pesantren darunnajah jakarta yang pernah digusur karena perluasan kompleks olahraga senayan - News | Good News From Indonesia 2025

Pesantren Darunnajah Jakarta, yang Pernah Digusur karena Perluasan Kompleks Olahraga Senayan

Pesantren Darunnajah Jakarta, yang Pernah Digusur karena Perluasan Kompleks Olahraga Senayan
images info

Pesantren Darunnajah Jakarta, yang Pernah Digusur karena Perluasan Kompleks Olahraga Senayan


Pondok Pesantren Darunnajah yang terletak di Jl. Ulujami Raya No. 86, Pesanggrahan, Jakarta Selatan punya berbagai cerita yang menarik. Salah satunya adalah pesantren tersebut pernah terkena gusur akibat perluasan kompleks olahraga. Kini, dengan lahan wakaf seluas 7,32 hektare, pesantren ini menjadi pusat dari jaringan besar yayasan Darunnajah. 

Perjalanan yang panjang panjang pendirian Pesantren Darunnajah dimulai sejak sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada 1942, KH. Abdul Manaf Mukhayyar mendirikan Madrasah Al-Islamiyah di Palmerah (Jakarta). Madrasah ini lah yang kelak menjadi cikal bakal pesantren. 

Akan tetapi, madrasah tersebut sempat digusur pada 1959 karena ada proyek perluasan kompleks olahraga Senayan alias Gelanggang Olahraga Bung Karno (GBK). Saat itu, mega proyek GBK dipersiapkan oleh Presiden Soekarno untuk menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962. Hal ini dimuat dalam laman resmi Darunnajah.

baca juga

“Tahun 1959 tanah seluas 600 m2 dan madrasah tersebut digusur untuk perluasan kompleks Perkampungan Olah Raga Asian Games, yang sekarang dikenal dengan Gelanggang Olah Raga Senayan.”

Tidak lantas menyerah, para pendiri kemudian mengusahakan tanah wakaf di Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan. Usaha ini merupakan bentuk dari komitmen untuk mewujudkan mimpi mendirikan pesantren yang berdikari. 

Tahun 1961, Darunnajah akhirnya resmi dicanangkan. Dalam agenda rapat di rumah K.H. Abdul Manaf di Palmerah, nama “Darunnajah” dicetuskan oleh Ustadz Aminullah. Pada masa inilah pembangunan mulai dilakukan. 

baca juga

K.H. Abdul Manaf membangun gedung madrasah di atas tanah wakaf. Sementara itu, pengelolaan pendidikan diserahkan kepada Ustadz Mahrus Amin, alumni KMI Gontor yang tiba di Jakarta pada 2 Februari 1961.

Akan tetapi perjalanan tidak mulus. Pendidikan belum bisa berjalan di Ulujami karena berbagai hambatan. Kegiatan pun dipindahkan ke Petukangan, bekerja sama dengan tokoh masyarakat seperti Ustadz Abdillah Amin dan H. Ghozali.

Pada 1 Agustus 1961, Ustadz Mahrus Amin mulai membina Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah dengan 75 murid. Kemudian, tahun 1964, dibuka Tsanawiyah dan TK Darunnajah. Upaya memindahkan kegiatan ke Petukangan pada 1970 tetap belum berhasil. Dua kali percobaan membuka asrama kecil juga tidak berlanjut.

baca juga

Tanggal 1 April 1974, untuk kesekian kalinya para pendiri kembali mencoba mendirikan Darunnajah di Ulujami. Pada masa awal pendirian, santri pertama hanya berjumlah tiga orang. Madrasah Tsanawiyah Petukangan kemudian dipindahkan ke Ulujami agar suasana pendidikan lebih hidup. Saat itu, murid diajak kerja bakti untuk menumbuhkan pesantren.

Pada akhirnya, tahun 1974 lah yang menjadi catatan sejarah awal berdirinya Pesantren Darunnajah. Tiga tokoh menjadi pendirinya, yaitu (Alm) KH. Abdul Manaf Mukhayyar, (Alm) KH. Qomaruzzaman, dan KH. Mahrus Amin.

baca juga

Perkembangan Cabang Pesantren

Seiring waktu, perkembangan Darunnajah semakin pesat. Darunnajah membuka unit pendidikan formal berbagai jenjang, mulai dari TK, SD Islam, TMI (setara MTs/SMA), hingga pada akhirnya mendirikan Universitas Darunnajah. Perguruan tinggi ini secara resmi berdiri 10 Juni 2022 dengan 10 program studi, seperti Teknologi Informasi, Kewirausahaan, Hukum Keluarga Islam, dan lainnya.

Model pendidikan mereka adalah terpadu dengan mengombinasikan antara ilmu agama pesantren (ngaji, tafsir, Al-Qur’an), bahasa (Arab dan Inggris), dan ilmu umum (matematika, sains, dsb). Sekolah dasar Darunnajah misalnya, menerapkan kurikulum lokal + nasional + prinsip Panca Jiwa pesantren.

Panca Jiwa Pesantren adalah nilai dasar yang membentuk karakter santri. Panca Jiwa Pesantren meliputi nilai keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, dan bebas merdeka

baca juga

Darunnajah juga memiliki pondok pesantren cabang. Saat ini, tercatat ada lebih dari 18 pondok pesantren dan lembaga yang berada di bawah Yayasan Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan. Selain cabang utama, Darunnajah juga memiliki pesantren binaan yang jumlahnya cukup banyak. Pada laman cabang Darunnajah disebutkan ada 37 pesantren binaan.

“Saat ini Pondok Pesantren Darunnajah memiliki 20 Cabang dan 66 satuan Pendidikan Yang tersebar di Sumatra, Tangerang, Bogor, Jakarta Dan Serang Banten, dengan jumlah 11.926 santri, dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi.”

Beberapa cabang pondok pesantren dan lembaga di bawah Yayasan Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan, di antaranya:

baca juga

  1. Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
  2. Pesantren Putri Al-Manshur Darunnajah 3 Serang Banten
  3. Pesantren Tsurayya Darunnajah 4 Serang Banten
  4. Pesantren An-Nahl Darunnajah 5 Cikeusik Pandeglang Banten
  5. Pesantren Annakhil Darunnajah 6 Muko-Muko Bengkulu
  6. Pesantren An-Nur Darunnajah 8 Cidokom Bogor
  7. Pesantren Al-Hasanah Darunnajah 9 Pamulang Banten
  8. RA PAUD Darunnajah 10 Jakarta
  9. Pesantren Darunnajah 11 Al-Barokah Seluma Bengkulu
  10. Pesantren Al Harokah Darunnajah 12 Dumai Riau
  11. Pesantren Rabiul Qulub Darunnajah 13 Bogor
  12. Pesantren Nurul Ilmi Darunnajah 14 Serang Banten
  13. Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Darunnajah 15 Bengkulu
  14. Pesantren Darunnajah 16 Lampung
  15. Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Darunnajah 17 Ciomas Banten
  16. Universitas Darunnajah
  17. SD Islam Darunnajah Jakarta
  18. TK Darunnajah Jakarta
baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.