Penyimpanan alat laboratorium bukan sekadar formalitas yang dilakukan setelah praktikum atau penelitian selesai. Lebih krusial dari pada itu, tahapan ini merupakan bagian penting dari manajemen laboratorium. Dimana penanganan yang tepat dapat memperpanjang usia alat, menjaga akurasi kalibrasi, dan meminimalkan risiko keselamatan kerja.
Oleh karena itu, diperlukan SOP (Standar Operasional Prosedur) penyimpanan alat laboratorium yang berfungsi sebagai pedoman bagi semua praktisi di bidang terkait seperti teknisi, analis, peneliti hingga mahasiswa praktikum. Dengan adanya SOP yang jelas, setiap pihak memiliki acuan yang sama dalam menjaga kondisi alat dan efisiensi kerja di laboratorium.
Artikel ini menyajikan panduanpenyimpanan alat-alat laboratorium secara terstruktur yang berlaku general untuk semua jenis laboratorium. Tujuannya agar praktisi di bidang terkait dapat memahami prinsip dasar penyimpanan alat lab dan segera menerapkannya atau memperbaiki SOP yang ada.
Prinsip Dasar Penyimpanan Alat Laboratorium
Sebelum menyusun atau memperbarui SOP penyimpanan alat laboratorium, penting untuk memahami prinsip dasarnya terlebih dahulu. Prinsip ini berlaku di semua jenis laboratorium, baik pendidikan, penelitian, maupun industri dan menjadi landasan dari setiap prosedur teknis yang dibuat. Dengan memahami dasarnya, teknisi maupun mahasiswa praktikum dapat lebih mudah menerapkan cara menyimpan alat lab yang benar, bahkan tanpa selalu bergantung pada panduan tertulis. Prinsip-prinsip yang juga masuk kedalam checklist penyimpanan alat lab tersebut yaitu:
1. Prinsip Kebersihan
Prinsip pertama yang harus ditegakkan adalah prinsip kebersihan. Sisa bahan kimia, pelarut atau kelembaban yang tertinggal pada alat-alat laboratorium bisa menyebabkan korosi atau kontaminasi. Oleh karenanya, setiap alat laboratorium harus dibersihkan setelah digunakan agar berada dalam kondisi bersih dan kering sebelum disimpan.
2. Prinsip Proteksi
Prinsip selanjutnya adalah prinsip proteksi dimana harus dipastikan bahwa semua alat terlindungi dari debu, getaran, suhu ekstrem dan kelembaban. Pasalnya, kondisi lingkungan yang buruk dapat memperpendek umur alat atau menurunkan performanya.
3. Prinsip Aksesibilitas
Alat yang sering dipakai sebaiknya disimpan di lokasi yang mudah dijangkau, tetapi tetap aman. Jika aspek ini terwujud, maka prinsip aksesibilitas telah terpenuhi. Hal ini menghindari kesalahan pengambilan atau pemindahan yang bisa menimbulkan kerusakan atau risiko kerja.
4. Prinsip Pengelompokan
Alat-alat lab harus disimpan sesuai jenis, karakteristik material dan fungsinya. Misalnya alat optik terpisah dari bahan kimia korosif atau kaca terpisah dari logam. Pengelompokkan dalam penyimpanan alat lab penting agar organisasi penyimpanan menjadi sistematis.
Prosedur Pra-Penyimpanan (Pre-Storage Checklist)
Sebelum alat kembali ke tempat penyimpanan, ada beberapa prosedur yang harus terpenuhi. Berikut langkah-langkah sebelum menyimpan alat lab yang wajib diterapkan:
1. Pembersihan & Dekontaminasi
Setelah eksperimen atau kegiatan praktikum selesai, alat harus segera dibersihkan menggunakan cleaning agent khusus yang sesuai dengan materialnya. Bilas hingga benar-benar bersih, lalu keringkan secara menyeluruh sebelum disimpan untuk mencegah korosi, jamur, atau kontaminasi silang pada penggunaan berikutnya.
