harianto albarr desa bacu bacu - News | Good News From Indonesia 2025

Harianto Albarr, Pemuda Sulsel yang jadi Lampu untuk Masyarakat Desa Bacu-Bacu

Harianto Albarr, Pemuda Sulsel yang jadi Lampu untuk Masyarakat Desa Bacu-Bacu
images info

Harianto Albarr, Pemuda Sulsel yang jadi Lampu untuk Masyarakat Desa Bacu-Bacu


Pada tahun 2008, seorang pemuda setempat bernama Harianto Albarr sedang pulang kampung untuk liburan. Ia kala itu menimba ilmu di Fakultas Kimia di Universitas Negeri Makassar, menjadi calon sarjana pertama di Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Sulsel.

Sebagai informasi, Ampiri di Desa Bacu-Bacu memang salah satu dusun terpencil. Untuk menuju ke sana, aksesnya masih sulit. Dari Makassar, butuh waktu hingga 4 jam ditempuh dengan kendaraan. Tentu saja, selain jauh dari kota dan keramaiannya, listrik pun belum memadai kala itu.

Sebagaimana ‘prestasinya’ yang berkesempatan mengenyam pendidikan lebih tinggi, warga sekitar ‘menagih’ kontribusi Harianto demi kemajuan desa. Hal ini dirasa wajar. Warga memang menitipkan harapan tinggi di pundaknya, putra Ampiri yang pertama kali bersekolah hingga perguruan tinggi.

Nah, Kawan GNFI, karena saat itu desanya memang belum dialiri listrik, dirinya kemudian tercetus untuk mulai mengembangkan ide sederhana, yakni dengan memanfaatkan aliran sungai di kampungnya sebagai sumber energi listrik alternatif. Kebetulan, di sana memang sungai dan alirannya sangat deras.

baca juga

Dengan modal sejumlah uang ‘kecil’, pipa bekas, dan komponen sederhana, proyek awal kincir angin yang digerakkan air. Ini menghasilkan listrik kurang dari 1. 000 watt. Tak cukup besar memang, ‘hanya’ mampu menerangi lampu-lampu dengan kekuatan 5 watt. Namun, itu semua cukup untuk membuktikan konsep bahwa listrik bisa dibangkitkan secara lokal. Tentunya, dengan bantuan dan partisipasi aktif masyarakat.

Setelah tahap awal keberhasilan, Harianto bersama masyarakat setempat menggulirkan proyek yang lebih besar: pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) yang cakupannya lebih luas. Dirinya mendapatkan bantuan dari Kementerian ESDM dan program CSR. Di mana dari sini, dibuatlah PLTMH yang bisa membuat listrik berdaya sampai 100 Kwh dan mampu menjangkau hingga di atas 100 unit di Ampiri.

Dalam laporan ASTRA, disebut bahwa pada tahun 2012 sudah ada pembangkit yang mampu menyuplai kebutuhan listrik rumah tangga di Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu. Desa pun menjadi terang benderang.

Keberadaan listrik sendiri membawa perubahan sosial-ekonomi nyata. Anak-anak bisa belajar malam hari, sekolah dan masjid memperoleh penerangan, serta muncul usaha baru berbasis tenaga listrik seperti kulkas untuk es dan pengolahan hasil pertanian kecil-kecilan.

Melalui lembaga yang dibangunnya, yakni Lembaga Pengembangan Desa Mandiri (LPDM), Harianto memperluas skema pendampingan ke desa-desa lain di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Perjuangan Harianto kemudian mendapatkan pengakuan nasional. Ia menerima apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2012 dalam kategori Teknologi atas kiprahnya dalam menerangi desa-desa terpencil melalui teknologi mikrohidro.

Penghargaan ini bukan hanya semata simbol, tetapi juga menjadi momentum bagi Harianto untuk memperkuat jaringannya, meningkatkan kapasitas teknis, dan menjangkau lebih banyak komunitas yang belum teraliri listrik.

Meskipun banyak capaian, perjalanan ini bukan tanpa hambatan. Misalnya, Mongabay menyebutkan bahwa PLTMH di Ampiri berhenti beroperasi penuh di tahun 2018 karena masalah pengelolaan partisipatif masyarakat.

Masalah semacam partisipasi warga dalam pemeliharaan, pengelolaan teknis, serta keberlanjutan finansial menjadi sorotan penting. 

Harianto menyadari bahwa teknologi hanya bagian dari solusi, faktor manusia dan struktur komunitas yang mandiri itu sangat krusial.

baca juga

Meski demikian, kiprah Harianto patut diacungi jempol. Ia menunjukkan bahwa inovasi lokal memiliki kekuatan transformatif. Ia memulai dari satu desa, dengan sumber daya terbatas, lalu memperluas skema ke banyak desa, menjadi bukti bahwa perubahan bisa bermula dari pemahaman atas potensi lokal.

 

#kabarbaiksatuIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AJ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.