intip 5 pencapaian moncer indonesia di sidang umum unesco apa saja - News | Good News From Indonesia 2025

Intip 5 Pencapaian Moncer Indonesia di Sidang Umum UNESCO, Apa Saja?

Intip 5 Pencapaian Moncer Indonesia di Sidang Umum UNESCO, Apa Saja?
images info

Intip 5 Pencapaian Moncer Indonesia di Sidang Umum UNESCO, Apa Saja?


Indonesia mencatatkan sejumlah capaian membanggakan di UNESCO. Sejak bergabung dengan organisasi yang fokus pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan komunikasi tersebut pada 27 Mei 1950, Indonesia telah mencatatkan berbagai prestasi di kancah dunia.

Sudah ada banyak inskripsi Indonesia yang diakui oleh UNESCO, mulai dari Warisan Budaya Dunia, Warisan Budaya Tak-benda, Warisan Alam Dunia, dan sebagainya. Selain itu, Indonesia juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan dan mengusulkan resolusi yang kemudian diadopsi UNESCO.

Dalam Sidang Umum ke-43 UNESCO, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mencatatkan lima capaian Indonesia di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, komunikasi, dan budaya. Ada apa saja?

Pencapaian Indonesia di UNESCO

Menyadur dari Kemlu RI, berikut adalah daftar peran dan pencapaian Indonesia di UNESCO:

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO

Panggung Sidang Umum UNESCO ke-43 pada Selasa (4/11/2025) lalu membawa sebuah kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Bagaimana tidak, bahasa Indonesia akhirnya resmi dipakai dalam helatan Sidang Umum UNESCO.

Merangkum dari situs resmi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), pengusulan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang sudah mulai dilakukan sejak 2022. Kemudian, pada 23 Maret 2023, Indonesia resmi mengirimkan proposal nominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO.

Setelahnya, mulai dilakukan pertemuan-pertemuan intens yang membahas hal tersebut, hingga resmi ditetapkan sebagai bahasa ke-10 Sidang Umum UNESCO di tahun yang sama. Dua tahun pasca-penetapan itu, bahasa Indonesia akhirnya ‘debut’ di helatan Sidang Umum ke-43 UNESCO.

baca juga

2. Indonesia terpilih sebagai anggota komite MOST UNESCO

Indonesia terpilih sebagai salah satu anggota komite Management of Social Transformation (MOST) UNESCO. Program ini berfokus pada penguatan peran ilmu-ilmu sosial dalam merumuskan kebijakan publik dan menjembatani riset akademik dengan pengambil keputusan di tingkat pemerintah.

Keanggotaan Indonesia di Dewan MOST tentu ikut memperkuat posisi Indnesia sebagai negara yang tak hanya kaya dari segi budaya, tetapi juga aktif dan serius dalam mengembangkan kebijakan yang berbasis pengetahuan ilmiah.

3. Terpilih sebagai Anggota Dewan Eksekutif IOC UNESCO

Kiprah Indonesia di kacah dunia makin menter dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan Eksekutif dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO atau IOC UNESCO. Indonesia terpilih untuk periode 2025-2027.

Keberhasilan ini menegaskan peran penting Indonesia sebagai negara maritim dalam pengetahuan dan tata kelola kelautan. Lebih lanjut, bersama dengan negara lainnya, Indonesia akan terus berkomitmen untuk mengelola laut dengan lebih berkelanjutan, agar masa depan laut lebih sehat dan lestari.

4. Peringatan 400 tahun kelahiran Syekh Yusuf Al Makassari pada 2027

Sidang Umum UNESCO turut mengukuhkan peringatan 400 tahun kelahiran ulama kondang asal Sulawesi, Syekh Yusuf Al Makassari, di tahun 2027 nanti. Mendiang Syekh Yusuf merupakan tokoh agama yang membantu menyebarkan Islam hingga ke Afrika Selatan.

Sebelumnya, pada 2023, arsip Syekh Yusuf pernah diajukan untuk ditetapkan sebagai Memori Dunia UNESCO. Di Indonesia sendirim arsip Syekh Yusuf tersimpan rapi di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Tak hanya itu, arsipnya juga disimpan di Arsip Nasional Belanda, Perpustakaan Universitas Leiden, sampai Arsip Nasional Sri Lanka.

5. Idul Fitri dan Idul Adha jadi hari besar di UNESCO

Indonesia mengusulkan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai dua dari sekian hari besar yang diakui di lingkungan UNESCO. Usulan ini disponsori oleh Indonesia dan didukung oleh 30 negara lainnya.

Dengan pengakuan pada hari raya keagamaan milik orang Islam itu, artinya UNESCO tidak akan mengadakan pertemuan resmi di dua hari raya tersebut.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.