2. Pemeriksaan Fungsi/Kerusakan
Sebelum alat disimpan, lakukan pemeriksaan visual untuk memastikan tidak ada retak, korosi, atau tanda keausan. Pastikan juga setiap komponen masih berfungsi dengan baik. Jika ditemukan kerusakan ringan, segera catat dalam log pemeliharaan agar dapat diperbaiki sebelum alat digunakan kembali.
3. Kalibrasi dan Verifikasi Terakhir
Sebelum alat disimpan, pastikan status kalibrasinya sudah tercatat dengan benar. Untuk alat yang memerlukan kalibrasi ulang, beri penanda khusus atau label peringatan agar mudah diidentifikasi sebelum digunakan kembali.
4. Pendinginan (Khusus Alat Panas/Listrik)
Untuk alat penghasil panas dan menggunakan listrik yang baru dipakai, harus dilakukan pendinginan hingga mencapai suhu ruangan sebelum disimpan. Hal ini bertujuan agar komponen tidak stress akibat perubahan suhu yang ekstrim.
Kondisi Lingkungan Ruang Penyimpanan
Lingkungan penyimpanan memiliki peran penting. Berikut kondisi lingkungan penyimpanan lab yang ideal untuk menjaga kualitas alat:
Suhu
Pastikan alat disimpan pada suhu ruangan yang stabil, umumnya berkisar antara 18–25°C, atau sesuai rekomendasi pabrikan. Suhu ideal ini membantu mencegah perubahan yang dapat mempengaruhi kinerja alat, terutama pada perangkat elektronik atau optik yang sensitif terhadap panas dan kelembaban.
Kelembaban
Pastikan kelembaban relatif (RH) ruangan berada pada kisaran 40–60%. Kelembapan yang terlalu tinggi dapat mempercepat korosi pada logam dan merusak alat sensitif, sedangkan kelembapan yang terlalu rendah bisa memicu penumpukan listrik statis pada peralatan elektronik. Gunakan dehumidifier atau silika gel bila diperlukan untuk menjaga kestabilan kelembapan.
Ventilasi
Pastikan ruang penyimpanan memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mencegah penumpukan uap korosif dan menjaga kualitas udara tetap bersih. Ventilasi yang memadai juga membantu menjaga suhu dan kelembapan tetap stabil, sehingga memperpanjang umur pakai alat laboratorium.
Tata Letak
Rak harus terbuat dari material yang kokoh, dengan alat berat diletakkan di bagian bawah. Hindari paparan sinar matahari langsung dan pastikan rak atau lemari tidak menuntut pengguna menjangkau dengan risiko tinggi.
Manajemen dan Dokumentasi Penyimpanan
Penyimpanan alat yang benar juga membutuhkan manajemen yang rapi seperti:
Sistem Labeling
Setiap alat dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas mencakup nama alat, status (misalnya “Siap Digunakan”, “Perlu Kalibrasi”, atau “Rusak”), dan tanggal terakhir digunakan atau disimpan.
Kartu Riwayat Alat (Log Book)
Selalu perbarui Log Book dengan informasi mengenai penggunaan terakhir, pembersihan, dan kalibrasi. Informasi ini akan sangat membantu dalam pelacakan kondisi dan jadwal pemeliharaan.
Audit Berkala
Lakukan pemeriksaan rutin kondisi alat dan area penyimpanan. Cek apakah label masih terbaca, rak masih stabil, dan kondisi lingkungan penyimpanan masih sesuai. Hasil audit menjadi dasar untuk revisi SOP jika diperlukan.
Memahami dan menerapkan prosedur penyimpanan alat laboratorium dengan benar adalah fondasi bagi operasional laboratorium yang profesional dan aman. Prinsip kebersihan, proteksi, aksesibilitas, serta pengelompokan menjadi pilar utama. Ditambah dengan langkah pra-penyimpanan yang sistematis, kondisi ruang penyimpanan yang tepat, dan manajemen dokumentasi yang rapi, maka SOP penyimpanan alat laboratorium dapat menjadi bagian nyata dari budaya kerja yang efisien dan disiplin.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News