dsa sanankerto dari desa sejahtera astra melangkah mewujudkan boon pring sebagai museum bambu berkelanjutan - News | Good News From Indonesia 2025

DSA Sanankerto: Dari Desa Sejahtera Astra Melangkah Mewujudkan Boon Pring sebagai Museum Bambu Berkelanjutan

DSA Sanankerto: Dari Desa Sejahtera Astra Melangkah Mewujudkan Boon Pring sebagai Museum Bambu Berkelanjutan
images info

DSA Sanankerto: Dari Desa Sejahtera Astra Melangkah Mewujudkan Boon Pring sebagai Museum Bambu Berkelanjutan


Rimbun hutan bambu teduh terasa
Angin semilir menyentuh jiwa
Desa Sanankerto sejahtera bersama Astra,
Boon Pring lestari berkelanjutan harapan kita

Saat Kawan GNFI membaca pantun itu, kita bisa membayangkan suatu hutan bambu yang asri dan memberikan rasa damai. Rasa bangga kita juga tergugah, saat Desa Sanankerto dengan pembinaan Astra, bisa menjadikan ekosistem Boon Pring yang unik menjadi lestari dan berkelanjutan.

Istimewanya Boon Pring di Desa Sejahtera Astra Sanankerto

Boon Pring Andeman, sebuah destinasi ekowisata di Desa Sanankerto-Malang, memadukan keindahan alam, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat. Kawasan yang terletak di kaki Gunung Semeru tersebut dikenal dengan rimbunnya hutan bambun, waduk alami yang berasal dari enam sumber mata air, serta suasana yang sejuk dan menenangkan. Keberadaan Boon Pring menjadi istimewan di Desa Sanankerto, desa ini telah menjelma menjadi Desa Sejahtera Astra (DSA) sejak 2019 dan memperoleh pengakuan untuk keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengelolaan ekowisata berbasis bambu (Medcom, 2019; Astramagz, 2021). Reputasi tersebut semakin mendunia setelah meraih ASEAN RDPE Leadership Award 2022, sehingga menjadikan contoh desa wisata / program desa binaan yang berhasil secara nyata menjadi desa berdaya dengan akar lokal yang kuat (Kompas, 2022).

baca juga

Potensi Keanekaragaman Bambu di Boon Pring

Boon Pring memiliki kekayaan hayati bamboo yang terdiri dari 100 varietas dari sekitar 35 spesies. Keanekaragaman tersebut menjadi daya tarik para wisatawan, mereka dapat menikmati kekhasan Boon Pring karena setiap varietas bambu ditanam berkelompok sehingga membentuk zona-zona rimbun yang sejuk sekaligus menjadi habitat bagi satwa lokal (Mongabay, 2021; ANTARA, 2022). Beberapa spesies yang tercatat khas di Boon Pring antara lain:

  1. Bambu Petung (Dendrocalamus asper) –berukuran besar, dipakai bahan bangunan dan konstruksi.
  2. Bambu Ori (Bambusa arundinacea) – kuat dan lentur, digunakan bahan perabot rumah tangga.
  3. Bambu Ampel (Bambusa vulgaris) – banyak ditemui di Jawa, digunakan untuk pagar hidup dan bahan kerajinan.
  4. Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea) – berwarna kehitaman, bahan kerajinan dan alat musik tradisional.
  5. Bambu Apus (Gigantochloa apus) –dimanfaatkan untuk bahan kerajinan anyaman (tikar, besek, keranjang).
  6. Bambu Tali (Gigantochloa atter) –digunakan bahan bahan tali atau tiang ringan.
  7. Bambu Cendani (Phyllostachys aurea) – berdiameter kecil, dipakai bahan perlengkapan rumah tangga.
  8. Bambu Betung Dendrocalamus asper)– jenis langka dengan batang berwarna lebih gelap cenderung hitam, digunakan sebagai tanaman konservasi serta estetika.

Kebun bambu_Wikimedia Commons_kallerna

baca juga

Semangat Melangkah Mewujudkan Museum Bambu Berkelanjutan

Keanekaragaman bamdu di Boon Pring berpotensi besar untuk mewujudkan Museum Bambu yang dapat dirancang sebagai ruang pamer dan laboratorium hidup yang mengintegrasikan konservasi, pendidikan, penelitian, dan wisata. Hal itu dapat menjadikan Boon Pring sebagai ruang belajar terbuka yang menyertakan masyarakat, akademisi, hingga wisatawan (Mongabay, 2021; ANTARA, 2022).

Keberadaan Museum Bambu nantinya akan dapat membantu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dari sisi ekologi, penelitian menunjukkan bambu memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap karbon, menjaga kualitas tanah, dan melestarikan sumber air (Qin et al., 2025). Hal ini selaras dengan SDG 13 (Aksi Perubahan Iklim) dan SDG 15 (Ekosistem Darat). Dari aspek sosial-budaya, bambu menyimpan nilai kearifan lokal seperti hasil penelitian tentang masyarakat Cijambu, Sumedang yang menunjukkan pentingnya pengetahuan tradisional dalam menjaga keberlanjutan bambu (Firmansyah et al., 2024). Selain itu, museum bambu juga dapat menjadi sarana pendidikan lintas generasi yang mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan).

Bambu ternyata juga membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi hijau. Studi terbaru menunjukkan rantai nilai bambu menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat industri kreatif lokal, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga desa (Kassa et al., 2024; Alemu et al., 2024). Inovasi pemanfaatan bambu berkembang ke ranah teknologi, mulai dari bahan konstruksi ramah lingkungan hingga produk komersial berkelanjutan (Singh et al., 2025). Kolaborasi seperti itu diharapkan menjadikan ecowisata sebagai ruang perjumpaan antara tradisi, ilmu pengetahuan, dan keberlanjutan global (UNDP, 2020). Yuk kawan GNFI, kita dukung usaha ini dengan melalui keberlanjutan program DSA dan kolaborasi berbagai pihak terkait, Museum Bambu Boon Pring berpotensi menjadi pusat inovasi bambu di Asia Tenggara.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

UF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.