Borneo Flasher adalah sekolah pelatihan dan kursus servis handphone (HP) dan smartphone yang mengawali eksistensinya di Kalimantan (Borneo). Kini basis operasional mereka meluas sampai di Jawa Tengah yang dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para calon teknisi profesional dari seluruh Indonesia.
Tangan-tangan andal teknisi Borneo Flasher bekerja apik mereparasi gawai-gawai pelanggan yang tak berfungsi. Kepiawaian mereka pun membuahkan hasil dengan semakin dipercayanya mereka di mata publik.
Menariknya, Borneo Flasher yang bermula dari sekolah kursus memperbaiki ponsel ini kemudian mengikuti Circuit Global Championship (CGC) pada September 2025 lalu. Karena sudah berpengalaman di bidangnya, tim yang diberi nama Tim CPU Indonesia tersebut hanya membutuhkan sehari persiapan saja untuk menjadi juara.
Tamatan SMP
Hal menarik baru-baru ini mengenai Borneo Flasher adalah mereka tidak hanya mengusahakan namanya bergema dari ruang kerjanya semata. Di luar negeri prestasi telah mereka raih dengan menjuarai kompetisi antarteknisi level dunia.
CGC adalah kompetisi memperebaiki gawai yang melibatkan teknisi dari seluruh dunia. Pada 17-18 September 2025, kompetisi ini diadakan di Guanzhou, Republik Rakyat Tiongkok dengan diikuti berbagai negara.
Perwakilan Indonesia sendiri adalah Borneo Flasher yang beranggotakan Rizal Arsyad Dini, Gume, Atnan Mubarok, Diki Arista, dan Gugum Gumilar. Kelimanya sukses keluar sebagai juara dunia setelah mencatatkan sebagai kontestan tercepat memperbaiki ponsel iPhone dengan watu 5 menit 36 detik 91 milidetik.
Pencapaian membanggakan tentu bagi Borneo Flasher mengingat mereka memiliki latar belakang beragam.
“Kami ini banyak yang dari orang-orang yang cuman dulu pengangguran lalu jualan pulsa, ngelihat orang servis kok enak, lalu dapat duit. Atau dia Gojek. Juara dunia kemarin itu tamatan SMP,” kata Rizal Arsyad Dini kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Rizal menambahkan, Borneo Flasher didirikan sebagai sekolah pelatihan teknisi ponsel sejak 2007. Di sekolah itu para calon teknisi diuji keterampilannya untuk menservis ponsel dalm waktu satu bulan saja.
Hasilnya pun terlihat kini. Para teknisi dengan tangan terampil yang sudah terasah meskipun bukan lulusan sarjana bisa sukses bekerja dan berprestasi saat berkompetisi.
“bisa ketemu menteri sekarang. Masyaallah. Bisa jadi teman-teman kita mungkin enggak ada yang sarjana tapi boleh penghasilannya insyaallah di atas sarjana,” ucap Rizal bangga.
Sehari Persiapan
Rizal mengaku mempersiapkan timnya sebelum mengikuti lomba. Karena perlombaan terdiri dari kategori single dan grup, maka tim dibangun kekompakannya dengan sejumlah tes.
Beruntung bagi Rizal, karena timnya sudah dibekali dengan pengalaman jadi hanya cukup sekejap saja melakukan persiapan.
“Sehari. Serba dadakan latihan. Kita briefing aja pembagian tugas,” ucap Rizal dan timnya kompak.
Memaparkan tugas-tugas di perlombaan lantas yang dikedepankan saat latihan tersebut. Menurut Gugum Gumilar, tim harus mengerti tugas masing-masing agar tidak tercipta salah pengertian di tengah perlombaan.
“Konsekuan aja ibaratnya nanti pokoknya kalau mati atau hidup intinya jangan salah-salahan,” ungkap Gugum.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News