bahwa banyak perempuan Indonesia mulai kehilangan rasa bangga terhadap kecantikan alaminya sendiri. Iklan-iklan yang menonjolkan artis Korea sebagai duta produk lokal seolah menegaskan bahwa cantik berarti harus menyerupai mereka, dengan glass white skin dan V-line jaw-nya. Dengan hal ini tanpa sadar kita telah menyingkirkan kecantikan Nusantara yang hangat, eksotis, dan merepresentasikan jati diri bangsa yang beragam.
Pada akhirnya, standar kecantikan yang terbentuk akibat dominasi budaya K-pop tidak hanya memengaruhi gaya hidup, tetapi juga cara pandang masyarakat terhadap identitas diri. Sudah saatnya masyarakat Indonesia kembali memaknai kecantikan dari sudut pandang yang lebih luas dan berakar pada jati diri bangsa. Pengaruh budaya luar memang tidak dapat dihindari, namun bukan berarti harus menghapus keanekaragaman yang menjadi ciri khas bangsa ini dari bertahun-tahu yang lalu.
Warna kulit dan bentuk wajah tidak seharusnya menjadi tolak ukur kecantikan seseorang. Kulit putih, kuning langsat, sawo matang, hingga gelap, semuanya memiliki keindahan yang setara dan mencerminkan kekayaan genetika serta budaya Nusantara.
Cantik adalah ketika kita mampu menerima dan merayakan segala bentuk keunikan kita, baik bentuk wajah, warna kulit, rambut, bentuk tubuh, semuanya, dengan penuh percaya diri sehingga dari dalam dirinya terpancar semangat kehangatan yang membuat orang disekitarnya merasa aman, nyaman dan juga percaya diri. Hidup pada dasarnya akan lebih mudah ketika kita menjadi diri sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News