Kawan GNFI, mengingat Indonesia memiliki hubungan bilateral dengan Palestina, ada baiknya kita membahas sebuah seri novel lokal yang membahas keluarga dan individu Palestina. Seri Nyala Semesta karya Farah Qoonita bisa menjadi pertimbanganmu.
Farah Qoonita atau yang sering disapa dengan nama Teh Qoon merupakan seorang aktivis Palestina yang aktif dalam organisasi Solidarity of Muslim for Al-Quds Retaken 171 atau SMART 171.
Dikutip dari situs SMART 171, Farah Qoonita adalah pemimpin proyek SMART 171 dan penulis beberapa buku pengembangan diri seperti Bertemu Dewasa, Seni Tinggal di Bumi, dan Si Takut, Cemas, dan Sedih.
Seri Nyala Semesta adalah salah satu karyanya, terdiri dari dua novel: Nyala Semesta yang bertemakan tragedi satu keluarga Palestina dan 24 Jam yang membawa kita pada ancaman pengeboman Kompleks Masjid Al-Aqsa di Tepi Barat, Palestina, dalam waktu 24 jam.
Jadi, apa saja yang perlu Kawan tahu mengenai kedua novel ini? Mari kita bahas bersama!
Nyala Semesta: Tragedi Keluarga Hamad di Palestina
Nyala Semesta, novel pertama Seri Nyala Semesta, mengisahkan kehidupan Keluarga Hamad di Palestina. Dicetak pertama kali oleh Kanan Publishing pada tahun 2020, novel ini mengisahkan Keluarga Hamad yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan fokus utama pada anak-anak Keluarga Hamad: Mushab, Yusuf, Hassan, dan Maryam.
Dalam Keluarga Hamad, terdapat si sulung Mushab yang berhasil mendapat kesempatan berkuliah ke Turki. Lalu, ada Yusuf yang bekerja sebagai supir ambulans, selalu bersama Hassan yang bercita-cita jadi jurnalis Palestina. Si bungsu, Maryam, tinggal bersama ibunya, Hanah. Ayah mereka, Khalid, adalah salah satu petinggi pasukan perjuangan Palestina.
Masing-masing anggota Keluarga Hamad, sebagaimana warga Palestina lainnya, menghadapi beragam masalah. Kawan GNFI nanti akan menemukan bagaimana setiap anggota keluarga menghadapi masalah mereka dan masing-masing memberikan pelajaran religius tersendiri mengenai menghadapi cobaan.
Kelebihan utama dari Nyala Semesta adalah penekananan kisahnya pada pesan moral di balik setiap masalah yang dihadapi Keluarga Hamad.
Kawan akan menemukan bagaimana, misalnya, Pak Khalid belajar kesabaran di balik penjara Israel atau bagaimana Maryam mempelajari pentingnya kesederhanaan hidup dan hubungannya dengan pembebasan Palestina melalui ibunya, Hanah.
Namun, di balik kelebihannya yang menonjolkan sisi religius Islam, Nyala Semesta terkadang memiliki sedikit masalah salah ketik di dalamnya. Salah satu contohnya adalah nama organisasi Mista'riviendi mana nama yang seharusnya adalah Musta'ribin dalam bahasa Arab atau Mista'arvim dalam bahasa Ibrani.
Perlu diingat, Nyala Semestaadalah novel thriller-aksi yang didasarkan pada keadaan faktual Palestina, tepatnya pada tahun 2014 dan 2019. Jadi, Kawan mungkin akan menemukan beberapa adegan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan di dalamnya.
Walaupun memiliki sedikit kekurangan dalam hal salah ketik, novel ini bisa menjadi bacaan yang tepat bagi Kawan untuk memahami salah satu tragedi di Palestina.
24 Jam: Ancaman Bom di Bawah Kompleks Masjid Al-Aqsa
Sementara Nyala Semestafokus pada sebuah keluarga Palestina yang menghadapi beragam masalah hidup dengan pelajaran religius di dalamnya, 24 Jam mengisahkan penemuan bom di bawah Kubatus Sakhra atau Dome of the Rock oleh seorang syekh (pemuka agama Islam).
Bom tersebut direncanakan akan meledak dalam waktu 24 jam dan dipasang oleh kelompok Zionis radikal Israel, Kuil Ketiga.
Fokus utama pada novel ini adalah sekelompok orang dalam gerakan perjuangan Palestina, berusaha mencegah bomnya meledak.
Dalam novel ini pula, Kawan akan bertemu salah satu tokoh dari Keluarga Hamad di Nyala Semesta yang sekarang bekerja sebagai 'teknisi ahli menjinakkan bom'.
Dibandingkan novel sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh penulis jauh lebih mendalam. Dari penggunaan senapan serbu pasukan Israel, realitas sebagian warga Palestina terpaksa bekerja menjadi kuli bangunan di Israel. Bukan hanya demi menyambung hidup. Namun, juga terus berjuang demi kemerdekaan Palestina, hingga sejarah singkat tokoh-tokoh Islam yang berhubungan dengan Palestina.
Walau masih ada sedikit salah ketik di dalam novelnya serta hubungan antara novel ini dengan Nyala Semesta baru muncul setelah membaca setengah bukunya, 24 Jam jauh lebih berkembang dari novel sebelumnya dari segi isi penjelasan sejarah Islam di Palestina serta jalan cerita dengan jumlah tokoh yang sedikit lebih kompleks.
Sama seperti Nyala Semesta, novel ini mungkin bukan untuk semua orang mengingat genrenovelnya bersifat aksi-thriller.
Singkatnya, kedua novel ini berhak mendapat nilai 9 dari 10 untuk riset dan nilai religiusitasnya yang kuat. Jika Kawan ingin memahami realitas masyarakat Palestina sambil membantu penulis dalam negeri, seri buku ini tepat untuk Kawan sekalian.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News