"Data adalah bahasa zaman. Tapi hanya yang mampu memvisualisasikannya yang bisa membuat dunia benar-benar memahami maknanya," kata Iip M. Aditiya, Head of GoodStats, saat peluncuran buku Visualisasi Data: Dari Angka Menjadi Cerita, Selasa (11/11/2025).
Jika Kawan masih anti dengan angka, visualisasi adalah cara yang tepat untuk memahami data. Visualisasi data adalah teknik mengubah angka atau tabel menjadi bentuk visual agar lebih mudah dipahami. Bentuknya bisa berupa grafik, diagram, peta, atau infografik.
Dengan visual, Kawan tidak perlu membaca angka satu per satu. Kawan cukup melihat pola dan hubungan antar data dengan sajian yang menarik.
Iip menekankan bahwa data tidak harus dingin atau kaku.
“Ketika data dikisahkan dengan jujur dan berwarna, ia tak lagi dingin seperti angka, ia hidup, berbicara, bahkan menginspirasi,” katanya.
Apa Uniknya Buku Ini?
Buku Visualisasi Data: Dari Angka Menjadi Cerita menawarkan panduan lengkap tentang bagaimana sebuah data bisa tampil menarik, mudah dipahami, dan punya dampak emosional bagi pembacanya. Data tidak hanya disajikan sebagai angka, tetapi menjadi sebuah cerita yang memiliki pesan dan konteks.
Keunikan buku ini terletak pada pendekatannya yang tidak berhenti pada aspek teknis. Visualisasi data memang menjadi fondasi, tetapi penulis juga menekankan pentingnya storytelling serta etika dalam menyampaikan informasi.
Etika ini penting karena menjadi penentu apakah data digunakan secara bertanggung jawab. Oleh karena itu, buku ini menjadi rujukan penting bagi praktisi komunikasi, akademisi, hingga pembuat kebijakan yang ingin menggunakan data sebagai alat persuasi maupun edukasi.
"Buku ini hadir sebagai panduan praktis. Di dalamnya, pembaca akan menemukan penjelasan mengenai dasar-dasar visualisasi data, ragam model infografis, kaidah desain yang efektif, hingga contoh nyata yang bisa langsung dipraktikkan," imbuh Iip.
Dr. Muchammad Romzi dari BPS menggarisbawahi hal ini. Ia mengatakan publik dapat merasakan unsur eye-catching, mind-catching, dan heart-catching dari visualisasi data yang dibahas dalam buku tersebut.
"Dari buku ini, kita bisa membuat user merasakan ada eye-catching, mind-catching, dan heart-catching (dari visualisasi data), itu dikupas habis di sini," tutur Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik BPS Dr. Muchammad Romzi.
Menangkal Hoaks Lewat Kemampuan Literasi Data
"Kalau ilmu cuma dipahami segelintir orang, bagaimana bisa mengubah dunia?" tegas CEO Bitread, Anita Hairunnisa.
GoodStats yang merupakan bagian dari Good News From Indonesia menjadikan peluncuran buku ini sebagai bentuk komitmen memperkuat literasi data. Dalam era seperti saat ini di mana informasi beredar sangat cepat, kemampuan membaca dan memverifikasi data menjadi penting.
GoodStats hadir menyajikan informasi dengan pendekatan data dan angka agar lebih menarik sekaligus mudah dipahami. GoodStats mendorong masyarakat muda Indonesia lebih dekat dengan data dan menggunakan data dalam berbagai aktivitas, baik akademik, sosial, maupun publik.
Dengan konten-kontennya, GoodStats mengajak masyarakat untuk lebih melek data. Ini lah yang disebut sebagai jurnalisme data.
Jurnalisme data bekerja dengan memeriksa kebenaran angka-angka tersebut. Ia memverifikasi apakah sebuah klaim statistik sesuai dengan sumber resminya. Ia juga memberi konteks, sehingga data tidak disalahartikan. Dengan pendekatan ini, jurnalis dapat membongkar narasi menyesatkan yang tersebar luas di ruang digital.
Melalui kemampuannya menyaring data yang valid, jurnalisme data berperan sebagai filter penting bagi publik.
Keberhasilan GoodStats menyajikan data melalui unggahannya membuat Iip ingin bergerak lebih. Ia tidak hanya ingin masyarakat mengonsumsi data, tetapi juga unggul dalam mengolah data.
"Dengan memahami dan menguasai infografis, kita tidak hanya belajar mengemas informasi, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih melek data," tegas Iip.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News