Pasir pink selalu memikat wisatawan karena warnanya yang langka dan tampak begitu menonjol di antara pantai lain. Warna unik ini membuat banyak orang penasaran, terutama tentang apa yang membuat pasirnya berbeda dari pantai berpasir putih atau hitam. Tak heran jika Pantai Pasir Pink menjadi salah satu destinasi yang banyak dicari.
Kenapa Pasir Pink Bisa Terbentuk?
Pink Beach dikenal sebagai salah satu pantai terindah di dunia karena pasirnya yang berwarna merah muda dan begitu memikat wisatawan. Di Balik kilau merah muda terdapat proses ilmiah yang menarik dan alami, sehingga menghasilkan pemandangan yang jarang ditemukan di tempat lain. Fenomena ini tidak hanya menambah daya tarik Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, tetapi juga menunjukkan betapa kayanya kekayaan alam Indonesia.
Peran Mikroorganisme Foraminifera
Salah satu faktor utama terbentuknya pasir pink adalah keberadaan mikroorganisme laut bernama foraminifera. Organisme ini memiliki cangkang berpigmen merah atau oranye, dan ketika mati cangkangnya hancur menjadi serpihan kecil. Menurut penjelasan ilmiah yang dikutip Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, serpihan cangkang foraminifera inilah yang memberi warna pink saat bercampur dengan pasir putih. Warna merah dari pigmen mereka menjadi dominan saat terakumulasi dalam jumlah besar.
Campuran Serpihan Karang Merah
Selain foraminifera, warna pink juga berasal dari pecahan karang berwarna kemerahan. Karang ini biasanya mengalami erosi akibat ombak, sehingga terpecah menjadi partikel halus. Serpihan karang merah memiliki peran kuat dalam mempertebal rona merah muda di beberapa pantai Indonesia. Ketika bercampur dengan pasir kalsium karbonat, warna yang muncul menjadi merah muda cerah.
Material Kalsium Karbonat dari Kerang dan Biota Laut
Faktor tambahan yang memperkuat warna pink adalah kandungan kalsium karbonat dari cangkang kerang dan biota laut lainnya. Menurut FPK UNAIR, partikel kalsium karbonat bertindak sebagai dasar warna putih yang kemudian “ditimpa” pigmen merah dari foraminifera atau karang. Kombinasi ini membuat warna yang muncul menjadi lembut dan unik. Efek visualnya semakin terlihat saat sinar matahari mengenai permukaan pasir.
Proses Alam Jangka Panjang
Proses terbentuknya pasir pink bukanlah hal instan, melainkan hasil akumulasi dari ribuan tahun. Ombak, arus laut, dan aktivitas biota laut terus memecah karang dan organisme menjadi partikel mikro. Campuran partikel itulah yang kemudian menumpuk di pesisir dan memberikan warna khas. Tanpa kondisi alam yang stabil, proses ini tidak akan menghasilkan warna pink yang konsisten.
Apakah Pasir Pink Bisa Hilang?
Pasir pink sebenarnya dapat memudar dan berubah warna karena beberapa faktor alam. Ombak besar atau arus laut kuat bisa “mengangkut” serpihan karang dan foraminifera kembali ke laut. Hal ini menyebabkan jumlah partikel berpigmen berkurang di garis pantai. RRI mencatat bahwa perubahan cuaca ekstrem dapat membuat warna pantai tampak lebih pucat pada waktu tertentu.
Selain itu, tingkat pencahayaan sangat mempengaruhi tampilan warna pasir pink. Pada siang hari saat matahari terlalu terik, warna merah muda sering kali terlihat lebih samar. Namun pada pagi atau sore hari, warna pink biasanya muncul lebih jelas karena sudut cahaya lebih rendah dan lembut. Meski bisa berubah-ubah, pasir pink tidak benar-benar hilang selama ekosistem karang di sekitar pantai tetap sehat.
Ancaman terbesar justru datang dari aktivitas manusia. Pengambilan pasir sebagai suvenir, wisata yang tidak terkendali, dan kerusakan terumbu karang dapat mengganggu proses pembentukan pasir pink. Jika ekosistem karang menurun, pasokan partikel merah yang membentuk pasir juga akan berkurang. Karena itu konservasi menjadi kunci menjaga fenomena langka ini tetap lestari.
Waktu yang Tepat Melihat Pasir Pink di Indonesia
Waktu terbaik untuk menikmati warna pink secara maksimal adalah pagi hari dan sore hari. Pada waktu ini sinar matahari mengenai pasir dengan sudut rendah, sehingga warna merah dari foraminifera lebih tampak. Pantulan cahaya yang lembut membuat rona pink terlihat lebih pekat dan natural. Banyak fotografer memilih waktu-waktu ini untuk menangkap keindahan Pantai Pasir Pink.
Musim kemarau juga menjadi pilihan ideal karena ombak cenderung tenang. Ketika ombak lebih stabil, partikel karang merah tidak mudah terbawa arus dan cenderung “mengendap” di garis pantai. Hal ini membuat warna pink lebih konsisten sepanjang hari. Sebaliknya, pada musim hujan warna bisa tampak lebih redup karena ombak besar mengaduk pasir.
Beberapa pantai pink populer di Indonesia berada di Pulau Komodo (NTT) dan Lombok Timur (NTB). Keduanya menjadi destinasi favorit wisatawan karena memiliki kondisi alam yang relatif stabil. Jika berkunjung saat cuaca cerah, peluang melihat warna pink yang kuat akan lebih tinggi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News