klaster perguruan tinggi 2026 dirilis bukan peringkat tapi panduan kinerja kampus - News | Good News From Indonesia 2025

Klaster Perguruan Tinggi 2026 Dirilis: Bukan Peringkat, tapi Panduan Kinerja Kampus

Klaster Perguruan Tinggi 2026 Dirilis: Bukan Peringkat, tapi Panduan Kinerja Kampus
images info

Klaster Perguruan Tinggi 2026 Dirilis: Bukan Peringkat, tapi Panduan Kinerja Kampus


Hasil klasterisasi perguruan tinggi tahun 2026 telah dirilis Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Hasilnya tertuang dalam Keputusan Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Nomor 0968/C3/DT.05.00/2025 yang diteken pada 28 Oktober 2025. 

Dalam dokumen itu, perguruan tinggi Indonesia kembali dikelompokkan ke dalam empat klaster, yakni Mandiri, Utama, Madya, dan Pratama. Kampus yang belum memenuhi kriteria masuk ke dalam Klaster Binaan, atau pra-kualifikasi. 

“Klasterisasi perguruan tinggi bukan merupakan bentuk pemeringkatan, melainkan mekanisme untuk mengelompokkan perguruan tinggi berdasarkan kinerjanya.” 

Dengan peta ini, pemerintah bisa menentukan dukungan apa yang tepat, mulai dari pendanaan riset, pembinaan, hingga kemitraan.

baca juga

Bagi kampus, klaster ini bisa menjadi alat evaluasi internal dan mendorong kolaborasi lintas klaster. Kampus besar bisa menggandeng kampus dalam klaster lain untuk proyek riset dan pengabdian.

Yang jelas, klaster ini berbeda dengan sistem ranking. Klaster adalah kategori, sedangkan peringkat adalah urutan nilai. Dalam dokumen resmi ditegaskan bahwa hasil klasterisasi digunakan untuk penyusunan peta jalan riset dan rencana strategis nasional. 

Artinya, kampus dalam satu klaster bisa memiliki kekuatan berbeda. Ada yang unggul di publikasi, ada yang kuat di pengabdian masyarakat.

Dalam daftar lampiran klaster, perguruan tinggi diurutkan berdasarkan abjad, bukan berdasarkan nilai atau skor. Jadi urutan dalam daftar tidak berarti peringkat terbaik ke terendah.

baca juga

Penentuan Klaster Diambil dari Data SINTA 2022–2024

Klaster 2026 ini disusun berdasarkan data dari SINTA (Science and Technology Index). platform nasional yang mencatat aktivitas publikasi, sitasi, riset, hingga buku akademik. Data yang dipakai mencakup periode tiga tahun, yakni 2022–2024.

SINTA menjadi basis data kinerja akademik kampus di Indonesia. SINTA mencatat setiap publikasi, proyek riset, buku, hingga kekayaan intelektual. Verifikasi dan validasi dilakukan langsung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) tiap kampus.

Komponen penilaiannya meliputi penulis, afiliasi, artikel, penelitian, pengabdian masyarakat, kekayaan intelektual, serta buku. Penulis berkaitan dengan jumlah dan kinerja dosen peneliti; afiliasi terkait kontribusi institusi dalam publikasi; dan artikel mencakup publikasi terindeks.

baca juga

Daftar Klaster Perguruan Tinggi 2026 

Ada hal menarik dari daftar 2026 bahwa semakin banyak perguruan tinggi swasta yang muncul di Klaster Mandiri dan Utama. Misalnya Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Bina Nusantara, hingga Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Dulu, kampus negeri mendominasi semua aspek publikasi dan penelitian. Kini, kampus swasta mulai masuk kompetisi riset nasional secara konsisten.

baca juga

1. Klaster Mandiri

Klaster mandiri merupakan kategori tertinggi. Beberapa kampus yang termasuk klaster mandiri adalah:

  • Institut Pertanian Bogor
  • Institut Teknologi Bandung
  • Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Universitas Ahmad Dahlan
  • Universitas Airlangga
  • Universitas Andalas
  • Universitas Bengkulu
  • Universitas Bina Nusantara
  • Universitas Brawijaya
  • Universitas Ciputra Surabaya
  • Universitas Diponegoro
  • Universitas Gadjah Mada
  • Universitas Hasanuddin
  • Universitas Indonesia
  • Universitas Islam Indonesia
baca juga

2. Klaster Utama

Klaster utama merupakan tingkatan kedua dengan kinerja riset stabil. Beberapa kampus di antaranya:

  • Institut Bio Scientia Internasional Indonesia
  • Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan
  • Institut Bisnis dan Keuangan Nitro
  • Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia
  • Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
  • Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi
  • Institut Keuangan-Perbankan dan Informatika Asia Perbanas
  • Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional
  • Institut Pariwisata Trisakti
  • Institut Pendidikan Indonesia Garut
  • Institut Pendidikan Stiper
  • Institut Seni Indonesia Bali
baca juga

3. Klaster Madya

Banyak institusi seni, kesehatan, dan teknologi terapan masuk kategori ini. Misalnya:

  • Institut Desain dan Bisnis Bali
  • Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada
  • Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
  • Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah
  • Institut Kesehatan Immanuel
  • Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
  • Institut Kesehatan YARSI Mataram
  • Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
  • Institut Sains dan Bisnis Internasional Singkawang
  • Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya
  • Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
  • Institut Seni Indonesia Padang Panjang
  • Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Institut Seni Indonesia Yogyakarta
baca juga

4. Klaster Pratama

Kategori awal untuk kampus yang masih membangun ekosistem risetnya. Misalnya:

  • IKIP Widya Darma
  • Institut Az Zuhra
  • Institut Batari Toja Bone
  • Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro
  • Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie
  • Institut Bisnis dan Multimedia Asmi Jakarta
  • Institut Bisnis Informasi Teknologi dan Bisnis
  • Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi
  • Institut Bisnis Nusantara
  • Institut Citra Internasional Pratama
  • Institut Cokroaminoto Pinrang
  • Institut Digital Ekonomi LPKIA
  • Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero
  • Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
  • Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin
  • Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
  • Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
  • Institut Informatika Indonesia Surabaya
baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.