qorry oktaviani konservasi mangrove dalam selembar batik - News | Good News From Indonesia 2025

Qorry Oktaviani, Konservasi Mangrove dalam Selembar Batik

Qorry Oktaviani, Konservasi Mangrove dalam Selembar Batik
images info

Qorry Oktaviani, Konservasi Mangrove dalam Selembar Batik


Lahir di Jambi pada 3 Oktober 1994, Qorry Oktaviani menggeluti dunia biologi di Universitas Andalas (Unand). Saat kuliah lapangan ia pertama kali terkesan dengan keanekaragaman mangrove.

Setelah lulus, ia bekerja sebagai fasilitator di NGO WARSI dan ditempatkan di kawasan pesisir Pangkal Babu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Banyak warga menjadikan hutan bakau sebagai tambak atau bahan bangunan dan belum memanfaatkan potensi ekonomi lainnya.

Berbekal pengetahuan ekologinya, Qorry mendorong masyarakat mengolah hasil laut seperti udang menjadi kerupuk, yang berhasil menaikkan pendapatan warga. Keberhasilan ini membuatnya mencari inovasi lain yang dapat melestarikan mangrove sekaligus memajukan ekonomi pesisir.

Kelompok Batik Mangrove Pangkal Babu

Observasi Qorry menunjukkan bahwa kulit kayu bakau dan buah pidada menghasilkan warna menarik. Bersama ibu‑ibu rumah tangga, ia merintis Kelompok Batik Pangkal Babu pada 2020. Anggota awalnya sekitar sepuluh orang dan kelompok ini terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjung Jabung Barat.

Proses membatik menggunakan peralatan sederhana cap dibuat dari kardus bekas tetapi justru melahirkan motif khas yang merekam pemandangan sehari‑hari pesisir seperti burung bangau, pohon bakau dan bunga pidada.

Pewarnaan dilakukan dengan bahan alam: kulit kayu bakau dan buah pidada serta mangrove Rhizophora dan Sonneratia memberikan nuansa cokelat, abu‑abu, hijau lembut hingga merah kecokelatan.

Kelompok ini telah menciptakan 17 motif batik mangrove dan memproduksi sekitar 35 lembar per bulan. Batik tulis, yang dikerjakan selama hampir tiga minggu, dijual seharga Rp300 –Rp350 ribu, sementara batik cap selesai dalam 2–3 hari dan dijual Rp135 – Rp180 ribu.

Di tingkat lokal, proses membatik memberikan lapangan kerja bagi ibu‑ibu di Pangkal Babu dan menjadi sumber penghasilan tambahan ketika hasil perkebunan seperti pinang sulit dipasarkan. Kelompok ini juga mengekspresikan identitas kampung melalui motif, sehingga kain batik menjadi sarana edukasi yang menjahit cerita tentang ekosistem mangrove.

baca juga

Dampak Ekonomi, Ekowisata dan Penghargaan

Pengembangan batik mangrove tidak hanya mengenalkan pewarna alami, tetapi juga mendorong ekonomi kreatif dan ekowisata. Dengan adanya batik sebagai suvenir khas, wisatawan yang menelusuri hutan bakau Pangkal Babu bisa membawa pulang kain yang menceritakan konservasi.

Data BPS Provinsi Jambi mencatat lonjakan wisatawan domestik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat: kunjungan meningkat dari 25.012 orang pada 2022 menjadi 155.581 orang pada 2023. Kenaikan lebih dari enam kali lipat ini menunjukkan berkembangnya potensi wisata pesisir.

Pemerintah dan masyarakat memanfaatkan momentum tersebut dengan memperbaiki akses dan menghadirkan paket wisata mangrove, sehingga Pangkal Babu menjadi magnet baru.

Upaya Qorry juga mendapat dukungan nasional. Motif batik mangrove telah memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual dari Kemenkumham, menegaskan orisinalitas karya mereka.

Pada 2023, Qorry dinobatkan sebagai penerima Satu Indonesia Awards bidang kewirausahaan atas inovasinya dalam “Konservasi Mangrove dalam Selembar Batik”. Penghargaan ini memacu semangatnya untuk memperluas pasar ke tingkat nasional dan internasional.

Lebih luas lagi, dampak konservasi mangrove terukur. Manfaat hutan mangrove antara lain:

  • Menyediakan habitat bagi ikan dan organisme pesisir
  • Mencegah intrusi air laut, erosi dan abrasi pantai
  • Menjadi sumber makanan bagi biota laut
  • Menyaring lumpur sehingga laut lebih jernih
  • Menyediakan sumber daya perikanan
  • Menyerap emisi karbon dioksida
  • Menjaga kualitas udara

Dengan mempopulerkan mangrove melalui batik, Qorry mengingatkan masyarakat bahwa hutan bakau memiliki nilai ekologis sekaligus ekonomi.

baca juga

Di masa depan, Qorry berharap batik mangrove dapat menembus pasar nasional dan internasional, menjadi ikon Jambi serta media edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir.

Batik ini membuktikan bahwa konservasi dan kewirausahaan bisa berjalan beriringan: selembar kain mampu menyimpan warna alam, cerita budaya, dan harapan baru bagi masyarakat pesisir.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.